Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Senja di Ruteng Wangga

16 Juli 2017   12:01 Diperbarui: 16 Juli 2017   12:12 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Matahari tersembunyi di ketiak cemara

Dalam perjalanan menenggelamkan cinta

Bersiap lelapkan senyap ke dalam benak manusia

Mengadu keberuntungan malam ini mimpi tentang apa

Aduhai kekasih senja!

Tidak salah kau memilih tidak palingkan muka

Indah itu bisa menjadi milik tangan Barli Sasmitawinata

Terukir di kanvas yang berjatuhan dari surga

Lihatlah dari semua sudut mata!

Biru yang mendampingi adalah birunya cinta

Disusun dari serakan awan tipis berpintal putih merona

Sungguh, jingga itu bisa membelalakkan jiwa yang buta

Bogor, 16 Juli 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun