Mohon tunggu...
Ahmad Indra
Ahmad Indra Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

Aku ingin begini, aku ingin begitu. Ingin ini ingin itu banyak sekali

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Waria di Panggung Cak Nun, Islam Nusantara Terbawa-bawa

19 Oktober 2019   07:09 Diperbarui: 20 Oktober 2019   09:19 6999
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun justru dari perlakuannya yang moderat terhadap tradisi itulah, NU mendapat tantangan dari sebagian muslim lain yang mengibarkan bendera perang terhadap sesuatu amalan baru atau bid'ah yang dianggap sebagai sebuah penyimpangan dalam syariat. Jadi tanpa melihat unsur lainnya, Islam Nusantara telah memiliki penentang dari kalangan muslim yang secara "natural" berseberangan dengan fikrah NU. Ambil contohnya tradisi tahlilan dan yasinan. Tanpa ba-bi-bu, tradisi islami di Nusantara itu akan tetap di dipersalahkan apapun pembelaan terhadapnya.

Tak hanya itu, Islam Nusantara menjadi lebih buruk imejnya saat diseduh dengan unsur politik. Yup, saat semua hal yang terkait dengan petahana dinilai sebagai hal buruk, Islam Nusantara pun dianggap sebagai sebuah proyek yang berbahaya karena dikaitkan dengan asumsi bahwa gerakan itu bermaksud untuk menolak esensi Islam yang sesungguhnya dengan mengorbitkan nama "Nusantara". Sebuah primordialisasi Islam yang sejatinya adalah rahmatan lil alamin yang tak mengenal batas bangsa dan wilayah. Begitu mereka menuduhnya.

Segala macam tuduhan itu sontak memunculkan sikap defensip dari kalangan NU. Difitnah kanan kiri, mereka pun menengarai adanya upaya beberapa kalangan untuk menjelekkan citra NU di mata khalayak. Bahkan Ketua Umum PBNU K.H. Said Aqil Siroj terang-terangan mengatakan bahwa ada upaya untuk menghancurkan NU sebelum 2024. 

Baca juga tulisan lain :

Tema Muktamar Jombang 2015 yang dipromosikan ke tingkat dunia melalui International Summit of the Moderate Islamic Leaders (ISOMIL) 2016 lalu itu dibelokkan penafsirannya oleh orang-orang yang memandang NU sebagai aral dalam memonopoli Islam sesuai dengan penafsiran mereka sendiri. 

Dan friksi pun makin tajam saat golongan yang sebenarnya memiliki platform akidah bahkan fiqiyah yang sama dengan NU, berbaris bersama golongan luar dalam melawan NU. 

Cak Nun yang Tak Anti Apapun

Tak diragukan lagi, Cak Nun adalah sosok kharismatik yang dekat dengan semua kalangan. Majelisnya pun memiliki banyak jamaah. Dia tak mengambil jarak kepada siapapun. Dan sikapnya itu kadang justru dijadikan sebagai justifikasi atas berbagai hal. 

Seperti kasus Mirelle ini. Banyak orang menganggapnya sebagai sesuatu yang tak pantas mengingat majelis Cak Nun lekat dengan sentuhan keislaman yang kental. Membiarkannya berbicara di depan jamaahnya dianggap sebagai sebuah penghargaan terhadap kaum minoricong itu (meminjam istilah Mirelle).

Kejadian lain adalah hadirnya Felix Siauw di antara jamaah Maiyah beberapa waktu lalu. Bagi khalayak, syabab HTI yang kerap ditentang GP Ansor itu dianggap mendapatkan tempat di antara jamaah Cak Nun. Lalu dihadap-hadapkanlah Cak Nun dan NU yang sejatinya tak bermasalah. 

Tapi begitulah Cak Nun yang tak anti terhadap siapapun. Cak Nun yang perkataannya terkesan begitu mengalirnya. Termasuk saat mengatakan bahwa sosok waria di hadapannya memiliki kesempatan lebih besar dalam mengenal Tuhan karena Tuhan pun yang bukan lelaki dan bukan juga perempuan. 

Dan dalam potongan lain kalimatnya, Cak Nun mengatakan bahwa Tuhan memiliki sifat feminisme tercermin dari kalimat basmalah,"Yang Maha Pengasih dan Penyayang" yang lekat dengan nuansa keperempuanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun