Butuh waktu sejenak. Â Untuk menyadari kau ada di sampingku. Di antara udara yang bertambalan dengan kusut. Â Kau membentuk silhuet di belakang matahari.
Hanya butuh sekejap.  Aku tekuk separuh hatiku.  Seperti berlutut.  Sampaikan sebuah sengat lebah.  Yang kau tinggal  di separuhnya lagi.
Lalu aku berdiri utuh. Â Namun hatiku tak lagi utuh. Â Terbawa perjalananmu di sepanjang ufuk.Â
Disinilah aku kini. Â Berbalut kerumunan mimpi. Â Menagih hatiku kembali.
Jakarta, 19 Mei 2017
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!