Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Padman", Sang Laki-Laki Pembalut Wanita

15 Oktober 2019   17:08 Diperbarui: 19 Oktober 2019   01:11 3727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sinilah permulaan uji coba Laksmi. Cerita bergulir terus kepada percobaan percobaan yang dilakukan oleh Laksmi. Targetnya adalah menciptakan pembalut wanit yang murah untuk perempuan di masyarakatnya, khususnya untuk Gayatri.

Dengan alat alat sederhana dan bahan kapas yang ia olah bersama masyarakat setempat, Laksmi akhirnya menciptakan pembalut wanita dan memproduksinya.

Laksmi bisa memproduksi dengan biaya rendah. Harga pembalut wanitanya hanya 2 Ruppee. Begitu murah dibandingkan dengan harga pembalut wanita yang dijual di toko.

Di akhir film Laksmi dan Gayatri kembali bertemu dan hidup sebagai suami istri. Laksmi sukses sebagai innovator dan wirausaha sosial.

Lagu India bukan favorit saya, namun kali inipun saya dengarkan karena melatari adegan menarik. 


Mahalnya Harga Pembalut Wanita adalah Pajak Bagi Perempuan
Film ini diinspirasi cerita nyata kehidupan Arunachalam Muruganantham yang pernah ditulis dalam cerita pendek "The Sanitary Man of Sacred Land", atau Laki laki Pembalut Wanita di Tanah Sakral.


Arunachalam Muruganantham, menjadi seorang aktivis sosial bangsa Tamil Nadu yang memperkenalkan pembalut wanita murah bagi perempuan miskin dan di pedesaan. Kisahnya mulai ditayangkan pada 9 Pebruari 2018.

Arunachalam merubah menstruasi menjadi isu politik yang membawa manfaat kepada perempuan. Menstruasi di India, khususnya di desa di Mumbai telah membuat 20% anak perempuan putus sekolah karena mereka memasuki puberti tanpa bantuan siapapun. Dan, biasanya, anak perempuan yang putus sekolah akan kawin di usia anak anak pula. Hidup perempuan begitu buruk, dan secara sistematis telah dikutuk buruk oleh budaya dan oleh sistem ekonomi yang tidak berpihak kepada perempuan.

Harga pembalut wanita begitu mahalnya, sehinga keberadaan puberti bagi perempuan adalah pajak bagi perempuan. Perempuan miskin dihukum karena mereka mengalami puberti. 

Ini ditambah dengan situasi budaya yang begitu keras meletakkan reproduksi eprempuan sebagai hal kotor dan perlu dipisahkan dari masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun