Mohon tunggu...
Zulkarnain El Madury
Zulkarnain El Madury Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Madura pada tahun 1963,
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang pemburu kebenaran yang tak pernah puas hanya dengan " katanya". Adalah Da'i Pimpinan Pusat Muhammadiyah peeriode 1990 sd 2007, selanjutnya sebagai sekjen koepas (Komite pembela ahlul bait dan sahabat) hingga 2018, sebagai Majelis Tabligh/Tarjih PC. Muhammadiyah Pondok Gede, Sebagai Bidang Dakwah KNAP 2016 -219 . Da'i Muhammadiyah di Seluruh Tanah air dan negeri Jiran ..pernah aktif di PII (Pelajar Islam Indonesia), Tinggal dijakarta

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Mayoritas Pemilih Jakarta Tidak Suka Ahok

17 Februari 2017   12:17 Diperbarui: 17 Februari 2017   12:47 746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kalau membaca hasil sementara PILKADA Jakarta, melalui rilis Quick Count dari beberapa LSM, nyata suara Ahok - Jarok tidak di sukai Masyarakat Jakarta. Meskipun Anies di bawa Ahok berapa digit. Hasil Quick Count PILKADA JAKARTA 2017 yang terdiri dari Kontestan Agus Silvi, Ahok Jarot dan Anies- Uno, berkisar antara 17% , 42% dan 41%. artinya Ahok tetap rendah , karena kedua Kontestan Agus dan Anies sama sama penantang, bila dijumlahnya bisa menjadi 58 % masyarakat Jakarta tidak menyukai Ahok. 

Berbeda dengan pernyataan pertemuan tokoh tokoh partai  pendukung Ahok yang di adakan TV Kompas tanggal 16, Kamis Malam, sengaja menyebutkan masih besarnya pendukung Ahok. Padahal kalau ditarik dari kedua Konstestan tersebut, nyata Ahok tertinggal jauh. Artinya masyarakat jakarta tidak menyukai Ahok. Itu harus dipikirkan oleh Ahok sebelum melanjutkan ambisnya di Jakarta. Lagi pula bukan lagi sebab Ahok, suara mencapai 42, tetapi karena faktor Jarot dan faktor partai pendukungnya yang mati matian membela Ahok. 

Rakyat Jakarta yang cerdas sudah pasti mampu menilai mana yang baik dan mana yang buruk, elektabilitas Ahok menjadi turun selain masalah Primordial keagamaan , juga masalah sikap dan akhlaq Ahok yang tidak bersahabat dengan masyarakat pemeluk agama Mayoritas di jakarta. Berkali kali Ahok tak mampu menjaga tatakrama berbangsa, bahkan sikapnya yang ugal ugalan sering berseberangan dengan Mayoritas. 

Maknanya Masyarakat Jakarta menghendaki perobahan, bukan Ahok lagi yang harus memimpin DKI, tetapi Gubenur baru yang tegas namun penuh sopan santun, tidak mengecilkan makna Mayoritas, apalagi sampai membawa pemikiran yang  bertolak belakang dengan damai. Menimbulkan konflik antar anak bangsa, melahirkan gagasan gagasan yang tidak populer, seperti aktualisasi legalitas terhadap non etika berbangsa dalam pemerintahannya.  

Mestinya itu bukan membanggakan Ahok, tetapi harus menjadi otokritik terhadap Ahok yang memastikan satu Putaran, hingga banjirpun di jakarta memberikan isyarat kekalahan Ahok babak dua. Semoga para pendukung Ahok tidak mabuk, masih dengan kekalahan talak Ahok dari suara yang ditargetkan satu Putaran. ternyata tidak terjadi. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun