Lelaki itu berdiri membelakangi matahari. Bayangannya terlepas dari tubuh kenangan yang mengikatnya. Terhadap seekor kucing abu-abu yang menyeringai. Menampakkan beberapa memori cantik masa silam. Ketika dia tenggelam dalam kehangatan tatapan. Seorang perempuan yang melemparkan kerlingan suam-suam.
Lelaki itu berlalu. Berusaha keras melepaskan tusukan tajam masa lalu. Namun kucing itu ternyata telah menempati ruang khusus di benaknya. Seluas aula. Selebar anak samudera.
Lelaki itu meraih beberapa butir hujan. Niatnya membasuh kenangan yang terus menerus bertetesan. Agar tak mengering. Dia membutuhkannya untuk menjaga hatinya tetap hening. Perempuan dan kucing itu bukanlah sekedar kenangan. Namun lebih pada kenyataan yang terlupakan.
Lelaki itu menuliskan syair tentang purnama. Ada sebuah hikayat yang mengatakan, kucing adalah peliharaan rembulan. Meringkuk dengan tenang. Menunggu tuan puterinya datang. Bersama lelaki yang cintanya nyaris matang dijerang rasa kehilangan.
Air Molek, 12 September 2018