Mohon tunggu...
Allynda Rohmah
Allynda Rohmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Saya suka mempelajari berbagai ragam bahasa.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menapaki Lorong Gelap: Penyebab dan Dampak Minimnya Minat Baca pada Anak SD di Daerah Pedalaman

7 Maret 2024   13:34 Diperbarui: 7 Maret 2024   13:36 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: pixabay.com

Menapaki lorong gelap adalah sebuah kegiatan yang sering dilakukan oleh anak-anak di daerah pedalaman, baik secara berkala maupun tidak. Tetapi, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan mengenai dampaknya terhadap minat baca pada anak SD di daerah pedalaman.

Minat baca merupakan fondasi penting dalam pembelajaran dan perkembangan anak. Namun, di daerah pedalaman, banyak anak SD mengalami minimnya minat baca. Hal ini menjadi perhatian serius karena dampaknya dapat menghambat perkembangan intelektual mereka. Dampak dari minimnya minat baca ini dapat terasa dalam jangka panjang, menghambat kemampuan anak-anak untuk belajar dan tumbuh secara optimal. 

Dalam artikel ini, kita akan menelusuri penyebab utama minimnya minat baca pada anak SD di daerah pedalaman, serta dampaknya yang signifikan. Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang masalah ini, diharapkan kita dapat mencari solusi yang efektif untuk mengatasi tantangan membaca di kalangan anak-anak di daerah pedalaman.

Minimnya minat baca peserta didik pada jenjang SD yang berada di daerah pedalaman tidak serta-merta terjadi begitu saja. Banyak faktor-faktor yang menyebabkan hal itu terjadi. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan minimnya minat baca anak SD di daerah pedalaman diantaranya, yaitu keterbatasan akses untuk membaca sesuatu. 

Anak-anak di daerah pedalaman seringkali tidak memiliki akses yang memadai terhadap bahan bacaan. Sekolah-sekolah di pedalaman juga seringkali tidak dilengkapi dengan perpustakaan yang memadai, serta mereka juga tidak memiliki akses ke toko buku atau perpustakaan umum. Jika anak-anak tidak memiliki bahan bacaan yang cukup, mereka akan lebih fokus pada aktivitas lain yang dianggap lebih menarik. Hal ini dapat menyebabkan anak-anak menjauhi bacaan dan tidak meningkatkan minat baca mereka.

Faktor yang dapat menyebabkan kurangnya minat baca anak SD di daerah pedalaman yang selanjutnya ialah infrastruktur yang kurang memadai. Tentu saja infrastruktur yang kurang memadai dapat mempengaruhi minat baca peserta didik, karena distribusi buku ke daerah pedalaman menjadi sulit akibat jalan yang sulit dilalui dan minimnya transportasi untuk mendistribusikan buku-buku tersebut. Hal ini juga dapat mengakibatkan anak-anak memiliki akses terbatas terhadap buku-buku yang dapat meningkatkan minat baca.

Selain itu, faktor yang dapat mempengaruhi minat baca peserta didik adalah budaya membaca yang kurang diterapkan di lingkungan sekitar juga menjadi faktor penyebab minimnya minat baca. Banyak anak-anak di daerah pedalaman tidak melihat pentingnya membaca sebagai bagian dari kegiatan sehari-hari. Peserta didik seringkali malas membiasakan membaca walau dengan minimal waktu 15 menit perhari, karena menurut mereka banyak aktivitas lain yang lebih menarik dan tidak membuat mereka bosan saat melakukannya. Budaya membaca ini juga terkadang tidak diajarkan oleh beberapa orang tua mereka, sehingga anak-anak tidak terbiasa untuk membaca banyak buku untuk memperoleh banyak pengetahuan juga.

Faktor-faktor yang mengurangi minat baca peserta didik tentu saja memberikan dampak tersendiri kepada mereka. Dampak yang muncul akibat faktor-faktor yang sudah dijelaskan sebelumnya ialah pengetahuan mereka menjadi terbatas. Mereka tidak memiliki akses ke informasi dan pengetahuan baru yang dapat diperoleh melalui membaca. Banyak sekali informasi atau pengetahuan umum yang tidak mereka ketahui akibat dari terbatasnya akses untuk membaca.

Lalu, dampak yang selanjutnya adalah peserta didik mengalami keterbatasan kemampuan dalam berpikir kritis. Membaca dapat membantu anak-anak mengembangkan kemampuan berpikir kritis mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun