Indonesia Corruption Watch merilis daftar caleg yang tidak mendukung pemberantasan korupsi. Bagaimana kalau kita teliti profil caleg yang ada di KPU? Kalau ada yang benar-benar bersih, itu saja yang dipilih nanti dalam pemilu 2014.
Mungkin tidak perlulah calon yang hebat, tapi asal tidak melakukan korupsi saja masyarakat sudah bisa terima. Sebenarnya kalau anggota DPR itu tidak korupsi, kepercayaan masyarakat tidak separah sekarang.
Mungkin kita bisa jadikan rujukan Jokowi dan Ahok. Walupun sejauh ini kita hanya bisa mengikuti perkembangan mereka dari pemberitaan media dan sejauh ini media masih memberitakan secara positif tentang mereka.
Penampilannya yang sederhana dan kepeduliannya yang tinggi terhadap masyarakat kecil, kiranya membuat DKI sedang dikelola dengan baik bersama Ahok sehingga pemerintah Jakarta sekarang terkesan lebih inovatif, tegas dan tidak mau korupsi sekecil apa pun. Bukan saja pelayanan di kelurahan menjadi lebih cepat dan manusiawi tanpa pungli sekarang ini, tapi juga orang miskin bisa menyekolahkan anaknya dan berobat ke dokter atau rumah sakit di bawah pemerintahan Jokowi yang belum berusia setahun. Sebelumnya gubernur mana yang peduli akan nasib rakyat seperti itu?
Hal itu tentunya sangat berbeda dengan sikap atau perilaku para pejabat pemerintahan atau penyelenggara negara pada umumnya. Tentu saja hal ini membuat Jokowi tampil "aneh" sebagai pejabat pemerintah yang tidak berperilaku seperti itu.
Sebagai warga Jakarta yang menikmati kinerja Jokowi-Ahok (sejauh ini), ada juga rasa bangga kalau nanti Jokowi atau Ahok menjadi Presiden RI karena prestasi dan sikapnya; apalagi kalau sudah menjadi presiden nantinya mereka tetap merakyat seperti sekarang ini.
Pemilu 2014 sesungguhnya ingin menemukan calon-calon anggota DPR dan Presiden atau Gubernur seperti sosok Jokowi yang sangat peduli dengan kepentingan rakyat, sederhana, tampil seperti yang diharapkan masyarakat, tidak terlalu peduli dengan penampilan fisiknya. Ketika banjir datang, dia mau datang ke sana untuk bersama dengan para korban, bahkan hingga tengah malam atau dini hari.
Pemilu 2014 bukan mencari figur yang memiliki rekening milyaran rupiah dan memiliki vila di Puncak, rumah dan mobil mewah, serta isteri yang banyak, walaupun bisa tampil seperti sinterklas. Mungkin sekarang orang seperti ini malah dianggap biasa dan normal.
Namun Jokowi dan Ahok membuktikan ternyata penyelenggara negara itu bisa tampil sederhana tanpa mengejar kekayaan pribadi dengan menggunakan anggaran rakyat.
Masyarakat Indonesia pasti menghendaki dalam Pemilu 2014 dapat menemukan sosok anggota-anggota DPR dan pemimpin Indonesia seperti Jokowi, pejabat "aneh" yang berani dan tegas demi kepentingan rakyat.
Semoga pemlu 2014 dapat mengtasi ketimpangan ekonomi; tidak ada lagi segelintir warga yang berkelimpahan, apalagi karena merampas porsi warga mayoritas yang kesulitan mengakses sumber kehidupan atau yang hidup sangat pas-pasan. Pemilu 2014 juga diharapkan dapat meyakinkan Transparency International bahwa Indonesia tidak lagi negeri korup dan sudah bisa mendekati tetangganya Singapura yang sudah berada pada urutan ke-5 dari 176 negara.