Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Paket Mungil Keperakan

19 Juni 2018   07:11 Diperbarui: 19 Juni 2018   08:58 713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Si mungil berwarna perak dan berlogo apel tergigit itu tergeletak manis di dasar boks. Jemari lentik si penjaga counter menutup kotak, menyerahkannya pada Calvin. Tersenyum manis menerima pembayaran.

Benda yang dicarinya sudah ia temukan. Penuh percaya diri, Calvin meninggalkan mall. Turun kembali ke basement. Kesedihannya karena perampokan beberapa jam lalu menguap tak bersisa. Tergantikan bahagia. Bahagia sebab masih bisa memberi.

Luar biasa. Baru saja terkena musibah, niat memberi begitu besar. Kalau sudah niat, segalanya dimudahkan.

Menjelang petang, Calvin tiba di rumah. Mengejutkan semua anggota keluarga yang tengah berkumpul menantinya. Tergesa mereka bangkit dari kursi-kursi rotan di teras depan, berhamburan memeluknya. Yang sudah uzur tertinggal di belakang, tertatih dengan tongkat mereka. Calvin memeluk mereka satu per satu. Menciumi ibu, keponakan, dan saudara-saudara perempuannya. Tas'him mencium tangan para tetua dalam keluarga. Hadirnya menebar kebahagiaan. Kedatangannya menebar kasih dan kehangatan.

"Lihat, Calvin. Anak itu sudah menunggumu. Seharian dia tak mau makan kalau tanpamu." tunjuk sang ibu ke arah sesosok anak cantik berambut panjang dan duduk di atas kursi roda.

Keharuan menyergap. Rindu meresap. Calvin balik kanan, berlari mendekap putri angkatnya. Anak adopsinya tercinta. Ciuman di kening dan usapan di rambut adalah hadiah pertama. Paket mungil keperakan terbungkus kertas perak adalah hadiah kedua dan pelengkap.

"iPhone? Wow, thanks Daddy." ucap anak cantik itu dengan suara halusnya.

Berbunga hati Calvin. Bahagia lantaran sang putri menyukai pemberiannya. Paket mungil keperakan yang ia dapatkan di tengah musibah itu, menuai sepercik kehangatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun