Mohon tunggu...
hasran wirayudha
hasran wirayudha Mohon Tunggu... Wiraswasta - welcome to my imagination

orang kecil dengan cita-cita besar

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Harga Beras vs Harga Gabah Korban Janji Politik

11 Februari 2019   12:32 Diperbarui: 12 Februari 2019   07:14 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku lahir dari keluarga petani kecil di sebuah desa terpencil, orang tuaku hanya berprofesi sebagai petani dengan sebidang tanah yang tidak terlalu luas dan alhamdulillah mampu menyediakan kebutuhan beras hingga musim panen selanjutnya. Mayoritas penduduk desa berprofesi sebagai petani, yang mana pendapatan mereka hanya bersumber dari hasil pertanian.

Note : 1belik=20ltr=10kg

Harga jual gabah kering saat ini berkisar antara Rp 65.000- Rp 70.000/belik tergantung jenis padi yang ditanam. Harga itu bisa dibilang cukup rendah jika dibandingkan dengan biaya produksi petani, mungkin sekitar 50% dari hasil penjualan adalah untuk biaya produksi dengan catatan petani menggarap sendiri, sedangkan kalau semua produksi menggunakan jasa bantuan orang lain maka biaya produksi itu mencapai angka70%-80% dari hasil penjualan.

Beberapa tahun yang lalu tepatnya tahun 2012-2013 harga gabah ditingkat petani mencapai Rp 85.000/belik dan petani saat itu betul-betul menikmati keuntungan yang cukup besar dan mampu membuat raut senyum di wajah mereka semakin lebar, aku bisa merasakan betapa bahagianya para petani saat itu.

Namun para petani hanya dapat merasakan harga yang cukup tinggi hanya tahun itu, sedangkan tahun 2013-sekarang harga gabah tidak pernah lagi menyentuh angka Rp 85.000/belik utk padi kualitas medium dan bertahan dikisaran angka Rp 65.000-Rp 70.000. padahal harga pupuk setiap tahun mengalami kenaikan sekitar 5%-10%, upah pekerja naik sekitar 20%, dan pestisida  dan sejenis juga ikut-ikutan naik. Kenaikan komponen biaya produksi membuat margin keuntungan petani semakin kecil dan bisa dikatakan kalau petani tidak semakin sejahtra.

Tahun 2019 bertepatan dengan tahun politik, dimana janji-janji manis bertebaran, masuk ke pelosok-pelosok yang bahkan tidak terjamah hanya untuk menebar janji manis merayu penduduk untuk memilih dia menjadi anggota dewan dan juga presiden. Meskipun penduduk tidak terlalu perduli namun suara mereka sangatlah berarti dan bisa mempengaruhi hasil pemilu, sehingga ada baiknya sebelum memilih harus betul-betul mempertimbangkan siapa yang akan dipilih demi kesejahtraan bersama.

Dari sekian janji politik yang bertebaran terdapat calon yang berjanji akan menurunkan harga kebutuhan pokok khususnya beras,dan mensejahtrakan petani.

Mari kita analisis bersama apakah janji ini bisa diwujudkan?

Kalau harga beras di turunkan sudah pasti harga gabah akan ikut turun juga, yang saat ini saja harga gabah termasuk murah apalagi kalau harganya diturunkan, bisa-bisa tidak ada lagi petani yang mau menanam padi untuk dijual karena harga yang ditawarkan tidak mencukupi bahkan untuk biaya produksinya saja.

Kalau mau menurunkan beras tanpa menurunkan harga gabah maka bisa dipastikan harus menggunakan subsidi untuk menutupi kekurangannya dan bisa saya katakan dengan jamblang bahwa angka subsidinya sangat besar dan sangat membebani APBN, kalau APBN tidak mencukupi maka pos-pos biaya lain harus terpotong dan bisa mempengaruhi pembangunan dan pelayanan masyarakat.

Dengan permasalahan di atas maka akan sulit mewujudkan janji tersebut dan mungkin setelah mereka terpilih janji itu takkan bisa diwujudkannya. Jadi kita sebagai pemilih yang cerdas harus mampu memilih dewan atau presiden yang mana visi misinya rasional bisa dicapai dan itu akan lebih berarti ketimbang orang dengan janji sewangi bunga tapi takkan bisa terwujud, sama saja bohong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun