Mohon tunggu...
Ellen Maringka
Ellen Maringka Mohon Tunggu... wiraswasta -

Akun Ini Tidak Aktif Lagi dan Tidak Akan Aktif Lagi di Kompasiana. Tidak menerima atau membalas pesan di Inbox.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama FEATURED

Mengapa Pria Baik-baik Bisa Selingkuh Juga?

19 Oktober 2013   07:05 Diperbarui: 23 November 2017   15:05 62956
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Lipstiq.com

Membaca judul diatas, saya dapat membayangkan mata para rekan Kompasianer wanita  berubah menjadi tatapan serius setengah sinis bersinar penasaran, dan Kompasianer pria bergumam dalam hati sembari mengatakan..."karena pria baik baik juga manusia..." Tepat sekali! Itu sebabnya artikel ini ditulis karena manusia baik baik bukan berarti sempurna dan tidak pernah keliru. 

Artikel ini sama sekali bukan membenarkan perselingkuhan. Cheating is wrong. Bagaimanapun juga selingkuh itu dosa dan salah. Ada tipe laki-laki yang hobi selingkuh. Tidak peduli seberapa cantik dan baik istrinya, tetap saja sudah mendarah daging kebiasaan untuk jajan diluar dan selingkuh dengan berbagai wanita. Tipe seperti ini tidak akan saya bahas, karena percuma memberi sejuta teori dan pendekatan untuk memperbaiki dan mencari akar permasalahan, ketika selingkuh sudah mendarah daging dan menjadi hobi. 

Hanya ada dua pilihan sederhana bagi wanita yang bersuamikan tipe ini: Tabahkan hatimu dan bertahan, atau segera tinggalkan dia dan memulai hidup baru dengan tenang. Menjadi menarik ketika saya mengamati bahwa banyak pria baik-baik dan cukup bertanggung jawab dengan keluarganya, toh selingkuh juga. 

Dalam beberapa sesi tanya jawab secara lebih mendalam, dan survey terhadap orang orang dekat, saya menemukan ada kesamaan alasan dibalik perselingkuhan jenis ini. Mohon jangan disalah artikan bahwa dengan menuliskan alasan ini, penulis menyalahkan  atau menuduh para istri kurang baik melayani suami, ataupun memindahkan tanggung jawab atas kekeliruan perselingkuhan sang suami kepada istri karena istrinya kurang ini dan itu. Sama sekali tidak. 

Suami yang selingkuh adalah pihak yang salah, apapun alasannya. Kekurangan istri bukanlah menjadi alasan untuk membenarkan perselingkuhan. Kepada sahabat wanita yang saya sayangi, mari tanggalkan sejenak emosi atau rasa marah kepada suami yang selingkuh, dan coba renungkan dengan kepala dingin. 

Jika ada yang bisa kita lakukan untuk mencegah terjadinya perselingkuhan yang dilakukan suami, bukankah kita akan dengan segenap daya upaya berusaha mencegahnya? Maka tidak ada salahnya kita menyimak dengan sedikit berempati, seraya mencoba memahami sang suami sebagai makhluk perkasa namun memiliki keterbatasan dalam mengungkapkan perasaan dan emosinya. 

Mengapa Selingkuh? Apa yang Dicari? 

Seks Yang Bergairah. Banyak wanita segera akan berkata, "saya melayani suami seperti biasa, dan tidak pernah menolak permintaannya untuk bercinta, meskipun sedang letih." Benar, anda melayani suami dan tidak menolaknya, tapi ada antusiasme yang hilang seiring perjalanan waktu suatu pernikahan. Pria membutuhkan bukan hanya sekedar seks, tapi kegairahan dalam aktivitas seks itu sendiri. Singkatnya : Pria rindu merasa diinginkan.  

Apa ruginya bagi anda melayani suami dengan antusias dan bergairah? Buatlah dia merasa menjadi seperti seorang pangeran tampan yang didambakan semua wanita, namun anda yang dipilih menjadi permaisuri untuk melayaninya di tempat tidur. 

Tidak Merasa Dihargai. Jangan pernah berpikir bahwa hanya wanita yang senang dipuji. Suami anda perlu mendengar dari mulut anda, betapa hebatnya dia.  Tidak perlu menunggu dia melakukan sesuatu yang luar biasa seperti membelikan anda mobil baru atau sebuah cincin berlian untuk memujinya setinggi langit. 

Hal-hal kecil yang dilakukannya untuk anda, patut mendapatkan apresiasi yang pantas, dan katakanlah itu sambil memandang matanya dengan mesra. "Papa memang hebat soal memperbaiki laptop yang rusak, padahal bukan tukang insyinyur..." Tidak ada salahnya mengatakan ini kepada suami anda, meskipun yang dia lakukan hanya menekan tombol power pada laptop, yang tadinya lupa anda lakukan dan menganggap laptop tidak berfungsi. Berikan pujian kepada suami anda, sebelum wanita lain melakukannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun