Segmen Empat
Persaudaraan Serangga
EMPAT PULUH ENAM
Lapangan Udara Husein Sastranegara, Bandung, Waktu Tidak Diketahui
Cerita Nanda Ardyas
Seminggu ini membantu keluarga Alif di pernikahan Frisca. Suaminya Brata Whardana, seorang staf pengajar di ITB. Mereka tinggal di tempat kami karena tidak ada siapa-siapa. Ditambah tugas, aku baru tidur nyenyak kemarin sejak pukul sembilan malam. Subuh dibangunkan dengan ketukan oleh Frisca: ada tugas dari Nana Nugraha: ke bandara. Mandi sebentar, lalu aku melesat ke bandara.
Kompi pertama tentara Indonesia yang ditugaskan di perbatasan Thailand tiba di Bandung. Mereka mendarat di Lapangan Udara Husein Sastranegara dari Kuala Lumpur. Mereka pasukan marinir dipimpin Kapten Eduardus Aryono. Hanya enam puluh personil yang kembali dari seratus dua puluh orang.
Letnan Kolonel Ahmady memeluk pria yang sudah dianggap adiknya itu. Hampir sepuluh tahun mereka tidak bertemu. Komandan pasukan itu sebetulnya Mayor Yudi Sadikin. Namun dia gugur dalam suatu pertempuran di Pantai Pattaya melawan pasukan “Djengiz Khan” Kaul bersama empat lima tentaranya dan lebih dari dua ratus tentara Thailand dan lima puluh serdadu Malaysia. Pertempuran yang membuat pasukan Kaul mengundurkan diri.
Yudi Sadikin dan empat puluh lima anak buahnya dimakamkan di Thailand atas permintaan negara itu dan imbalan keluarga mereka jadi warga kehormatan Thailand, bebas keluar masuk negeri itu, apalagi hanya untuk keperluan ziarah.
Kang Ahmady demikian aku memanggilnya mengamati tentara Marinir yang datang. Dia kini berpangkat Letnan Kolonel. Dia melihat seorang serdadu berambut keriting.