Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lampu Jalanan, Bulan dan Jembatan Barelang

29 Mei 2017   03:50 Diperbarui: 29 Mei 2017   04:10 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lampu lampu jalanan tertunduk. Ada bayanganmu sedang menunduk. Mencari remah cinta yang hilang. Waktu kau lupa katakan sayang.

Itu bulan entah kemana. Barangkali bersembunyi di pojokan. Mencatat amalan bersama malaikat. Orang orang yang berbuka dengan segelas air. Namun matanya memandang langit penuh syukur.

Jembatan Barelang membelah laut yang sepi. Semua keramaian sedang menuju mesjid. Menunggu tarawih guncang tempat sujud. Menanti salam setiap rakaat gemuruhkan kembali takbir.

Lampu lampu jalanan tak lagi tertunduk. Bayanganmu sekarang tengadah. Remah cinta telah kau temukan. Hanya tinggal memeliharanya dengan sebutkan cinta dan sayang berulang ulang.

Batam, 28 Mei 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun