Mohon tunggu...
lady  anggrek
lady anggrek Mohon Tunggu... Wiraswasta - write female health travel

Suka menulis, Jakarta, Blog: amaliacinnamon.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Hutan Bagian dari Kehidupan Manusia

19 September 2019   18:49 Diperbarui: 19 September 2019   18:52 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Maka Hutan Kencana ini memiliki banyak kelebihan sebagai sumber kehidupan masyarakat setempat. Namun ada beberapa di antara mereka ingin mengubah menjadi perkebunan. Jika hal itu terjadi maka air gambut tersebut mengaliri sawah lebak dan menyebabkan banjir. 

Akibatnya, masyarakat tidak lagi dapat menanam tumbuhan atau berternak ikan, dan berdampak negatif pada sumber penghidupan mereka. Hilanglah kesempatan penghasilan masyarakat.

 Tidak hanya untuk mengembangkan sumber daya di hutan saja juga keinginan menjaga keseimbangan alam sebagai salah satu contoh ekosistem. Begitu juga dapat menyuburkan tanah. Karena terdapat banyak tumbuhan yang jika daunnya berguguran, maka akan menjadi membusuk dan terurai sehingga berubah menjadi tanah humus. Dan Ini membuat hutan bermanfaat untuk menjaga dan mempertahankan kesuburan tanah.

 "Telah kuberikan kepadamu segala apa yang ada di sini. Maka pahamilah yang telah menjadi sumber kehidupanmu. Saya berharap engkau menjagaku dan memahami apa arti hutan bagi masyarakat." Jika Hutan bisa mengekspresikan perasaannya dan berkata kepada kita untuk lebih menghormati apa yang telah ia miliki.

Semoga dengan ini mereka bisa memahami. Yang telah bersedia mendengarkan aku di Gedung Serbaguna di Desa Kenari. Para warga dan para pengusaha perkebunan.

Hatinya terasa gelisah saat menjelaskan manfaat dan sumber daya hutan bagi masyarakat. Terutama dalam menjaga keseimbangan alam. Kedua tangannya terasa dingin. Namun setiap waktu berjalan dia merasakan para warga mau mendengarkan. Amalia menatap wajah mereka satu persatu. Terdengar perlahan suara mereka berkata,"Ide yang konyol." "Usaha yang sia-sia." 


Namun ada beberapa orang yang memperhatikan Amalia dengan serius. Secara perlahan hatinya mulai tenang namun tetap ia harus berusaha menyakinkan kepada warga dan pengusaha perkebunan. Untuk memiliki kesadaran dan makna hutan sebagai bagian dari kehidupan manusia.

"Apakah ada yang mau bertanya?," Tanya Amalia selesai penjelasan. Ibu Yuda bertanya,"Menurut saya jika ini tidak dilakukan berarti usaha perkebunan lebih baik daripada menjaga dan mempertahankan hutan?" 

Dia kenakan blouse berwarna biru. Raut wajahnya sekitar 40-50 tahun, tubuhnya kurus dan rambutnya tumbuh uban dan keriting. Tampak terlihat rasa penasaran dan tidak percaya kepada Amalia. Pertanyaannya sungguh kritis.

"Hutan Kencana memang tidak bermakna bagi masyarakat. Namun kita sebagai manusia bergantung kepada Hutan ini karena miliki keseimbangan alam sebagai ekosistem, menjaga kesuburan tanah dan terhindar dari bencana banjir dan erosi. Juga kita tinggal di wilayah Timur Indonesia maka tanaman rumbia atau sagu dapat menjadi penghasilan terbesar bagi masyarakat. 

Terutama dengan rotan dan karet. Juga tanaman lain seperti nanas, padi, pisang dan tebu. Apakah tidak ada manfaat hutan bagi kita? Ya, tidak ada." Jawab Amalia. Ibu Yuda tersenyum bahagia mendengarnya. Lalu ia bisa langsung menjawab memang lebih baik tidak ada hutan lebih mementingkan perkebunan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun