Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

5 Pertanyaan yang Muncul dalam Perselingkuhan dan 5 Cara Menyikapinya

21 Februari 2018   14:51 Diperbarui: 21 Februari 2018   17:19 7285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (thinkstock photo)

"Perselingkuhan itu ada di setiap kebudayaan di dunia. Tidak ada tempat  di planet ini di mana Anda tidak menemukan perselingkuhan." - Ashley Madison

Ada penggalan lirik -- yang lebih atau kurang-- dalam sebuah fragmen film "Black Lighting" (2009) yang disutradarai Dmitriy Kiselev dan Alexander Voyinskiy, berbunyi seperti ini: "Kami bisa mengatasi gravitasi, namun kami tidak bisa mengatasi cinta".

Perselingkuhan kerap kali terjadi bukan karena ada niat, apalagi kesempatan. Peselingkuhan, baik yang ketahuan atau tidak, adalah sikap di mana bisa menemukan seseorang dengan niat yang sama.

Pendiri situs "perselingkuhan" Ashley Madison (ashleymadison.com), mengatakan, "perselingkuhan itu ada di setiap kebudayaan di dunia. Tidak ada tempat di planet ini di mana Anda tidak menemukan perselingkuhan."

Maka kami akan coba menghimpun ragam pertanyaan tentang perselingkuhan yang telah dibuat Kompasianer. Semoga bisa mencerahkan dan/atau bisa lebih bijak menyikapi tindak perselingkuhan. Semoga, tentu saja, karena barangkali ada manfaat yang dipetik.

1.Mengapa seorang istri bisa tergoda untuk selingkuh?

Bilah Raya dengan penuh kesadaran membagikan ceritanya atau pengalamannya kepada Kompasianer alasan-alasan yang jelas istri pun bisa tergoda untuk melakukan selingkuh.

Pada usia 25 tahun, kali pertama Bilah Raya menjadi lelaki simpanan seorang perempuan berumur 32 tahun. Ia ibu rumah tangga biasa, memiliki anak 2 (usia anaknya 6 dan 10 tahun), dan suaminya jarang pulang ke rumah karena bekerja di Perusahaan Tambang. Bukan itu yang membuka jalannya berselingkuh, tetapi intensitas komunikasi mereka sangat buruk.

Sebagai "teman curhat" yang (sangat) dekat, Bilah semakin tahu kalau suami begitu cuek bila sedang di rumah. Bukan karena memanfaatkan keadaan, reaksi Bilah malah menjadi kasihan. Dan, menjadi sayang, pada akhirnya.

ilustrasi : www.nydailynews.com
ilustrasi : www.nydailynews.com
2.Ketika suami ketahuan selingkuh, apa yang harus dilakukan?

Ini situasi yang sebenarnya paling menyesakkan. Oleh karenanya Ellen Maringka menceritakan reaksi emosional yang lebih mendahului tinimbang logika.

Namun itu tidak bisa disalahkan. Merasa ditipu dan tidak dihargai ketika sebagai istri adalah gejolak emosi dengan segala tindak-perilaku selanjutnya. Bahkan ada yang membalasnya dengan selingkuh juga, kata Ellen Maringka.

Cinta dan rumah tangga, menurutnya, bukanlah semata didasari pada satu kesalahan dan melupakan segala kebaikan dan kelebihan yang dimiliki oleh pasangan kita.

"Bukan tindakan selingkuh itu yang menyebabakan perceraian, tapi perceraian terjadi ketika salah satu pihak tidak lagi bisa memaafkan dan menolerir kesalahan atau penghianatan yang dilakukan oleh pasangannya," tulisnya kemudian.

Tanyalah pada diri sendiri sebelum bertanya kepada suami. Sebab memaafkan atau tidak memaafkan sekarang berada di tangan anda sebagai pihak yang tersakiti.

3.Selingkuh bukan perkara ia cantik atau tampan?

Ada 6, paling tidak, yang  membuat perselingkuhan bukan melulu tentang fisik/penampilan.

Sebuah studi memberikan hasil yang cukup memberikan penjelasan. Sebanyak 92 % laki-laki menyatakan selingkuh bukan soal seks, namun karena hilangnya hubungan emosional dengan pasangan, lebih khusus lagi karena merasa tidak dihargai.

Keenam hal tersebut terbagi dalam (1) merasa lemah di rumah, (2) adanya hirarki dalam pengambilan keputusan di rumah. Karenanya sering merasa ada yang menang dan kalah. (3) Merasa tidak dipedulikan, (4) gagal menyenangkan pasangan. Ini lebih kepada kepuasan yang didapat dari luar rumah.

(5) Hubungan persahabatan yang semakin kuat dengan teman. Dan, terakhir karena (6) rapuhnya kepribadian seseorang dalam hubunngan.

4.Mengapa pria baik-baik bisa selingkuh juga?

Ada tipe laki-laki yang tidak peduli seberapa cantik dan baik istrinya, tetap saja sudah mendarah daging kebiasaan untuk jajan diluar dan selingkuh dengan berbagai wanita. Sebab perselingkuhan, bisa jadi, sudah menjadi hobi.

Namun, ada juga yang lebih kepada urusan lain seperti mendapat kepuasan jasmani dan rohani. Alias mendapatkan seks yang bergairah dari pasangan "barunya".

"Pria membutuhkan bukan hanya sekadar seks (atau berhubungan badan), tapi kegairahan dalam aktivitas seks itu sendiri." tulis Ellen Marinka.

Selain itu bisa juga karena kedekatan emosional yang hilang dalam hubungan suami-istri. Tapi, ada yang perlu ditegaskan di sini. Selingkuh tetaplah tindakan yang keliru. Pembenaran dalam tindak perselingkuhan lebih berdasarkan pada alasan yang-diada-adakan.

Ilustrasi (shutterstock)
Ilustrasi (shutterstock)
5.Apakah peselingkuh ini sadar ketika selingkuh?

Pembelaan yang sering terjadi jika tertangkap basah selingkuh biasa akan seperti ini:

"Dia cuma teman biasa. Tidak lebih dari itu".
"Dia enak diajak mengobrol. Kami cuma mengobrol biasa saja selama ini"
"Saya cuma curhat kok, masa tidak boleh?"

Kata "cuma" ini, menurut Pak Cah, yang membuat banyak perempuan terlambat menyadari apa yang sesungguhnya tengah terjadi.

Mungkin permulaan itu sesederhana saling berbagi cerita. Namun, saat menikmati kebersamaan itulah ada kenyamanan yang didapat.

Barangkali kita bisa saja terlambat dalam mencegahnya. Oleh karenanya, percayalah tidak ada yang terlambat untuk menuju ke arah kebaikan. Sebab kita bukan katak, seperti yang diistilahkan Kei Savourie: "Bagaikan seekor katak yang direbus pelan-pelan, awalnya menikmati kehangatan dan ketika menyadari airnya sudah mendidih, semuanya sudah terlambat".

***

Lima cara menyikapi perselingkuhan dan (semoga) bisa menjauhkannya dalam hubungan.

Ilustrasi (@kulturtava)
Ilustrasi (@kulturtava)
Pertama, ingat keluarga. Pernikahan diikat oleh akad yang sakral, maka jangan mencederai akad itu dengan tindakan yang bisa merusaknya. Dengan mengingat keluarga, itu bagia dari penjagaan kebaikan diri anda.

Kedua, tetap jaga etika ketika bergaul. Sebagai orang yang sudah menikah, tentu mesti semakin pandai menjaga diri dalam interaksi.  Interaksi dan komunikasi yang rutin dan intens paling bertanggung jawab atas munculnya benih-benih cinta di antara dua anak manusia.

Ketiga, mendalami dengan taat ajaran agama. Perselingkuhan bukan merupakan ajaran agama apapun. Meski dalam islam ada yang dinamakan poligami, tetap saja mesti adil dalam memutuskan dan bertindak.

Keempat, pilih teman bergaul. Jika bergaul dengan orang-orang baik, maka akan cenderung memberi pengaruh perilaku yang baik pula. Intinya, semakin kuat pertemanan yang dijalan dalam lingkaran perselingkuhan, semakin mudah juga kita melakukannya. Pilih-pilihlah dengan bijak.

Kelima, segera menjauh saat merasa ada gejala keistimewaan perasaan. Segera putuskan hubungan jika sudah muncul perasaan "berlebih" yang muncul. Jika terus dituruti dan ikuti, akan keasyikan dan cenderung kebablasan.

(hay/yud)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun