Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Buku Dari Toboali untuk Indonesia Bersih

17 Agustus 2017   18:16 Diperbarui: 17 Agustus 2017   18:41 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Apa yang sudah kita perbuat untuk negera tercinta yang bernama Indonesia ini? Sebuah pertanyaan yang amat klasik yang selalu datang menghampiri kita warga negeri indah dan cinta damai ini. Terkardinal saat perayaan Hari Kemerdekaan. Diksi ini seolah selalu terulang dan terulang sebagi bentuk pengingatan terhadap semua elemen bangsa Indonesia. Tak terkecuali saya yang tinggal di Toboali Bangka Selatan.

Sebuah buku bertajuk " Pada Suatu Malam Dikamar Nomor 1 Blok 1 yang saya luncurkan saat perayaan Hari Buku Sedunia di komunitas Rumah Dunia, Ciloang, Serang, Banten april lalu telah memfaktakan kepada semua penghuni negeri yang berdiam diri dari Miangas hingga Rote, bahwa saya yang bertempat tinggal di Toboali, Bangka Selatan, Bangka Belitung telah memberi warna bagi setitik embun yang terbentang dari Sabang sampai Mearuke bahwa saya ingin berbuat untuk tanah air saya yang amat kucintai ini.

Buku kumpulan cerpen terbitan Guepedia itu merupakan buku kumpulan cerpen yang berisikan tentang aksi purba moral koruptor dan korupsi yang menjadi musuh bersama kita semua sebagai anak bangsa. Lewat buku saya berusaha untuk memberikan sesuatu bagi tanah tumpah darah saya yang bernama Indonesia bahwa sebagai anak bangsa kami terus berbuat dan berbuat sesuatu untuk membangun peradaban moral bangsa sesuai dengan kapasitas saya sebagai penulis dari Kota Toboali.

Kendati buku kumpulan cerpen itu masih jauh dari harapan, saya merasa telah memberikan setitik sumbangsih buat tanah air kami Indonesia untuk melawan korupsi dan penggiatnya yang bernama koruptor agar segera angkat kaki dari tanah air kami yang diperjuangkan dengan airmata dan darah oleh para pejuang bangsa ini dengan penuh keikhlasan dan tanpa pamrih hanya untuk memartabatkan bangsa ini sebagai bangsa yang merdeka dan bebas dari imperialisme bangsa lain.

Lewat buku kumpulan cerpen Pada Suatu Malam Dikamar Nomor 1 Blok 1, saya ingin berbuat buat sesuatu walaupun nilainya amat kecil seperti partikel atom, bahwa saya, kami dan kita semua sebagai warga Indonesia ingin berbuat dan berbuat untuk tumpah darah kami yang bernama Indonesia dengan menuliskan dan menarasikan kepada seluruh penduduk negeri ini mari kita lawan korupsi dan para penggiatnya hingga titik darah penghabisan. Mereka, para koruptor harus tahu bahwa seluruh penduduk negeri ini amat membenci mereka dan terus melawan mereka tanpa ampun. Koruptor bersih dari tanah air kami adalah cita-cita semua warga bangsa Indonesia.

Menyumbangkan pemikiran lewat buku kumpulan cerpen " Pada Suatu Malam Dikamar Nomor 1 Blok 1 " adalah bentuk kongrit saya untuk negeri tercinta ini. Hanya lewat buku saya berbuat. Hanya lewat dunia tulis menulis saya ingin mengecat warna bangsa ini. Dengan kuas bernama buku saya sebagai penduduk negeri yang Ripah Loh Jinawi ini membayar hutang kebaikan yang telah ditebrkan Indonesia kepada saya sebagai warganya. Lewat catatan cerita pendek dalam buku sastra itu saya ingin membalas dosa saya kepada Indonesia yang telah memberikan saya hidup yang aman, nyaman, damai dan penuh kerukunan ditengah kebhinekaan yang menjadi simbol bangsa ini.

Sudah terlalu banyak yang saya nikmati dari Indonesia. Dan sudah tak terhitung begitu banyak kebahagiaan yang saya nikmati dari Indonesia. sudah terlalu banyak dan banyak yang tak akan tertampung dalam bentuk tulisan dan lisan untuk diceritakan dan terceritakan. Indonesia sudah terlalu banyak membagi kenikmatan buat saya sebagai warganya. Dan lewat buku kumpulan cerpen itu saya ingin membahagiakan Indonesia yang kini sudah semakin menua.

Dan Insya Allah, bulan depan saya aan melauncing buku kumpulan cerpen dengan judul " Mereka Bilang, ayahku koruptor " yang pernah diuat di blog Kompasiana tercinta ini. 15 cerpen tentang koruptor dalam berbagai dimensi dan aspeknya ada dalam buku terbitan Gong Publising Serang Banten itu.

Untuk Ibu Pertiwi, hanya itu yang baru bisa saya sebagai anakmu perbuat untukmu. Walaupun saya yakin engkau takkan pernah meminta balasan kebaikan dari saya, kami para penghuni tubuhmu yang amat molek dan penuh dengan limpahan rezeki yang engkau keluarkan dari perutmu untuk kebahagian kami sebagai penghuni bumi Indonesia ini.

Semoga buku yang saya buat menjadi catatan kecil bagi saya bahwa saya telah berbuat untuk Indonesia kendati nilainya amat kecil bak aprtikel atom. Bukan berbuat sesuatu walaupun nilainya kecil lebih baik dari pada hanya berdiam diri apalagi mencaci. Salam Junjung Besaoh...(Rusmin)

Toboali, 17 agustus 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun