[caption id="attachment_254633" align="aligncenter" width="300" caption="Berdoa, membacakan Yassin dan Tahlil di pusara Sunan Ampel"][/caption]
Sunan Ampel atau yang bernama lain Raden Ahmat Rahmatullah merupakan pejuang dan penyebar Agama Islam di Pulau Jawa. Beliau dikenal sebagai Bapak dari wali-wali yang ada di Pulau jawa. Ajarannya yang sangat terkenal dan menjadi inspirasi bagi generasi sekarang yakni “Moh Limo” (tidak mau 5 hal). Lima hal yang dilarang itu ialah : berjudi, minum minuman keras, mencuri, memakai ganja/narkoba, berzina.
Di dalam komplek makam Sunan Ampel terdapat petilasan (jejak kaki para wali sembilan) dan beberapa makam yang konon memiliki cerita yang unik dan menarik. Misalnya kisah tentang Mbah Bolong, juru kunci menceritakan bahwa Mbah Bolong atau Shonhaji adalah murid Sunan Ampel. Makamnya terletak di sebelah depan Masjid Agung Sunan Ampel.
Saat pendirian masjid kala itu Beliau yang dipercaya sunan untuk mengatur letak pengimaman. Setelah masjid berdiri, sebagain teman Shonhaji ini masih meragukan letak kiblatnya. Lalu bertanyalah mereka kepada Shonhaji “Apa betul letak kiblat masjid ini ?”. Kemudian Shonhaji melubangi dinding pengimaman di sebelah barat, seraya berkata “Lihat melalui lubang ini Ka’bah dapat terlihat”.
Teman-teman Shonhaji lalu berdatangan dan melihat ke arah lubang ternyata tampak oleh mereka bangunan ka’bah. Setelah peristiwa yang menakjubkan itu Shonhaji dijuluki Mbah Bolong.
Di antara para wali (wali songo = wali Sembilan) yang ada di Pulau Jawa, Sunan Ampel termasuk yang dianggap paling tua. Guru dari para sunan yang ada. Sunan Bonang (Tuban) dan Sunan Drajad (Lamongan) merupakan anak-anak beliau dari hasil pernikahannya dengan Dewi Condrowati (putri Majapahit).
Sementara itu Sunan Kudus, Sunan Gunung Jati, sunan Kalijaga, Sunan Giri, dan Raden Fattah merupakan anak menantu karena anak-anak perempuan Sunan Ampel diperistri oleh sunan-sunan tersebut. Pantas kiranya bila Sunan Ampel dijuluki sebagai bapak para wali / sunan di Pulau Jawa.