Mohon tunggu...
Ismail Elfash
Ismail Elfash Mohon Tunggu... wirusaha -

orang biasa yang sedang belajar menulis, mengungkapkan isi hati dan sekedar berbagi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pengalaman Menggandakan Uang, Berhasil!

17 Februari 2012   06:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:32 13121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Uang bukan segalanya, tapi segalanya butuh uang. Munafik, kalau ada orang bilang; "saya tidak butuh uang".  Uang tidak pernah mengenal kata cukup, apalagi lebih. Yang ada adalah selalu kurang uang. Salah satau penyebabnya adalah, karena sifat manusia yang gready, alias serakah. Besar pasak daripada tiang. Tapi anehnya, kok, hidup kita tidak bangkrut? Padahal, secara matematik, kita ini selalu rugi, besar pengeluaran daripada penghasilan. Disinilah kita harus yakin bahwa ada peran Tuhan pemberi, penjamin, rezeki setiap makhluknya.

Banyak pendapat para ahli tentang peternakan uang, alis pengembangbiakkan uang. Diantaranya melalui 1. Hasil bisnis yang dikelola orang lain  2. Investasi  3. Royalti 4. Saham 5. Deposito.  Tapi untuk berhasil dalam bidang ini perlu ilmu, pengalaman, ketelatenan dan kerja keras. Dan pastinya memerlukan modal awal. Bidang ini agak sulit untuk mendapatkan uang secara instan, cespleng.

Jadi, bagaimana cara menggandakan uang secara cepat? Mmm.. sabar dulu ya!

Suatu sore, dalam keaadaan yang memprihatinkan, hanya memegang uang 1.000 perak.  Haus di perjalanan terpaksa membeli air mineral seharga 500 rupiah. "Kembalinya Bu 500", kataku pada tukang warung di pinggir jalan. Kuambil kembaliannya dan ku masukkan ke dalam saku. Jam 5.00 sepulangnya dari suatu tempat, ku mampir di sebuah mall. Kuberjalan melewati pengemis tua yang kucel. Kumasukkan uang 500 tersebut, kedalam wadah plastiknya. Habis sudah, uang yang ada di tanganku. Dan itulah uang terakhirku dihari itu.

Jam 6.00 ada SMS masuk, "kak, Ibunya sudah bayar Rp 100.000. Ambil ya, uangnya. Saya tunggu". Subhanallah, hampir tidak percaya, kalau Tuhan membalasnya secara cepat hanya 1 jam dengan jumlah 20 kali lipatnya. Ku ambil uangnya, bersyukur kepada Allah, bahwa inilah hikmah sedekah 500. 500 dibayar 100.000.

Malamnya, ada orang ke rumah. Kesulitan dana buat melunasin ke sekolah. Dari uang yang 100.000 itu, ku berikan pada dia 50.000. Fikirku, aku sedang menjajal janji Tuhan yang akan mengembalikan minimal 10 lipatnya. Tidak berselang lama, ada orang mengorder bisnisku. Dari sana keuntunganku Rp 550.000. Wow, ternyata Tuhan menepati janjinya. 50.000 dibalas 550.000. 11 lipat balasannya.

Di lain hari, setelah sholat Ashar, ku masukkan uang receh 500 ke dalam kotak amal di mesjid. Saya melanjutkan pekerjaan rutin. Pas pulangnya jam 17.30, dihadang oleh seorang ibu, sambil menyodorkan sebuah amplop. Kuberusaha untuk menolaknya, karena rasanya bukan hakku. Tapi Ibunya memaksa. Akhirnya kuterima. Dan setelah dibuka isinya Rp 200.000. Alhamdulillah. 500 dibalas 200.000. 40 kali lipatnya.

Sungguh kini, kupercaya akan keajaiban sedekah yang bisa melipatgandakan kekayaan kita. Jadi, ayolah... kalau mau kaya, jangan dihitung-hitung, jangan difikir-fikir, jangan di sayang-sayang, SEDEKAH saja. Pasti Allah balas minimal 10 kali lipat.

Kalau Allah mau memberi kita uang, maka sedekahkanlah uang kita. Sedekah senyum, Allah balas dengan 10 senyuman. Kalau sedekah doa, Allah akan balas dengan 10 orang yang mendoakan kita. Tapi kalau kita sedekah uang, maka ornag yang diberinya akan tersenyum, akan mendoakan kita dan malaikat akan mengamini doa orang yang kita beri sedekah.

Sedekah itu tidak mesti ikhlas, tapi harus rutin. Sebab kalau rutin sudah pasti ikhlas. Sedekah bisa dengan apa saja, kepada siapa saja, dan kapan saja. Sedekah wajib dikeluarkan pada saat kita berkecukupan, pas-pasaan maupun kekurangan.

Selamat bersedakah. Dan tunggulah balasan Tuhan dengan minimal 10 kali lipat. Bukankah sedekah ini bisa menggandakan uang? Setidaknya, saya sudah membuktikan. Sekarang giliran anda. Dan saya tunggu cerita anda tentang keajaiban dan balasannya.

Salam Sedekah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun