Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Negeri Tulang Belulang (Niagara Kedua!)

24 Juni 2018   23:51 Diperbarui: 24 Juni 2018   23:56 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Tapi Ran, kenapa dengan penglihatanku?  Kenapa semua nampak hitam putih seperti film lama?  Please jelaskan.  Apakah ini pengaruh serum atau racun itu?"  Cindy bertanya dengan suara nelangsa.  Menjadi buta warna adalah pukulan baginya.

Ran menghela nafas pendek.  Bingung harus menjawab apa karena diapun belum memahami sepenuhnya apa yang menyebabkan mata Cindy berubah.

"Cindy, tenanglah.  Aku hanya menduga bahwa pengaruh dari racun perdu itu masih ada.  Bersabarlah.  Semoga kita bisa segera dievakuasi begitu menemukan pemukiman dan alat komunikasi.  Kita akan mengarungi sungai raksasa ini.  Secepatnya.  Lihat permukaan air sebentar lagi akan sampai di sini."

Cindy memperhatikan.  Ran benar.  Panik tidak ada gunanya saat ini.  Lebih tepat jika dia berpikir jernih dan membantu teman-temannya untuk segera pergi meninggalkan tempat yang aneh ini.

Cindy melompat bangun.  Ajaib!  Badannya yang tadi terasa begitu penat sudah pulih dengan cepat.  Selain itu gerakannya terasa sangat ringan.  Sangat bugar.  Ran memperhatikan gerakan Cindy menjadi terpaku.  Gadis ini nampak sangat sehat dan segar.  Menyaksikan gadis itu melompat bangun dengan begitu ringan mengingatkan Ran pada jagoan di film-film kungfu mandarin.  Lincah dan gesit!

Padahal dia tahu persis.  Cindy termasuk salah satu gadis yang lemah gemulai dan susah bergerak cepat!  Ran menyimpan kebingungan dalam hatinya saja.  Dia tidak ingin membuat gadis itu kembali panik atau teman-teman yang lain ikut kebingungan.  Nanti lah dia akan mencari tahu sebabnya.  Saat mereka sudah aman.

----

Air itu benar-benar sampai ke tempat mereka sekarang.  Ran membimbing Cindy menaiki rakit bersamanya.  Sebuah tindakan yang tidak perlu karena Cindy sudah hinggap di rakit dengan mudah seperti seekor kucing.

Ben yang terbesar dan terkuat di antara mereka menaiki rakit sendirian bersama sebagian besar perlengkapan.  Sementara Rabat dan Tet satu rakit lainnya. 

Lima orang team ekspedisi itu saling pandang.  Menguatkan hati.  Mereka akan menaiki rakit dari bambu mengarungi sungai raksasa berarus deras.  Ini petualangan tiada batas!

Begitu ketiga rakit itu sudah mengapung di air yang semakin naik, mereka segera mendayung rakit agak ke tengah sungai.  Ini petunjuk dari Ben yang merupakan instruktur arung jeram di daerah asalnya.  Jangan mendayung kuat-kuat karena itu akan menghabiskan tenaga.  Ikuti saja arus sungai.  Dayung hanya digunakan untuk mengarahkan saja.  Begitu beberapa advise lain tentang mengarungi sungai berarus deras dari Ben.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun