Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Memperlakukan Waktu dengan Seharusnya

20 Agustus 2017   05:33 Diperbarui: 20 Agustus 2017   06:49 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Siang menuduhku berlaku curang.  Aku dianggapnya terlalu menganakemaskan senja dan malam.  Kau tidak adil, begitu katanya.  Untuk mereka, kau persembahkan lelap, cantik dan indah.  Untukku, kering, panas dan serapah.

Aku tersentak.  Begitukah cara memperlakukan waktu yang seharusnya.  Atau aku memang semena-mena.  Kering, panas dan serapah memang bukan sebusuk busuknya sampah.  Aku hanya merasa lelah.  Tenaga chi di tubuhku tertumpah tumpah.  Lelap, cantik dan indah sangat berbeda. Sanggup mengupas banyaknya tempelan duka.  Karena hati dan jiwa terbuka dengan lega.  Akibat mata menerbitkan cahaya tak berjelaga. 

Aku teringat satu hal.  Waktu tidak pernah menuntut banyak hal.  Ikuti saja waktumu.  Secepat hela nafasmu memburu.

Jadi sebenarnya siang tadi mau apa?

Bogor, 19 Agustus 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun