Mohon tunggu...
rizqa lahuddin
rizqa lahuddin Mohon Tunggu... Auditor - rizqa lahuddin

hitam ya hitam, putih ya putih.. hitam bukanlah abu2 paling tua begitu juga putih, bukanlah abu2 paling muda..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kita Tidak Harus (Selalu) Membereskan Meja Sendiri di Restoran, Kok

20 Januari 2019   17:50 Diperbarui: 20 Januari 2019   22:41 1013
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(easylifejourney.com)

Dekorasi dan design restoran fastfood biasanya mementingkan kepraktisan. Kursi yang keras, suasana yang tidak cozy yang memang tidak ditujukan agar orang berlama-lama berada di dalamnya.

Fast Casual
Restoran bergaya fast casual sedikit berada di atas fastfood.  Menemukan restoran dengan kategori ini di Indonesia sangat mudah karena hampir semua tempat makan di mal atau restoran masuk ke kategori ini. Rumah makan Padang Sederhana, Pempek Gaby, Bakso Kepala Sapi, Bebek Goreng Pak Slamet dll termasuk kategori fast casual. 

Untuk waralaba mungkin yang agak mendekati adalah Wingstop, Hooters,  Es Teler 77, BMK, Excelso. Sebenarnya makanan yang disajikan sudah matang (atau setengah matang, tidak perlu dimasak dari awal) sehingga cepat tersaji di meja, tetapi dengan suasana yang cukup nyaman untuk sekedar berkumpul dengan teman, ngobrol dan sebagainya.

Harganya masih terjangkau tetapi sedikit di atas resto fastfood. Menu yang disajikan biasanya terbatas dan spesifik. 

Casual Dining
Restoran seperti ini cukup banyak di Indonesia dengan berbagai menu seperti Japannesse, Western, Asia dan sebagainya. Sushi Tei, Imperial Kitchen and Dimsum, Abuba Steak, Ta Wan, The Duck King, hampir semua restoran yang ada di Mal kelas atas biasanya masuk ke kriteria Casual Dining. Harganya cukup terjangkau (saat baru gajian, hehe) dengan dress code yang bebas tetapi tetap menyajikan suasana yang sangat nyaman.

Jika kita membereskan meja kita sendiri saat makan di restoran seperti ini, justru pelayannya akan kena tegur supervisornya dan dianggap tidak melayani pelanggan dengan baik, karena bahkan sebelum kita selesai makan pun, piring kotor akan diambil oleh pelayan-pelayan di restoran seperti ini. Ada pengalaman lucu, karena pada saat makan, seorang pelayan menghampiri sambil menanyakan bagaimana makanan yang saya makan, apa sudah cukup sesuai dng keinginan.  

Fine Dining
Digambarkan di film-film sebagai tempat seorang laki-laki mengajak pasangannya kencan di tempat romantis, pengunjungnya harus memakai dress code tertentu, bahkan kadang harus reservasi terlebih dahulu sebelum masuk ke restoran fine dining. Harganya cenderung mahal, dan dikelola oleh chef professional lulusan sekolah kuliner. Jika pernah nonton Masterchef, Gordon Ramsay adalah salah satu ikon pemilik restoran fine dining yang terkenal.

Di Indonesia, restoran fine dining biasanya menyatu dengan hotel atau resort, walaupun ada juga yang berada di lokasi premium seperti perkantoran mahal. Contohnya adalah Namaaz Dining di Kebayoran Baru, The Wind By Chef Felix di Bandung atau Blanco par Mandif di Ubud Bali.

Jadi membereskan meja sendiri saat berada di restoran fast food dan fast casual lazim untuk dilakukan, tetapi jika dilakukan di resto casual dining atau fine dining justru mengesankan pelayanan restorannya kurang baik. 

Indonesia Ini Luas
Kembali lagi ke soal restoran cepat saji yang mengajak pengunjungnya membereskan meja sendiri, jika ada netizen yang tidak setuju tentu bisa dipahami, karena sudah hampir 40 tahun beroperasi di Indonesia, fast food dianggap sebagai restoran kelas casual dining terutama di kota-kota kecil yang belum terjangkau ekspansi usaha mereka.

Bahkan di kota sekelas Manado, McD baru masuk sekitar tahun 2010. Dan itu sudah merupakan ibukota propinsi. Bayangkan di kota-kota kecil seperti Batulicin, Bagansiapi Api atau GunungKidul. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun