Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Jika Diserang AS, Iran Mengancam Umur Israel Hanya Setengah Jam, Mungkinkah?

21 Juli 2019   19:17 Diperbarui: 22 Juli 2019   14:54 19740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: militarymachine.com

Situasi Teluk Persia Terkini

Pada 27 Juni 2019, Pasukan Pertahanan Israel mengumumkan, Pesawat jet tempur F-35 Israel berpartisipasi dalam latihan militer bersama F-35s dari AS dan Inggris, serta F-22 dari AS.

Latihan ini merupakan yang pertama kalinya dilakukan, diberi kode "Tri Lightning" dilakukan di Laut Mediterania.  Menurut Kastaf Udara IAF Bridjend. Amnon Ein-Dar, latihan ini mencerminkan "kerja sama yang erat antara pasukan" dari ketiga negara. "Kerja sama internasional antara Israel, AS dan Inggris memperkuat minat bersama dan kemampuan baru dan eksklusif di Timur Tengah."

Namun banyak dari pengamat yang melihat, F-22 Raptor mendekati Teluk Persia, dimana AS, Inggris dan Israel melakukan latihan militer bersama, itu menandakan ketegangan antara AS-Iran meningkat.

Iran mengumumkan bahwa mereka akan menerobos "Perjanjian Nuklir Iran". Dengan mengeluarkan pernyataan "super keras" atas pernyataan "keras" dari AS. Para pejabat tinggi Iran mengancam jika AS menyerang Iran, Israel hanya dapat bertahan hidup selama setengah jam.

AS siap menggunakan kekuatan untuk meyerang Iran dan bagaimana kiranya Iran akan melancarkan tindakan pembalasan? Perhituangan apa dari Rusia untuk menjual alutsista sistim rudal pertahanan udara S-400 kepada Iran?

Beberapa minggu terakhir ini, ketegangan antara AS-Iran terus meningkat. Beberapa komentator mengatakan, jika ingin melihat apakah AS akan memulai menyerang suatu negra lain, pertama lihatlah kehadiran kapal induknya dan kedua kehadiran Jet tempur F-22 Raptor.

Dan terakhir ini kita dapat melihat beberapa jet tempur F-22 Raptor telah terbang ke pangkalan udara AS -- Al Udeid di Qatar, pada saat yang sama F-35 AS, Inggris dn Israel juga berkumpul di Laut Mediteranea dalam latihan bersama "Tri Lightning".

Namun Iran bereaksi dengan super keras dengan menyatakan, jika Iran diserang, Israel akan dibahisi dalam waktu setengah jam.

Pada saat ini, Rusia mengumumkan akan menjual rudal anti pesawat S-400 ke Iran.

Menurut laporan CNN belum lama ini, dalam konteks meningkatnya ketegangan antara AS-Iran, AS telah mengerahkan jet tempur siluman F-22 untuk pertama kalinya di pangkalan AU-AS di Al Udeid, Qatar. Namun tidak diumumkan jumlahnya, dalam foto setidaknya terlihat 5 pesawat.

Jet tempur generasi ke-5 F-22 dikenal sebagai "senjata pendobrak pintu masuk" berkat kemampuan siluman dan kemampuan penetrasi yang sangat kuat menjadi tantangan serius bagi sistem pertahanan dan kontrol udara Iran yang ada sekarang.

Media luar berkomentar, jika misi penyerangan AS ke Iran pecah, mungkin serangan akan ditujukan pada sistem rudal darat-ke-udara Tehran, terutama sistem pertahanan udara terbaik Iran S-300.

Pada saat yang sama AS, Inggris dan Israel juga mengerahkan pesawat jet generasi ke-5 yang canggih F-35 melakukan latihan bersama di Laut Meditarania.

Latihan ini ditujukan untuk meningkatkan inter-operabilitas dan koordinasi antara AS dan negara-negara mitranya dalam operasi udara dan sistem senjata canggih dari lawan yang kuat.

Namun siapakah lawan kuat yang dituju AS? Apakah memang benar AS akan menyerang Iran?

AS mengerahkan F-22 merupakan jurus untuk "mendobrak pintu masuk" dan kini juga mengerahkan kapal induk, apakah AS benar-benar siap akan berperang? Ini yang menjadi pengamatan para analis.

Namun sebagian analis dan pengamat berpandangan masalahnya tidak sesederhana itu, seperti yang telah kita tahu Trump telah menghentikan perintah menyerangan pembalasan 10 menit sebelum penyerangan dimulai. Hal ini bukanlah suatu yang sederhana, dengan mengirim F-22 dan ugus kapal induk tidaklah dengan mudah bisa mendobrak pintu dan menghancurkan Iran, karena hal ini tidak terlalu pas untuk Iran.

Tindakan AS kali ini dapat dikatakan sebagai tindakan untuk memperkuat pertahananan AS dan untuk deterrence terhadap Iran. Karena setelah dronenya ditembak jatuh di kawasan ini, terutama oleh Iran, ini menunjukkan kelemahan dari AS. Dengan mengerahkan F-22 dalam situasi tegang ini, jelas akan menjadi ancaman besar bagi pangkalan-pangkalan radar dan rudal Iran.

Lebih-lebih lagi AS pada awal April lalu telah mengerahkan F-35 dan B-52 di pangakalan udara AS di Al Dhafra, Abu Dhabi (UAE). Pengerahan F-22 ini akan lebih menambah tekanan kepada Iran.

Sumber: warnewsupdates.blogspot.com
Sumber: warnewsupdates.blogspot.com
Selain itu Al Dhafra letaknya sangat dekat dengan Iran, F-22 kemampuannya tidak sama dengan F-35. Meskipun F-35 dikatakan AS dapat menyerang radar S-300 dan posisinya, namun ini masih mengadung banyak ketidak pastian. Karena kemampuan siluman F-35 itu sendiri tidak begitu baik, tapi F-22 kemampuan silumannya sangat kuat, terutama jika digunakan untuk misi "pendobrakan" .

Jadi misi F-22 pertama-tama akan menghancurkan pertahanan udara lawan, setelah sistem S-300 dapat dihancurkan, barulah diikuti penyerangan dengan F-35. Jadi dua pesawat ini menjadi satu kesatuan. Jadi jika tidak ada F-22 sebagai "pendobrak" F-35 tidak akan gegabah melakukan misi penyerangan, karena resikonya besar.

Jadi kali ini kita dapat melihat pangkalan udara AS Al Udeid beberapa tahun terakhir ini, termasuk sejak Perang Irak tahun 2003 menjadi pusat komando AS yang sangat penting di Timteng. Pangkalan ini sekarang terutama pada awal tahun ini, Pompeo telah secara khusus berkunjung ke Qatar membicarakan untuk memberikan lebih dari 100 juta USD untuk memperluas pangkalan ini lebih lanjut.

Kini setelah perluasan landasan pacunya mencapai 3800 meter, sehingga memungkinkan untuk memungkinkan lepas landas dan mendarat untuk berbagai pesawat. Dan kini kita melihat F-22 sedang berada disini, langkah selanjutnya pesawat tempur besar termasuk pesawat transpor besar dapat merapat disini.

Sumber: CNN.com
Sumber: CNN.com
AS tampaknya punya niat potensial, selain itu pangkalan itu juga sangat dekat dengan Iran. Dan kini tidak saja F-22 saja telah hadir, juga masing-masing 2 pesawat F-35 dari AS, Inggris dan Israel. Ini membuat banyak pertanyaan, bukankah ini persiapan untuk perang?

Namun para pengamat melihat jika persiapan ini dilakukan begitu dekat dengan Iran, resikonya juga besar. Meskipun ini bisa berefek tekanan, namun resikonya juga besar. 

Meskipun keberadaan 6 pesawat F-35 ini memang bersifat "show",  mereka berada di Laut Mediterania, namun tempat itu berada dekat dengan perbatasan wilayah udara Suriah. Jadi bisa saja juga ditujukan kepada Rusia. Tetapi tampaknya lebih untuk menekan Iran, karena satuan Pengawal Revolusi Islam Iran juga ada di Suriah. Tapi keberadaan mereka di Suriah sah-sah saja karena atas undangan pemerintahan sah Suriah.

Ada sebagian pengamat dan analis yang melihat, selama ini prestasi Rusia di medan perang Suriah sangat baik, sehingga tidak memberi peluang bagi AS. Maka perlu bagi AS untuk melakukan penyesuaian strategi di Timteng, tampaknya bisa  dengan dalil untuk menghadapi Iran yang dimungkinkan untuk memulai dari Suriah untuk persiapan potensial. Kemungkinan ini tidak bisa dikesampingkan.

Bahkan ada yang mempertanyakan, mungkinkah AS akan melakukan  "operasi bedah" sebagai pembalasan terhadap Iran?

Tampaknya dari rencana militer AS hal itu seharusnya ada, karena jika dilihat dari Perang Teluk hingga ke Perang Irak terlihat sekali adanya potongan-potongan empirisnya.

Dan rencana tersebut harusnya sangat rinci, dari awal misi selama 24 jam, untuk jam pertama target inti apa yang akan diserang dan harus dihancurkan. Dan hal ini secara potensial dilakukan dalam latihan-latihan militer.  Rencana ditujukan ke semua arah, semua obyek dilakukan secara berulang-ulang sebelum menyerang.

Maka tidak mengherankan jika Iran pun juga melakukan persiapan untuk menghadapi situasi tersebut, mengingat ketegangan kedua belah pihak telah terjadi bertahun-tahun.

Namun untuk melakukan misi "operasi bedah" memerlukan keberanian dan tidak dijamin 100% bisa berhasil. Maka meskipun AS terus menerus mengeluarkan pernyataan dan ancaman keras terhadap Iran, tapi Iran tidak mundur selangkah pun.

Iran Mengancam Meningkatkan Stok Uranium

Pada 1 Juli lalu, Iran mengumumkan stok uranium telah melampaui yang telah ditetap dalam "Perjanjian Nuklir Iran" 300 kg dan akan menembus 3,67% mulai 7 Juli. 

Sebagai tanggapan untuk ini, Trump memperingatkan Iran jangan coba-coba "bemain api". Senator senior AS, Graham memperingatkan jika Iran terus melakukan pengayaan uranium, itu akan memicu perang antara Israel dan Iran.

Menurut "Tehran Times" Iran pada 3 Juli, Rouhani memberi jawaban keras atas tuduhan Trump bahwa Iran "bermain api", dengan mengatakan jika takut "api" janganlah "main api". Rouhani menekankan hanya kembali ke komitmen dan resolusi Dewan Keamanan PBB barulah "api besar" ini dapat dipadamkan.

Para pejabat senior Iran juga mencemooh AS dan Israel. Selama wawancara dengan TV berita Iran dan Arab, subkomite nuklir parlemen Iran, Mojtaba Zonnour, memperingatkan AS dan Israel bahwa jika AS menyerang Iran, kehidupan Israel hanya akan menjadi hanya tinggal Setengah Jam

Menurut surat kabar "Express" Inggris pada 1 Juli, AU-Israel telah mengirim beberapa jet tempur pada dini hari untuk menyerang target militer Iran di Suriah.

Tampaknya Iran akan menjadikan Israel sebagai "sandera", namun apakah akan bermanfaat?

Kuncinya memang Israel berada di garis depan dalam proses menghadapi Iran, sedang Israel sebenarnya merupakan titik pusat AS untuk kegiatan dan menguasai seluruh Timteng.

Karena AS tidak dapat mengandalkan kekuatannya sendiri untuk mempertahankan keseimbangan strategis di Timur Tengah, maka AS perlu memiliki beberapa negara tumpuan, dan negara tumpuan ini adalah Israel.

Kali ini, dapat dikatakan sasaran ancaman Iran sangat akurat, untuk menunjukkan bahwa mereka tidak lemah.

Namun apakah mungkin Iran dapat menghabisi Israel?

Kita ketahui Israel wilayah daratannya sangat kecil, namun memiliki kekuatan yang kuat dan penyebaran rudal anti-rudal yang sangat padat, bahkan dapat dikatakan yang terpadat dan terapat di dunia.

Tapi jika diserang Iran dengan bertubi-tubi dan gencar, apakah mungkin tidak ada sasaran inti yang tidak tertembusi dan dihancurkan? Hal ini menjadi titik efek subversif pada keseluruhan kebijakan AS di Timteng.

Maka kini Iran mengeluarkan ancaman yang mengejutkan, dengan memperingatkan Israel jangan bertindak gegabah, selain itu juga untuk memperingatkan AS bahwa pangkalan-pangkalannya di Timteng juga akan berdampak. Bahkan sekutu intinya Israel juga akan dalam bahaya.

Peran apa yang dimainkan Israel dalam menghadapi Iran?

Di antara sekutu-sekutu AS, Israel memiliki dua peran, satu adalah poros di Timur Tengah yang baru saja dikatakan sebagai landasan AS di Timur Tengah, harus dikatakan bahwa itu adalah sekutu paling erat dan merupakan kapal induk yang tidak bisa tenggelam.

Sekarang pemerintahan Trump sedang bersiap untuk kembali ke Timur Tengah, yang disebut "Offshore Balance / Keseimbangan lepas pantai", sehingga Israel menjadi sangat penting bagi AS. Selain itu, Israel menjadi ujung tombak dalam konfrontasi antara AS dan Iran.

Pada tahun 2007, AS pernah hampir menyerang Iran. Saat itu direncanakan ronde/putaran pertama serangan akan menyerang 6 fasilitas nuklir Iran. Gelombang pertama serangan akan diluncurkan oleh Israel, dari sini kita bisa membayangkan betapa pentingnya Israel bagi AS. Dan selama ini kita bisa melihat Israel selalu menjadi ujung tombak bagi AS dalam perang di Timteng.

Sumber: iranprimer.usip.org
Sumber: iranprimer.usip.org
Pada 2015 "Kesepakatan Nuklir Iran" Dicapai 

Pada Sidang majelis Umum PBB tahun 2014, PM Israel, Benjamin Netanyahu mempresentasikan pada sidang tersebut, seberapa jauh perkembangan nuklir dan persenjataan Iran.

Itulah mengapa Iran menyatakan jika diserang maka menghancurkan Israel dalam setengah jam. Namun dalam perspektif kekuatan militer mampukah Iran melakukannya?

Namun banyak yang mengetahui ini hanyalah suatu "gertak sambal" saja bagi kedua belah pihak.

Kita mengetahui pada 2018,  Yerusalem Post Timur Tengah melaporkan 2 jet F-35 Israel telah memasuki wilayah udara Iran tanpa terdeteksi. Menurut surat kabar Kuwait Al-Jarida. Peristiwa ini sungguh menampar muka dan memalukan Iran.

Setelah kejadian di atas Iran mengganti komandan anti-kontrol (pengawas udara), dan sekarang, misalnya, Iran mengatakan bahwa mereka dapat menghancurkan Israel dalam setengah jam. Dari perspektif militer, pernyataan itu sangat sulit.

Kenyataannya selama ini,  Israel merupakan kekuatan militer yang kuat di Timteng, pasukannya cukup terkenal di dunia. Kita bisa melihat beberapa kasus klasik terkenal di dunia, seperti penyerangan jarak jauh, operasi bedah, semuanya dilakukan pertama di dunia oleh Israel.

Jet tempur F-15, F-16 generasi Ke-3 yang pertama kali menggunakannya dalam medan tempur sesungguhnya adalah Israel, bukanlah AS. Pertempuran aktual jet tempur generasi ke-4 juga dibuka oleh AU-Israel.

Maka jika terjadi konfrontasi terbuka antara Iran-Israel, andaikata rudal Iran dapat menembus pertahanan Israel, tetapi selama F-35 Israel masih bisa diterbangkan, yakin ibukota Iran juga akan sangat bahaya. Karena itu hal ini masih mengandung banyak ketidak pastian.

Eskalasi perang yang komprehensif sebenarnya bukan hanya bencana bagi Israel, tetapi juga kehancuran bagi Iran dan Timteng. Jadi prospek solusi yang terbaik harus dicegah oleh masyarakat internasional untuk tidak pernah terjadi.

Jadi ancaman Iran untuk menghabisi Israel dalam setengah jam hanyalah "gertak sambal" sebagai perang mulut dan urat syaraf belaka.

Namun yang perlu diperhatikan adalah ancaman Iran sejak 7 Juli untuk stok uranium yang diperkaya Iran telah melampaui batas atas dari "Kesepakatan Nuklir Iran", namun efek apa dari ancaman ini?

Tampaknya ini hanyalah suatu proses, dimana Iran sengaja membuat suatu keributan, agar dapat menjadi perhatian dan tekanan kepada dunia, terutama Eropa.

Seperti yang telah disebutkan di atas, jika terus ditekan Iran mulai 7 Juli akan meningkatkan cadangan uranium yang diperkaya dari batas 300 kg dan menembus 3,67%. Sebagai langkah ke-2.

Jika langkah ke-2 tidak jalan dan berefek, maka langkah ke-3, di akhir Juli ini, akan menyalakan kembali reaktor air berat---Arak, dan secara resmi mengumumkan penarikan diri Iran dari "Kesepakatan Nuklir Iran" dan juga menarik diri sepenuhnya dari "Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir" seluruh proses akan sangat panjang.

Seperti apa yang dikatakan oleh Rouhani, namun semua ini bisa berbalik, setelah AS memenuhi janjinya, maka Iran akan kembali ke hal ini seratus persen, kembali lagi seperti semula setelah "Kesepakatan Nukklir Iran".

Maka dari penyataan ini, dalam kenyataan, tindakan Iran ini sebenarnya hanya melakukan suatu tekanan.

Posisi Rusia Dalam Situasi Ini

Dalam situasi konflik AS-Iran yang makin meningkat, Rusia bangkit dan memberi Iran " obat perangsang hidup/stimulus/cardiotonic."

The Information Service of the Russian Federation's Military Technical Cooperation Bureau (Layanan Informasi dari Biro Kerjasama Teknis Militer Federasi Rusia) mengatakan pada 28 Juni bahwa Rusia siap untuk menjual sistem rudal pertahanan udara S-400 ke Iran.

Rusia mengungkapkan bahwa waktu untuk menjual rudal S-400 ke Iran juga sangat rumit. Iran telah menembak jatuh pesawat tak berawak "Global Hawk" AS. Hubungan kedua negara AS-Iran semakin memburuk. 

Sebagai salah satu senjata pertahanan udara terkuat, S-400 tidak hanya menjadi target untuk perlindungan dari drone dengan perlindungan lemah. Tapi juga akan dengan mudah menghadapi target siluman kuat seperti F-22, dan ini sangat mematikan. Jadi dapat dikatakan sistem anti rudal S-400 ini menjadi "duri dalam daging " bagi AS. Sehingga bagaimanpun AS berusaha untuk memblokir pembelian senjata anti-pesawat canggih ini.

Saat ini, senjata pertahanan udara Iran yang paling canggih adalah rudal S-300 yang diperoleh dari Rusia. Jika sistem pertahanan udara S-400 diterima, kemampuan tempurnya akan sangat ditingkatkan.

Latar Belakang Rusia Mendukung Iran

Sinyal apa dengan dukungan Rusia terhadap Iran, bagaimana sikap AS? Pengamat melihatnya hal ini mengadung banyak makna. Pengamat melihatnya tidak berarti Rusia akan segera menyerahkan S-400 ke Iran. Fakta tentang pembelian S-400 ini sebenarnya telah lama disepakati, namun belum juga diserahkan.

Tetapi sekarang situasinya lain setelah Iran berhasil menembak jatuh drone AS "Global Hawk" didalamnya kemungkinan ada parktek "dagang sapi" , tampaknya Rusia sangat tertarik dengan rahasia "Global Hawk" yang telah ditembak jatuh.

Sebaiknya Iran juga dengan senang hati berbagi rahasia yang didapat dari jatuhnya drone tersebut dengan Rusia, mungkin saja telah terjadi transaksi untuk hal tersebut di atas.

Tetapi di pihak Rusia selain alasan tersebut di atas ini, saat ini mengumumkan S-400 mempunyai tujuan lain, yaitu memanfaatkan untuk putaran permainan baru di sekitar masalah Ukraina.

Jadi dalam kasus ini, pada kenyataannya, sekarang dengan profil tinggi S-400 benar-benar ingin memberi tekanan kepada AS, tertutama untuk bertukar manfaat strategi di Eropa yang berada di depannya.

Ada yang pertanyakan, jika Iran memperoleh dan mengerahkan S-400, peningkatan kekuatan apa yang akan diperoleh Iran?

Jelas ini akan menimbulkan masalah baru bagi AS, karena S-400 sebenar salah satu "kartu truf" paling penting. Lebih lagi jika dikaitan dengan S-300 yang ada, jadi terjadi adanya elemen baru yang bergabung, kemudian di-ikklankan dari sana. Salah satu dari mereka masing-masing dan berkombinasi untuk menargetkan jet siluman F-22 dan F-35.

Jadi S-400 akan menghadapi target hipersonik, di masa depan S-400 akan menjadi bintang dan mutiara sangat penting untuk menggantikan S-300 di arena perdagangan alutsista militer di dunia.

Kini, Turki termasuk India telah melakukan hubungan khusus dengan Rusia, tampaknya berkaitan dengan S-400. Terakhir ini S-400 telah menjadi "kartu truf" Rusia yang dipadukan dengan baik dengan faktor politik yang berkembang.

Demikian juga dengan situasi Iran sekarang, Rusia siap mengirim S-400 ke Iran, sebenarnya ini lebih banyak merupakan hubungan ironis antara kedua belah pihak. Kombinasi dari hubungan ini penting untuk membaca sejarah saat ini, baik untuk Rusia maupun Iran. Perkaranya apakah S-400 dapat menembak jatuh pesawat siluman canggih AS dan Barat (F-22 & F-35) adalah hal lain.

Yang penting sekarang bagi Rusia sudah siap menyerahkan S-400, jika ingin mencoba apakah ampuh silahkan saja. Dalam medan perang dan kemiliteran selalu terdapat banyak ketidak pastian, yang disebabkan adanya potensi ketidak pastian.

Kemungkinan besar AS takut terhadap S-400, tetapi itu tidak akan tabu dengan S-300. Maka dari itu AS kini mengerahkan F-22 di pangkalan Al-Udeid, Qatar, karena merasa S-300 akan tidak ampuh melawan F-22.

Namun kini dengan adanya kabar S-400 akan segera dikirim dan digelar di Iran, maka langkah selanjutnya penggunaan pangkalan ini dan penyebaran tambahan selanjutnya dapat berubah karena alasan ini, meskipun belum dikerahkan.

Tetapi ini dapat dikatakan sudah berhasil, jika AS ingin menambah enam atau lebih F-22 lagi untuk langkah berikutnya, maka layak dipertimbangkan, karena ini ada unsur taruhan untuk melawan S-400. Andaikata benar-benar terjadi F-22 tertembak jatuh oleh S-400, realitas ini sungguh mengerikan bagi AS, kerugiannya sungguh tidak dikehendaki sama sekali.

Pengaruh Dukungan Rusia Terhadap Iran

Dukungan Rusia terhadap Iran kali ini, telah membawa perkembangan situasi konflik AS-Iran, karena bagaimanapun kini Rusia telah menjadi kekuatan yang berpengaruh pada situasi di kawasan ini.

Namun sebagian pengamat dan analis sepakat berpandangan bahwa Rusia memang tidak benar-benar berada di sisi Iran untuk melawan AS. Sebenarnya Rusia sedang mempermainkan "kartu" selalu menempatkan masalah Iran sebagai chip tawar-menawar dalam setiap timbul konfrontasi. 

Meskipun secara verbal mendukung Iran, tetapi pertimbangannya sungguh berat dan itu bisa di maximalkan untuk keuntungan dan kepentingan Rusia secara keseluruhan, dengan melihat AS apakah tidak akan menghentikan, sehingga dukungan Rusia terutama untuk Iran akan terlihat terpuji, terutama ketika Iran sekarang sedang kewalahan.

Dengan perkembangan hubungab khusus antara Iran dan AS sekarang, tampaknya prospek masa depan bisa terus "dipermainkan", karena sangat sulit bagi AS untuk menarik diri. Jika Trump saat ini benar-benar ingin masuk ke Iran, maka maju masuk susah mundur juga akan sulit.

Masalahnya dengan insiden "Global Hawk", kenapa telah ditembak jatuh tetapi tidak ada pembalasan untuk nyerang masuk, dan ini dilihat oleh seluruh orang sedunia.

Dan ini sangat penting untuk pemilu untuk pertahana dirinya kelak untuk jabatan ke-dua, jika tidak dapat melakukan apapun.

Maka sekarang Trump berupaya untuk meningkatkan deterrence, dan bagaimana melakukan tekanan kepada Iran secara bergelombang, dan itu sulit bagi AS. Dan kini terus berusaha menambah jumlah F-22, menambah jumlah marinir yang dikerahkan di kawasan tersebut termasuk pengerahan kapal-kapal perang dan gugus kapal induk. Tapi itupun ada batasnya.

KemudianTrump ingin bisa membawa opini publik AS ke arah baru agar bisa bernafas legah, tetapi Iran memahami "kartu" AS dan merasa mampu mengatasinya, jadi Iran tenang-tenang saja dalam hati, boleh saja AS terus mengerahkan pasukannya dan mengerahkan alutsistanya, tapi bagimanapun AS seperti menunggangi harimau, turun tidak bisa karena bisa diterkam, jadi mengikuti kemanapun harimau pergi......

Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri

jns.org
muraselon.com
independent.co.uk
www.jpost.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun