Tepat pada Hari Sabtu, 12 Januari 2019, saya menulis di Kompasiana.com dengan judul " Gerakan Satu Guru Satu Taman Baca".Opini itu bergulir, dengan tanggapan bervariasi di Media Sosial (Medsos). Banyak  pendapat yang setuju, namun sebagian menolak, walau tanpa alasan.Â
Kali ini, saya tersenyum bahagia. Senin, 14 Januari 2019, saya berkunjung ke salah satu tunas baru Taman Baca, yang baru saja, digagas oleh siswa yang masih duduk dibangku Sekolah Dasar (SD) Kelas VI (enam). Tepatnya di SDK 1 Waibalun.
Lokasi Taman Baca ini, tepatnya di Kelurahan Waibalun, Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur. Menjadi Taman Baca kedua yang berdiri di Kelurahan Waibalun, setelah Taman Baca Hutan 46 Waibalun yang digagas Karolus Larantukan.Â
Buku-buku yang tersedia adalah buku koleksi pribadinya, juga buku miliki Bapak dan mamanya. Terdiri dari buku bacaan anak-anak, buku sastra, tentang alam, komik, Fauna, Flora dan lain-lain.
Gerakannya ini mendapat dukungan penuh dari kedua orang tuanya, Mama Any Tukan dan Bapak Hadjon Larantukan. Selain itu dukungan juga dari teman sebayanya bernama Udis Hadjon. Kebetulan, kakak dan orang tua, serta Opa dari Udis Hadjon memiliki banyak koleksi buku di rumah yang dimanfaatkan sebagai sumber bacaan.
Ade Eva berharap semoga Kakak-kakak di luar Flores Timur, khusunya Orang Waibalun, atau warga Flores Timur pada umumnya, bisa memdonasikan buku ke Taman Baca Eva Larantukan.(Maksimus Masan Kian/Guru Kampung, Tinggal di Larantuka)