Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sesungguhnya Ini Semua tentang Cara Berdansa

2 April 2020   18:59 Diperbarui: 2 April 2020   18:55 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://images.pexels.com

Berulangkali. Aku ingin menuliskan ini. Mengenai senja yang melayang-layang. Di sela-sela cuaca yang sedikit gamang.

Sebenarnya ini semua adalah permulaan dari acara dansa. Ketika semua orang saling menatap mesra, dan melupakan perkara-perkara yang sebelumnya membuat hubungan antar manusia terasa seperti neraca. Jual beli, untung rugi, dan saling menyewakan harga diri. Meski hanya untuk sepotong roti, atau secawan kopi.

Bumi sedang mengkalibrasi dirinya sendiri. Langitpun sedang bereinkarnasi. Kita, menata kembali periuk nasi. Dari banyak hal yang menyakitkan. Dari hampir sebagian besar yang kita sengaja lupakan.

Karena itulah aku selalu melihat senja sedang berbuat apa. Apakah kembali menatap penuh cinta, atau memperlihatkan raut muka murka.

Dari senja, kita bisa mengukur sampai di mana kalibrasi membuat bumi bangkit. Terhadap senja, kita mampu mengukur rasa sakit pada langit.

Dan seharusnya kita. Setelah ini semua. Tidak menghentikan acara saling berdansa. Karena kita telah diajari bagaimana cara terbaik saling bertatap mesra.

Bogor, 2 April 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun