Mohon tunggu...
Iskandar Zulkarnain
Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Penulis Buku ‘Jabal Rahmah Rendesvous Cinta nan Abadi’, 'Catatan kecil PNPM-MPd', 'Menapak Tilas Jejak Langkah Bung Karno di Ende', 'Sekedar Pengingat', 'Mandeh Aku Pulang' (Kumpulan Cerpen) dan 'Balada Cinta di Selat Adonara' (Kumpulan Cerpen). Ayah. Suami. Petualang. Coba berbagi pada sesama, pemilik blog http://www.iskandarzulkarnain.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

PT. Gama Group Lebih Sakti dari Banten

8 Mei 2014   05:21 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:44 731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sore tadi, saya mendapat telpon dari sahabat lama yang sudah lama tidak ketemu, setelah bertanya tentang kondisi kesehatan dan kondisi keluarga, lalu sahabat saya berpesan agar jangan kemana-mana. Dia bermaksud akan ke rumah. Ada hal penting yang akan dibicarakan, begitu pesan terakhirnya. Saya menyanggupinya. Lalu setelah telpon ditutup, saya katakan pada istri, untuk menyiapkan kopi hitam sepesial, karna akan ada teman pecandu kopi hitam yang akan datang nanti malam. Istri hanya tersenyum, maklum artinya akan kopi hitam spesial, artinya, obrolan akan berlangsung lama, dan mungkin juga, hingga larut malam.

Malam baru selesai Isya, ketika sahabat saya sudah berada di depan pintu rumah. Kami berpindah ke beranda rumah. Pertimbangannya, agar lebih santai dan tidak mengotori ruang keluarga dengan asap rokok. Maklum, kami berdua berdua punya hobby yang sama, sama-sama suka mentandaskan kopi hitam dan mengotori ruang dengan asap rokok.

Setelah ngobrol ngalor-ngidul, sahabat saya menceritakan bagaimana Banten kini sudah tidak sakti lagi. Paling tidak kesaktian itu, sudah dihancurkan oleh PT Gama Group. Tak ada lagi hal yang dapat dibanggakan oleh orang Banten. Harga diri itu kini telah tiba pada titik nadir. Kalau tidak bisa dikatakan mendekati frustasi. Hal yang sangat dikhawatirkan, akan menjadi chaos. Saya yang kini sudah menjadi warga Banten, jadi kaget dengan kesimpulan demikian. Sakti dalam hal apa, lalu bagaimana kesaktian itu hilang dengan datangnya PT. Gama Group. Dua pertanyaan yang mengganjal.

“Maksudnya sakti itu bagaimana?” tanya saya.

“Begini, bukan rahasia umum lagi, kalau Infrastrukture di Banten itu rusak berat, khususnya di Banten Selatan. Kondisi yang sengaja dibuat oleh Penguasa, karena dapat saling menguntungkan. Baik bagi Penguasa maupun masyarakat”

“Maksudnya bagaimana, kok membingungkan saya” tanya saya lagi, ada yang aneh dalam kalimat sahabat saya ini. Logika berpikirnya tidak lumrah.

“Menguntungkan bagi Penguasa, karena Penguasa mendapat alasan, untuk memperbaiki jalan itu setiap tahun anggaran. Lalu anggaran yang besar itu, mereka sunat secara besar-besaran pula, sehingga perbaikan jalan itu, jauh dibawah kualitas yang disyaratkan. Akibatnya, dalam waktu satu atau dua bulan, Infrastrukture akan kembali hancur. Penguasa senang, karena sudah kenyang dengan sunat menyunat lalu memiliki alasan baru untuk kembali memperbaiki jalan rusak, yang baru mereka perbaiki. Masyarakatpun ikut senang….”

“Kok masyarakat ikut senang…?”

“Dengan rusaknya jalan, maka akan membuka lahan pekerjaan baru, akan lahirlah pak Ogah-pak Ogah yang akan mengutip recehan pada tiap-tiap bagian jalan yang rusak itu, dengan gaya seakan memperbaiki jalan yang rusak. Cara yang dilakukan pak Ogah dengan menimbunnya dengan tanah. Cara yang justru pada gilirannya makin memperparah jalan yang rusak. Tapi apa peduli mereka, yang penting dapat recehan, seribu-dua ribu dari setiap mobil yang lewat.

Akhirnya, para supir yang lelah karena jalan rusak ini, memerlukan istirahat, maka terbuka lagi lahan pekerjaan baru. Jasa perparkiran. Perjam seribu perkendaraan, tarif akan bertambah besar, jika kendaraan yang parkir berjenis lebih besar lagi. Jika jumlah mereka yang parkir banyak, maka akan ada jasa pengamen, sebuah lahan perkerjaan baru lagi. Lalu akan lahir pula warung-warung nasi yang menyediakan makanan untuk mereka, warung indomie, untuk mereka yang tidak suka makan nasi, warung rokok untuk mereka yang suka rokok dan warung kopi bagi penggemar kopi. Jika Matahari telah masuk ke peraduan, maka akan lahir jasa pengamanan. Jasa pemijatan bagi mereka yang lelah dan perlu dipijat. Jadi siapa bilang, jalan rusak itu tidak menguntungkan masyarakat? Jika masyarakat diuntungkan dengan jalan rusak itu, lalu apa pedulinya mereka dengan korupsi besar-besaran dalam pembangunan dan perbaikan infrastructure jalan. Tokh, pemerintah yang korup itu telah membawa hikmah tersendiri untuk mereka. Blessing in the guise. Itulah sebabnya, masyarakat Banten itu dikenal dengan kesaktiannya. Korupsi massive dapat berjalan aman di depan mata” demikian sahabat saya menjelaskan teorinya.

Saya terpana mendengarkan “penjelasan” sahabat saya yang luar biasa ini.

“Lalu bagaimana dengan Pt Gama Group, yang lebih sakti lagi itu?” tanya saya pula.

“Ternyata Pt Gama Group, memporak porandakan kondisi yang ada. Mereka datang, bukan hanya merusak, tetapi berhasil membuat, seluruh jalan yang ada di Lebak Selatan menjadi kubangan. Kondisi ini membuat Penguasa terperangah, secara gengsi mereka benar-benar kehilangan gengsi, tokh mereka yang mengijinkan Pt Gama Group untuk beroperasi, akibatnya, masyarakat menilai hancurnya infrastruktur itu, bagian lain dari kinerja Penguasa. Secara financial Penguasa juga rugi . kalau dulu, mereka bisa tambal-sulam dengan dana besar, sekarang, apa yang akan ditambal-sulam, ketika semuanya sudah jadi kubangan. Masyakatpun marah, ketika semuanya jadi kubangan, tak ada lagi kendaraan yang lewat disini. Terjadi pengangguran besar-besaran, tak ada lagi pak Ogah, tak ada lagi jasa perparkiran, warung tutup, jasapengamanan mati, jasa pemijat hilang. Itulah hebatnya PT Gama Group. Dia bukan hanya telah mampu merubah kondisi seluruh jalan di Lebak Selatan jadi kubangan, tetapi sekaligus membuat Penguasa jadi impoten, masyarakat mati secara perlahan. Itulah yang saya maksud Pt Gama Group lebih sakti dari Banten” jelas sahabat pula.

Malampun semakin larut, dua gelas kopi hitam sudah tandas, pada batang rokok terakhir, sahabat saya mohon pamit, tinggal saya sendiri. Termangu-mangu dengan kalimat “Pt Gama Group lebih sakti dari Banten”

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun