Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Ada "Thek, Thok, Thek, Thok, Dug" di Mandiri Jogja Marathon

21 Mei 2019   21:00 Diperbarui: 21 Mei 2019   21:38 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jeli dalam menarik minat peserta serta dengan memanfaatkan potensi budaya lokal sebagai salah satu destinasi  wisata. Melibatkan masyarakat sekitar menjadi suporter, pemberi semangat bagi peserta lari dengan kegiatan hiburan bernuansa budaya di sepanjang jalan yang dilalui para pelari. Menjadikan event ini bukan sekadar lomba dan bukan sekadar berbeda tetapi jadi unik dan menarik.

Jeglug lesung (foto: tribun)
Jeglug lesung (foto: tribun)
"Thok, Thek, Thok, Thek, Thok, Dug"

Gejog lesung salah satu seni tradisional yang ikut meramaikan kegiatan lari pagi berbentuk marathon. Simbok-simbok, cekatan membenturkan alu, alat penumbuk padi ke lesung di bagian atas, tengah dan samping.  Sehingga menimbulkan bunyi "thok, thek, thok, thek, thok", bak instrumen musik perkusi.

Benturan yang berirama dan bergantian ke lesung, memunculkan suara unik. Demikian pula saat berbenturan dengan bagian tengah yang dalam  dari lesung, yang terbuat dari kayu utuh besar dilobangi tengahnya sedemikian rupa, sehingga berbentuk cekungan. Maka akan menghasilkan bunyi atau suara "dug". 

"Thok, thek, thok, thek, thok dug. Thok, thek, thok, thek, thok, dug, dug. Thok, thek, thok, thek, thok, dug. Thok, thek, thok, thek, thok, dug, dug".

Tidak salah jika ada yang menyebut musik kothekan, istilah yang muncul karena suara yang ditimbulkannya. Tidak heran pula sesekali melihat senyum peserta Mandiri Marathon Jogja. Entah geli mendengarnya atau karena melihat keunikan musik tradisional. 

Abadikan moment (foto: kompas)
Abadikan moment (foto: kompas)
Bergodho dan pelari (foto:kontan)
Bergodho dan pelari (foto:kontan)
Jangan heran jika melihat satu dua peserta lomba marathon, yang merubah ritme lari. Dari ayunan kaki yang lebar mejadi pelan dan telapak tangan mengepal jadi terbuka. Kemudian digerakan seperti orang menari.  "Wuuiii......"

Saat pelari melewati prajurit Keraton atau bregodho dengan baju khasnya, memainkan peralatan musik yang dibawa. "Dhek, deredhek, dhek, pong. Dhek, deredhek, dhek, pong." Sesekali diselingi suara seruling. Terpancar kekaguman peserta sehingga menambah semangat peserta untuk berlomba. 

Mandiri Jogja Marathon bukan sekadar lomba karena ikut mengedukasi banyak orang tentang pentingnya olahraga. Cukup olahraga 150 menit atau sekitar dua setengah jam sekali dalam seminggu. Atau rutin 30 menit sehari  berolahraga akan membuat tubuh sehat. 

Bonusnya jika mampu mengukir prestasi, bukannya tidak mungkin membawanya mengunjungi tempat favorit dan mendapat hadiah berharga atau sejumlah uang.  Dalam tiap perlombaan atau pertandingan.

Lebih dari sekedar lomba (foto:goopps)
Lebih dari sekedar lomba (foto:goopps)
Tubuh yang sehat artinya mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik. Melakukan kegiatan produktif, bermanfaat secara ekonomis dan orang lain. Sehingga berkorelasi  positif dengan pertumbuhan atau pembangunan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun