Mohon tunggu...
Iskandar Zulkarnain
Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Penulis Buku ‘Jabal Rahmah Rendesvous Cinta nan Abadi’, 'Catatan kecil PNPM-MPd', 'Menapak Tilas Jejak Langkah Bung Karno di Ende', 'Sekedar Pengingat', 'Mandeh Aku Pulang' (Kumpulan Cerpen) dan 'Balada Cinta di Selat Adonara' (Kumpulan Cerpen). Ayah. Suami. Petualang. Coba berbagi pada sesama, pemilik blog http://www.iskandarzulkarnain.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Pantai Raja, Ende. Aroma Soekarno

24 September 2016   01:35 Diperbarui: 24 September 2016   10:22 974
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1. Pantai Ende, beberapa kapal kecil di perairan laut Flores (dok.Pribadi)

Ende, bagaikan cerita tak berujung. Ada saja bahan yang bisa diceritakan tentang kota bersejarah di Pulau Flores ini. Dan hebatnya, satu dengan lainnya saling berhubungan.  Salah satu ikon pusaran cerita itu, tentang Soekarno dan pusaran yang mengelilinginya.

Diceritakan, bahwa di kala senja, biasanya Soekarno duduk di bawah Pohon Sukun yang bercabang lima, pada sebuah taman yang kini disebut dengan Taman Perenungan Bung Karno.  Posisi duduk  Soekarno, menghadap ke laut Flores dan ketenangan  laut Flores, serta biru laut yang terbentang dihadapnnya, melahirkan imajinasi yang kelak menjadi butir-butir yang disebut lima sila dalam Panca Sila.

2. Sisi lain dari Pantai Raja, Ende (dok. Pribadi)
2. Sisi lain dari Pantai Raja, Ende (dok. Pribadi)
Bukan tentang Laut Floresnya, juga bukan tentang Soekarno yang Ingin saya ceritakan. Melainkan,  tentang pantainya. Pantai yang oleh masyarakat Ende disebut dengan pantai Ria, ada juga yang menyebutnya dengan Pantai Raja. Karena terletak di kelurahan Kota Raja, Ende.

Biasanya, pantai Ria mulai ramai ketika sore hari. Bukan hanya, karena masyarakat ingin melihat sunset. Melainkan juga,  ada semacam budaya di NTT, tidak hanya di Pulau Timor, juga di pulau Flores, aktifitas siang hari dihentikan sejenak mulai jam dua siang hingga jam empat sore. Pada jam istirahat itu, jalanan lengang, sebagian toko di pasar tutup. Setelah jam istirahat, kegiatan masyarakat kembali menggeliat.  Hingga malam hari pukul Sembilan atau sepuluh malam. Saya tidak tahu pasti, darimana budaya itu dimulai. Apakah karena pengaruh udara yang panas di siang hari, atau, bisa juga pengaruh Portugis yang dominan di daerah NTT.

3. Sisi Kanan Pantai Raja, Nampak seakan berada di Teluk (dok.Pribadi)
3. Sisi Kanan Pantai Raja, Nampak seakan berada di Teluk (dok.Pribadi)
Duduk di pantai Raja, kita dapat dengan leluasa memilih banyak tempat, apakah di bawah pohon rindang yang berada di luar Taman Rekreasi dan Taman Jajanan Ringan yang berada di bibir pantai.

Sambil bercengkerama. Kita dapat memesan minuman dan makanan ringan, baik yang merupakan panganan khas Ende seperti Pisang dan Ubi goreng. Atau makanan yang berasal dari berbagai daerah di Nusantara. Seperti Sate Padang, Sate Madura dan Coto Makassar.

4. Pusat Jajan sisi lain, dari Pantai Raja. Buka mulai sore hari (dok.Pribadi)
4. Pusat Jajan sisi lain, dari Pantai Raja. Buka mulai sore hari (dok.Pribadi)
Pada  beberapa hari tertentu, jika kita beruntung, kita juga dapat melihat Kapal Pelni Awu yang melintas di perairan Laut Flores, tepat disisi tengah laut dimana kita duduk.  Karena, letak Pantai Raja yang berdekatan dengan Pelabuhan Laut Ende.

Idealnya, karena kota Ende, tidak begitu besar. Perjalanan ke Pantai raja, hendaknya dimulai siang hari. Kunjungan pertama dilakukan ke rumah pengasingan Bung Karno Jl. Perwira kelurahan Kota Raja Ende. Selesai dengan segala pengamatan dan penghayatan bagaimana suasana di rumah pengasingan Bung Karno, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki ke Taman Perenungan Bung Karno yang jaraknya hanya beberapa ratus meter saja, dari rumah pengasingan Bung Karno.  Di Taman Perenungan Bung Karno kita dapat merasakan bagaimana Bung Karno yang kesepian ketika itu, duduk di bawah Pohon Sukun menghadap ke  Laut Flores biru dan luas. Dari  rasa sepi dan panjangnya  jangkauan  melampaui laut Flores, tercetuslah ide-ide dasar Panca Sila. Dibawah rindangnya pepohonan yang banyak terdapat di Taman Perenungan Panca Sila, serta panasnya udara di sekitar, maka Taman Perenungan Panca Sila dapat digunakan sebagai alternative sebagai tempat berteduh dari sengatan Mentari, sambil menunggu sore tiba.

5. Pantai Taman Ende, terlihat bersih dan Asri (dok.Pribadi)
5. Pantai Taman Ende, terlihat bersih dan Asri (dok.Pribadi)
Ketika sore tiba, kita hanya membutuhkan beberapa puluh meter saja berjalan kaki untuk tiba di Pantai Raja.  Sekali  mendayung, dua tiga pulau terlampaui.

Ketika usai menghabiskan sore di pantai raja, bagi mereka yang berasal dari luar kota atau luar pulau Flores. Tak perlu panik dan cemas. Meskipun Ende, hanya kota kecil saja. Tetapi cukup tersedia hotel di sana. Seperti hotel Ikhlas yang terletak di Jalan A Yani Ende, ada juga Hotel Satamese, di jalan El-Tari. Hotel Mentari di Jl. Pahlawan. Hotel Flores di Jalan Sudirman, serta Hotel Nurjaya di Jl. A Yani. Jika kita ingin bermalam sedikit di luar kota dengan hotel yang sedikit mewah, dapat bermalam di Hotel Flores Mandiri, Jl. Melati. No.1. Ende.

Plang nama Ende di Pantai Raja (dok.Pribadi)
Plang nama Ende di Pantai Raja (dok.Pribadi)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun