Mohon tunggu...
Julius Deliawan
Julius Deliawan Mohon Tunggu... Guru - https://www.instagram.com/juliusdeliawan/

Guru yang belajar dan mengajar menulis. Email : juliusdeliawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Nestapa Pohon Kelapa karena Ulah Penghuninya

2 September 2019   12:36 Diperbarui: 2 September 2019   13:08 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


" Mau ke mana kang?"

Keduanya tampak tergesa, ketika saya menyapa mereka. Melintasi jalan setapak samping rumah. Martil terlihat ada di genggaman salah satu diantara mereka.

"Belakang, bikin ulah lagi."

Tanpa dilanjutkan, saya paham dengan maksud jawaban itu. Bukan hanya kali ini, mungkin ini sudah untuk kesekian kalinya.

Penasaran, saya buntuti mereka. Pakan, saya letakkan begitu saja diantara kerumunan  ayam.  Ada yang terkaget-kaget. Mendongak, menatap kearah saya, berkotek. Entah apa yang ada dalam pikirannya.

Beberapa diantaranya mengikuti langkah saya.  Sambil mengeluarkan suara, krek krek. Suara khas ketika ayam mendengar suara dari alam lain. Begitu warga kampung meyakininya.

Gerombolan kecil itu berlari kecil mengikuti di belakang saya. Padahal ember wadah pakan, sudah saya tinggal dekat kandang. Barangkali naluri netizen zaman ini sudah mereka rasakan lebih dulu, ayam-ayam ini tidak ingin ketinggalan moment. Supaya menjadi ayam pertama yang bisa share berita. Bukan hanya monopoli generasi milenial ternyata.

Gerimis semalam, menyisakan tanah becek di beberapa bagian jalan setapak. Matahari, belum sepenuhnya menampakkan wujudnya. Rindangnya pohon di kebun, membuat temaram. Sentuhan daun, membuat kaki dan tangan terasa dingin, adakalanya membuat bergidik.

Semakin dekat tempat yang dituju, aroma wangi mulai menyengat. Kadang terbawa angin, menyisakan bau anyir. Perpaduan komplit bebauan kebun. Meski seharusnya bau WC.  Tepat di ujung kebun, pondok kecil WC keluarga berada. Seperti anjuran mantri puskesmas, WC harus minimal 10 M dari sumur.

Krek-krek ayam tambah keras, dua pemuda tetangga saya mulai melambatkan langkahnya. Tangannya mengarah ke saya. Memberi tanda agar melangkah perlahan.

Seperti paham, ayam-ayam juga berhenti. Hanya kepalanya yang mendongak, dan tengok kanan kiri. Mengeluarkan bunyi, riuh. Kreeeek, kreek, memanjangkan nadanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun