Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jendela Sudah Terbentang Ketika Bayanganmu Datang

21 Agustus 2017   01:44 Diperbarui: 21 Agustus 2017   01:49 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Begini, terus terang ini bukan puisi.  Aku hanya coba membahasakan hati.  Di malam yang dipenuhi sajak sajak mengarungi andai.  Seperti perahu bercadik di lautan sedang berpesta badai.

Berlompatannya masa ketika kata kata hanya sebatas wakil dari mata. Sebenarnya bukanlah disengaja.  Itu adalah jarum dalam jerami yang terlempar ketika seharusnya untuk menjahit berani.  Jadi janganlah salah sangka lalu membakar semua dalam panasnya api.

Jendela sudah terbuka sejak lama.  Terbentang lebar selebar kawah yang sedang memangsa magma.  Waktu bayanganmu datang, jam pengingat lalu berdentang.  Ini pastilah tentang sesuatu yang hilang.

Jadi, untuk apalagi bersedih hati.  Bahagia itu tidak pernah datang sendiri.  Dia menunggu untuk dicari.

Bogor, 20 Agustus 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun