Mohon tunggu...
OPA JAPPY
OPA JAPPY Mohon Tunggu... profesional -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Acount Baru http://www.kompasiana.com/opajappy

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kejahatan Narco-terrorism (dan Seksual) Telah Ada di Indonesia

21 April 2012   15:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:18 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Narco-Terrorism: The Merger of the War on Drugs and the War on Terror (Global Crime, Vol. 6, No. 3&4, August –November 2004, pp. 305–324). Sampai saat ini, belum ada penjelasan yang lengkap tentang/mengenai Narcoterrism. Arti paling sederhananya adalah gabungan - penggabungan narkotika dan terorisme dan/atau tindak kriminal dan narkotika serta tindak kriminal dan teror.

Akan tetapi Narcoterrorism, tidak sederhana itu (yang belakang juga ditambah dengan kejahatan seksual), sehingga menjadi sexual narcoterrorism; penggabungan kejahatan sexual - narkotika - teror dan terorisme. Narcoterrorism, bisa di Indonesiakan menjadi Narkotika Terorisme, selama belum ada istilah yang tepat untuk itu, maka kita (anda dan saya) gunakan narcoterrorism (walau untuk sementara) dan selanjutnya kita bisa juga gunakan istilah sexual narcoterrorism.

Menurut Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Irjen (Purn) Ansyaad Mbai, nacroterrorism merupakan tren (kejahatan) yang paling berbahaya. Pelaku kejahatan melakukan aksi-aksi kriminal demi mendukung kegiatan teror yang telah direncanakan, seperti menghalalkan perampokan untuk menyokong terorisme. Dari hasil penyelidikan, penyidik mendapatkan nomor-nomor telepon yang menunjukan bahwa ternyata agen-agen narkotik  mempunyai link dengan tokoh-tokoh teroris kita" (detik.com 18 April 2012)

Dengan demikian, narcoterrorism adalah (bisa dijelaskan) sebagai penggabungan-menggabungkan kejahatan (tindak kriminal) narkotika dan tindakan-tindakan teror dan terorisme. Keduanya saling berkait dan membutuhkan;  para pelaku kriminal (penjahat) narkotika menggunakan jaringan - sel-sel teroris untuk mengedarkan narkotika; dan hasil penjualannya, digunakan untuk membiayai aksi-aksi teror. Bisa jadi, sang penjahat tersebut sebagai pengedar narkotika sekaligus teroris.

Tidak sedikit para pelaku narcoterrorism tersebut, bertopeng pada perkawinan (dengan perempuan baik-baik), sehingga isteri (dan keluarga besarnya) mereka sebagai topeng; atau mereka sekaligus menjadi para pelaku penjual manusia (perempuan), dan lain sebagainya; atau bahkan sebagai penculik perempuan dan memperkosanya. Dengan demikian, telah terjadi penggabungan kejahatan narkotika - terorisme - dan kejahatan sexual, sehingga menjadi sexual narcoterrorism

1334713799935884150
1334713799935884150
Tingginya penggunaan (konsumer) Narkotika di Nusantara serta relatif mudahnya pergerakan kaum radikal (yang berlanjut pada asksi-aksi terorisme) di RI,  agaknya telah menjadi ladang subur pertumbuhan narcoterrorism dan sexual narcterrorism.

Rakyat awam, kini, dapat menilai  dengan jelas bahwa, setiap hampir hari ada penangkapan teroris dan bandar narktika, bahkan tak sedikit yang ditembak mati. Namun, para penjahat itu, bagaikan tak habis, selalu ada bandar-agen narkotika dan kader teroris (yang) baru, seakan satu tewas, yang bertumbuh. Semuanya itu, menunjukkan bahwa jaringan-jaraingan - sel-sel narcoterrorism telah merasuk jauh ke dalam komunitas masyarakat. Mereka bisa tampil sebagai orang baik-baik dan taat beragama (walau ini hanya topeng), tetapi sekaligus serigala lapar yang bisa menghancurkan dan merusak komunitas dengan aksi-aksi teror dan pengedaran narkotika.

Kita, bangsa dan rakyat Indonesia, seluruh Nusantara, tak boleh menutup mata terhadap pada penjahat narcoterroirsm tersebut. Kini mereka (bisa) bermunculan dari Afganistan dan Iran dan Pakistan; wilayah yang disebut peredaran Narkotika dari jalur bulan sabit (Pakistan, Afganistan, Iran); kemudian  opium di Segitiga Emas (Thailand, Myanmar, dan Laos). Para penjahat tersebut, juga bisa gunakan perempuan-perempuan Nusantara sebagai isteri (dan belakangan digunakan sebagai anggota jaringan kejahatan)

Kini, rakyat menanti ketegasan negara; ketegasan yang mampu memberangus semua radikalisme yang melahirkan terorisme; juga perlu ketegasan pemerintah memberantas kemiskinan, sehingga rakyat tidak mudah tergoda sebagai agen penjual narkotika dan kemudian menjadi teroris. TULISAN TERKAIT Narco-Terrorism Bukan Alat Peperangan untuk Melawan Aktifis

1339833609225446521
1339833609225446521
foto koleksi pribadi - kompasiana media library Opa Jappy

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun