Mohon tunggu...
Karla Wulaniyati
Karla Wulaniyati Mohon Tunggu... Lainnya - Senang Membaca dan (Kadang-kadang) Menulis di karlawulaniyati.com

Let the beauty of what you love be what you do (Rumi)

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Apa Perlu Mengajarkan Pengelolaan Keuangan Sejak Dini?

15 Oktober 2019   20:48 Diperbarui: 15 Oktober 2019   20:51 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kurikulum berkaitan tentang peranan sebagai orang tua ternyata tidak terbatas. Banyak yang harus diajarkan agar anak siap saat bertemu dunia nyata. 

Dunia nyata yang dimaksudkan disini adalah waktu anak sudah memasuki tahapan bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri. 

Tidak jarang orang tua salah menempatkan sesuatu contohnya perlakuan yang dimaksudkan menunjukkan rasa sayang dan cinta kepada anak tetapi sebenarnya malah menjerumuskan hidup anak. 

Contohnya anak diharuskan mandiri dalam mengurus dirinya. Karena merasa kasihan pekerjaan termudah sekalipun misalnya membereskan kamar malah dibantu atau dikerjakan orang lain seperti orang tua, asisten rumah tangga, siapa saja selain anak. 

Hasil yang didapat jika anak tidak diberi kesempatan mandiri adalah anak tidak akan terampil saat menemukan kesulitan, manja, bahkan gampang putus asa saat hidupnya mulai jauh dari orang tua.  Sehingga yang katanya rasa kasihan, sayang,  dan cinta itu  sebenarnya menjerumuskan. 

Kunci dari memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar sesuatu agar anak dibekali keterampilan hidup itu kalau untuk saya adalah (rasa) tega. 

Memang terlihat kejam dan kok sebagai orang tua tega melakukannya kepada anak padahal seseungguhnya rasa tega itu yang menghasilkan anak menjadi terampil dalam menjalani hidup. 

Artikel kali ini dipicu oleh pertanyaan apa perlu mengajarkan pengelolaan keuangan sejak dini ? 

Mengajarkan disini juga akan terkait dan membutuhkan (rasa) tega orang tua saat menerapkannya. 

Selain karena pertanyaan diri hal lain yang melatarbelakangi artikel ini adalah saat saya membaca sebuah artikel yang menuliskan pernyataan Warrent Buffet.  

Warren Edward Buffett adalah seorang investor, pengusaha, dan philanthropist asal Amerika Serikat. Dia adalah investor tersukses di dunia. Buffett adalah komisaris, direktur utama, dan sekaligus pemegang saham terbesar di Berkshire Hathaway. Dia adalah orang terkaya ketiga di dunia tahun 2015 versi Forbes. (Wikipedia)

Menurut Warren Buffet proses mengajarkan anak agar bertanggungjawab tentang keuangan diantaranya : ajarkan sejak dini  jangan sampai orang tua malah terlambat mengajarkannya, menabung, lakukan dan terapkan karena berbeda antara mengetahui dengan melakukan. 

Pernyataan Warren Buffet malah bisa menjawab pertanyaan saya apa perlu mengajarkan pengelolaan keuangan sejak dini ? Saya coba bahas tiap poinnya. 

1. Ajarkan sejak dini.
Mengajarkan pengelolaan keuangan justru harus dilakukan sedini mungkin bahkan di usia sangat dini 3-4 tahun karena saat usia tersebut sudah mulai bisa menyerap konsep keuangan dasar. 

Namun biasanya orang tua merasa untuk seusia itu belum dapat diberi tanggung jawab (dirasa) berat hingga menunggu anak usia bisa diberi tanggungjawab misalnya usia remaja, padahal jika baru diajarkan usia remaja termasuk terlambat. 

Saya pun berarti terlambat mengajarkan pengelolaan keuangan kepada anak-anak. 

Saya mengajarkan pengelolaan keuangan saat mereka masuk usia Sekolah Dasar (SD)  saat usia mereka 6-7 tahun. 

Cara mengajarkannya adalah memberikan uang bekal tidak perhari. 

Saat mereka kelas 1 sampai kelas 3 saya beri uang untuk seminggu sekali. Kelas 4 dicoba 2 minggu sekali. Kelas lebih tinggi sebulan sekali. 

Saat menerapkan seminggu sekali lancar dan sukses,  uang cukup sesuai peruntukannya, namun saat sebulan sekali gagal total. Belum sampai sebulan uang habis.

Konsekuansi yang harus ditanggung adalah tidak diberi tambahan uang jajan sampai waktunya lagi dapat uang jajan sehingga anak-anak tidak jajan di sekolah hanya dibawakan bekal makanan dari rumah. Nah tahapan ini yang harus pakai (rasa) tega orang tua agar anak belajar konsekuansi, perencanaan sehingga mereka terampil kedepannya.

Jika dilakukan pengajaran pengelolaan keuangan sejak dini maka akan membentuk kebiasaan yang sudah tertanam sejak dini. 

2. Menabung
Menurut Warren Buffet menabung adalah pelajaran terpenting dalam mengajarkan pengelolaan keuangan pada anak. 

Dua anak saya sangat berbeda dalam hal menabung. Karena sudah terbiasa mengelola keuangan sejak kecil yang berasal dari uang jajan mereka maka mereka bisa membuat perencanaan keuangan. 

Si bungsu pintar menyimpan uang jajannya dengan cara menabung hingga bisa membuat perencanaan kegiatan atau apapun yang mau dia beli. 

Tahapan menabung ini juga harus dilalui orang tua agar tega saat anak menabung lalu tidak bisa jajan  maka orang tua tidak memberikan uang tambahan karena nanti anak akan salah menangkap pesan. 

Awalnya orang tua melatih anak agar menyisihkan uang untuk menabung agar bisa melakukan dan membeli apapun yang anak inginkan tetapi karena merasa kasihan hingga diberi uang tambahan saat anak mau jajan malah memberikan pesan anak tidak mau uangnya dipakai karena akan dapat double uang dari oramg tua. 

Yang tadinya mau mengajarkan merancang pengelolaan keuangan malah menjadikan anak pelit sendiri karena tidak mau rugi. 

3. Terapkan.
Saat orang tua sudah mengetahui bahwa anak harus sedini mungkin dalam pengajaran pengelolaan keuangan, langkah selanjutnya dan sangat penting adalah lakukan dan terapkan karena berbeda antara mengetahui dengan melakukan.

Kalau hanya mengetahui tetapi tidak melakukan bisa dipastikan akan sia-sia karena anak tidak mengerti karena tidak belajar langsung, anak jadi tidak terampil membuat perancanaan, menabung, dan belajar konsekuensi jika tidak sesuai perencanaan. 

I hear and I forget, I see and I remember, I do and I understand. (Confucius) 

Pertanyaan saya saat membuat artikel ini, apa perlu mengajarkan pengelolaan keuangan sejak dini ? Sudah bisa dijawab dengan diperlukannya pengajaran pengelolaan keuangan kepada anak sejak dini agar anak mengerti dan memiliki kebiasan baik dalam hal pengelolaan keuangan. 

Selalu ada kurikulum orang tua saat mengajarkan anak. Kurikulum yang diberikan sekolahan semesta agar anak siap berdiri di atas kakinya sendiri dan siap menghadapi dunia dengan segala kesulitan dan kehirukpikukannya.

Sumber 

Karla Wulaniyati untuk Kompasiana
Karawang, Selasa 15 Oktober 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun