Mohon tunggu...
Wurry Parluten
Wurry Parluten Mohon Tunggu... wiraswasta -

Nama lengkap saya Wurry Agus Parluten. Saya manusia Indonesia biasa.

Selanjutnya

Tutup

Humor

Dongeng yang Bikin Hamil

18 September 2013   14:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:43 1375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1379490906182930757

[caption id="attachment_289229" align="aligncenter" width="426" caption="https://twitter.com/Jenderal_Luten"][/caption]

Ini adalah cerita yang ada di twitter gue. Cerita yg berkisah tentang gue dan temen gue. Dia cewek, dan dia adalah seorang Dokter. Untuk lebih jelas, bisa baca pada link di bawah ini...

Klik

Tulisan di bawah ini adalah rapi-rapi...

Adalah Hutari #BukanNamaSebenarnya, seorang dokter muda yang sudah 3 tahun menikah, tapi belum punya anak. Hutari ini cantik, jadi waktu zaman kuliah banyak cowok yang suka sama dia, termasuk gue. Berhubung kali ini dia sudah menikah, gue bertemu Hutari dengan kapasitas sebagai teman. Bukan #TemanTapiMesra, ya? Tapi #TakTemanMakaTakSayang. :D

Maka bertemulah kami di sebuah cafe, malam hari, yang menyediakan makanan khas, Serabi Bandung. Apa ini adanya di Bandung? Weits, rahasia dong! Pokoknya ada aja. Waktu melihat senyum dia muncul sambil memanggil, “Wurryyy!”, gue langsung #tersepona. Di pikiran gue langsung muncul playlist lagu dari #Slank, “Enyah dari bunga, mawarkuuu. Enyah dari bunga mawar merahkyuuu”. Seperti biasa, bonus malam itu ya #CipikaCipiki #Uhuy.

Seperti biasa, obrolan seputar perkembangan, kerjaan, sampai pada satu pertanyaan dari gue, “Udah berapa anakmu, Tar?”. #Jreng serta-merta wajah Hutari berubah jadi serius. Gue jadi bingung, loh, ini anak kenapa? Jangan-jangan... Ternyata memang benar, Hutari yang seorang dokter ini sudah 3 tahun menikah tapi belum punya anak. Gue langsung nggak enak gitu, soalnya gue kan udah punya buntut 2, dia belum?

Demi memperbaiki kesalahan gue, mulailah gue merubah arah pembicaraan. Yang tadinya bicara tentang anak, sekarang bicara tentang #DongengKehamilanBiniGue. Ceritalah gue, kalo dulu gue suka ngajakin bini gue jalan-jalan pagi. Terus gue juga suka ngajakin makan es krim. Tapi lucunya, karena gue waktu itu lagi kere, makan es krimnya di McD. Tujuannya beli es krim doang, tapi di dalem tas ada gorengan. Seru banget makannya, soalnya kalo ketauan orang McD, bisa diomelin nih. :D

Hutari ketawa ngakak-ngakak, dan gue juga bingung, emangnya ada yang lucu, ya? Mulai deh kalo ada kalimat gini dari Hutari, “Kamu masih kayak dulu!”. Nah lho, gawat deh. Tapi langsung tombol di kepala gue dirubah jadi berfikir #Tring, fokus, Hutari itu teman, bukan #CLBK. Selamatlah malam itu gue dari pikiran-pikiran nakal tentang Hutari. Yang ada malah gue nemu satu hal, ternyata miris juga ya kalo jadi dokter perempuan tapi belum punya anak.

Selang setahun, kalo nggak salah, kita ketemu lagi. Waktu itu gue sedang maen ke kantor sodara. Jaraknya gak jauh dari tempat praktek Hutari. Mampirlah gue ceritanya, kebetulan pasien sepi.

Betapa kagetnya gue saat melihat, bahwa perut Hutari sedang hamil besar. Pikir gue, “Belum juga diapa-apain udah hamil?”. Kata Hutari, “Enak aja. Ini hasil perbuatan laki gue. Emangnya genderuwo kayak elo”.

Hutari cerita, katanya tinggal tunggu hari udah langsung brojol (Sekitar 9 bulanan-lah). Kalo udah begini mulai deh, dia cerita kalo #DongengKehamilanBiniGue waktu itu dia ceritain ke suaminya. Gue kaget, “Ngapain diceritain ke misoa loh?”. Kata Hutari, “Justru itu yang bikin gue jadi bunting, Ncoy. Payah lo, ah!”. Gue makin bingung, “Maksud loh, lo bunting gara-gara dongeng gue?”. Hutari dengan malu-malu mengakui bahwa dongeng itu menjadi inspirasi dia agar lebih giat memproduksi anak. Gue nguwakak abis-abisan.

Jujur gsue antara seneng dan heran sama kejadian itu. Kok bisa, ya? Dongeng bikin orang jadi hamil? Emangnya ngaruh cerita gue itu? Gue sendiri aja bingung.

Kami pun berpisah, lalu saat anaknya aqiqah, Hutari pun mengundang gue dan istri ke rumahnya. Di situlah gue bertemu dengan suaminya Hutari, namanya anggap saja Toto. Wuiiih, gue langsung disambut Toto bak raja. Sampe mo duduk aja disedia-in kursi yang paling bagus. Padahal tamu laen udah duluan duduk, eh giliran gue, tamu itu disuruh minggir. Kata Toto, “Misi, Mas! Ini kursinya Gubernur”. Gue langsung mikir, pantes nyambung ya? Hutari ama lakinya emang rada-rada lebay.

Toto pun cerita, bahwa dongeng gue bisa bikin Hutari hamil. Lah? Emang secara ilmiah gak masuk akal, tapi Toto percaya itu yang menjadi penyebabnya. Gue nanya, kok bisa sih?

Jadi ceritanya Toto emang lagi pusing memikirkan pernikahan dia dan Hutari. Udah 3 tahun menikah, tapi kok belum punya anak juga. Tiba-tiba Hutari cerita kalo dia habis ketemu gue. Awalnya Toto cemburu, jangan-jangan selingkuh nih. Makanya suami-istri itu berantem dan yang jadi masalah adalah gue.

Gue yang dengar cerita Toto jadi bingung, lah, emangnya gue ngapain ama bini lo? Orang cerita doang, kok. Toto menenangkan dan bilang, kalo dia minta maaf sudah salah kaprah duluan ke gue.

Baru setelah sering bertengkar, mereka pun bergulat di ranjang. Tambah hari pergulatan itu semakin seru, bahkan pernah ranjangnya patah dan ambruk. Pas abis ganti ranjang baru, mereka mulai maen tinju. Ranjangnya patah lagi, sekarang ganti maen cubit-cubitan. Eeeh, keterusan deh sampe bunting.

Gara-gara cerita itulah Toto berterima kasiiih banget sama gue. Dia merasa Hutari lebih paham dengan suami setelah denger dongeng itu. Toto malah pengen nanya lagi, soalnya dia mau kejar setoran ke anak kedua. Dia minta didongengin tentang, bagaimana cara maen cubit-cubitan dengan benar. Waduh, pikir gue. Salah ngkale, Coy. Yang bener tuh, lo kudu dateng ke ahli kehamilan, lah gue apaan, tukang ngarang juga dipercaya. Toto nggak peduli, bagi dia, gue tuh ibarat ahli ginekologi yang bisa memprediksi sudut-sudut yang tepat kalo maen cubit-cubitan.

Lama-lama gue jengah juga. Dengan berbagai alasan gue menghindar dari Toto, bahkan diam-diam gue berbisik ke istri, “Ayo, dong! Cepetan pulang! Pusing, nih!”. Untung istri gue ngerti, dia kasih alasan ke Hutari agar bisa pulang cepat. Setengah buru-buru gue pergi dari situ, tapi setibanya di ambang pintu...

#Jreng Ternyata Ibu-ibu pada ngumpul sambil bilang...

“Mau dwooong, di-dongengiiin!”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun