Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Berulangkali Mati

6 Desember 2018   07:09 Diperbarui: 6 Desember 2018   08:27 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


aku sudah berulangkali mati
kota ini telah membunuhku, tidak dengan belati
tapi lebih parah dari itu, menusukkan ketajaman sepi
tepat di ulu hati

aku kelak membuat wasiat, saat tubuhku terbujur kaku
nisani aku dengan buku-buku, di kuburanku
aku mau, saat hujan tiba, air yang merembes membacakan aku cerita
tentang wanita cantik, sajak yang berduka dan sayap elang yang terluka

aku ingin bersepakat dengan malaikat
yang menungguiku sambil membacakan banyak maklumat
tentang dosa menggunung, pahala yang terpotong, dan kebaikan kosong
jika dosa-dosaku begitu berat, pahalaku demikian berkarat, dan kebaikanku ternyata tak tersurat
benamkan aku seketika
tenggelamkan aku saat itu juga
jauh ke dalam inti bumi
tempat segala perihal tentang mati

Jakarta, 6 Desember 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun