Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Minyak Kenanga, Potensi Indonesia yang Perlu Digarap

14 Juni 2018   12:14 Diperbarui: 14 Juni 2018   12:31 3305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Minyak kenanga, tepatnya  minyak atsiri  dari bunga kenanga, merupakan minyak hasil destilasi  dari bunga kenanga (Cananga odorata). Daerah penghasil  minyak  kenanga  di  Indonesia  antara  lain kabupaten  Boyolali,  Cirebon,  Banten  dan  Blitar. Minyak kenanga di pasar internasional dikenal juga dengan ylang-ylang. Di Bali bunga kenanga disebut bunga sandat, minyaknya sangat digemari oleh para turis asing. Oleh karenanya minyak sandat ini, menjadi  salah satu  primadona pada spa-spa  di obyek wisata. Akibatnya, minyak kenanga ini memiliki prospek ekonomi yang sangat tinggi di dalam negeri maupun luar negeri.

Minyak kenanga selain harum, juga memiliki manfaat yang banyak sekali. Salah satunya  untuk  pengobatan, sehingga kebutuhan minyak  kenanga yang memenuhi standar internasional  memang sangat dibutuhkan, namun  kendala yang muncul bagi industri penyulingan minyak kenanga  adalah   teknologi destilasi yang perlu disempurnakan, sehingga menghasilkan rendemen minyak atsiri yang tinggi dan memiliki bilangan ester yang tinggi pula. Inilah tantangan ke depan untuk inovasi dalam produksi minyak kenanga yang berkualitas 

Cara mengisolasi minyak kenanga ini, umumnya dengan destilasi uap, namun belakangan berbagai teknologi ekstraksi terus dikembangkan, yakni perlakuan awal dengan fermentasi menggunakan berbagai enzim dan mikroba yang diamobil adalah  strategi yang mulai dijajagi. 

Tujuannya adalah untuk memecah atau menghidrolisis protein maupun karbohidrat yang mengikat minyak dalam sel bunga kenanga, sehingga enzim mudah lepas dan rendemen minyak kenanga  meningkat.  Pada fermentasi yang menggunakan enzim atau ragi  memungkinkan komposisi  minyak kenanga, yang  dominan senyawa alkohol rantai panjang seperti citronellol, geraniol, nerol, linalool, nerolidol dan phenylethyl alkohol dapat dengan mudah terekstraksi, sehingga memberikan manfaat yang lebih tinggi.

Potensi minyak atsiri dari bunga kenanga,   pada masa yang akan datang nampaknya terus  diproyeksikan sebagai agen anti bakteri. Alasannya bakteri dengan antibiotik menghasilkan bakteri resisten sehingga menjadi ancaman kesehatan. Mengapa minyak atsiri bunga kenanga dapat digunakan sebagai anti bakteri? Sebuah pertanyaan  yang wajar diajukan.  Hal ini disebabkan minyak kenanga mengandung cis-nerolidol.  Menurut penelitian Lee K, et al., (2014) menemukan bahwa senyawa cis-nerolidol pada kadar 0,01% dapat berfungsi menghambat pembentukan biofilm Sterptococcus  aureus, dan konsentrasi nerolidol di bawah 0,005% hampir menghapuskan aktivitas hemolitik S. aureus

Nerolidol, juga dikenal sebagai peruviol, adalah sesquiterpene alami yang ditemukan dalam minyak esensial dari banyak jenis tanaman dan bunga. Ada dua isomer nerolidol, cis dan trans, yang berbeda dalam geometri tentang ikatan rangkap pusat. Sering digunakan sebagai agen penyedap dan bibit minyak wangi. Bahan ini juga digunakan dalam produk non-kosmetik seperti deterjen dan pembersih. Nerolidol untuk berbagai kegiatan biologis termasuk antioksidan, anti jamur, antikanker, dan aktivitas antimikroba. Senyawa nirolidol sifatnya yang hidrofobik, nerolidol mudah menembus membran plasma dan dapat berinteraksi dengan protein intraseluler.

Selain itu, temuan penelitian, Soonwera M. (2015), seorang peneliti dari Thailand menemukan bahwa minyak kenanga  dievaluasi untuk kegiatan penghilangan oviposisi, ovisidal, insektisida, dan pengusir terhadap tiga spesies nyamuk: Aedes aegypti, Anopheles dirus, dan Culex quinquefasciatus. Hasil penelitiannya, menunjukkan bahwa 10%  minyak kenanga (Ca. Odorata) menunjukkan penolakan efektif yang tinggi terhadap oviposisi pada 99,4% untuk Ae. aegypti, 97,1% menjadi An. dirus, dan 100% ke Cx. quinquefasciatus. Ca. minyak odorata diuji untuk aktivitas ovisidal. bahwa tingkat ovisidal berkorelasi positif dengan konsentrasi minyak esensial. 

Karena konsentrasi minyak kenanga meningkat dari 1, 5, dan konsentrasi hingga 10%, laju ovisidal meningkat.  Aktivitas larvisida dari minyak digunakan pada tahap yang belum matang (ketiga dan keempat instar lava dan pupa). Kematian larva maksimum ditemukan dengan 10% minyak kenanga  terhadap tahap yang belum matang, dan ada nilai LC50 berkisar antara 10,4 hingga 10,5% (untuk Ae. aegypti), <1% (untuk An. dirus), dan <1% (untuk Cx. quinquefasciatus).  Artinya, penelitian  ini menunjukkan potensi minyak  kenanga  dapat  digunakan sebagai insektisida botani terhadap tiga spesies nyamuk tersebut.

Selain itu, bahwa hasil penelitian Zhang N  (2018) bahwa minyak kenanga yang dikenal sebagai ylang-ylang essential oil (YYO), umumnya digunakan dalam aromaterapi untuk relaksasi dan penyesuaian suasana hati. YYO memainkan efek ansiolitik pada tikus dalam beberapa tes perilaku yang didasarkan pada respons naluriah terhadap lingkungan baru. 

Hasil penelitian  itu juga menunjukkan bahwa YYO juga mempengaruhi metabolisme serotonin otak dan mengurangi tingkat kortikosteron plasma darah tikus, sehingga dapat membuat kondisi dalam keadaan rileks. Efek ansiolitik adalah ansiolitik (anxiolytics) adalah obat anti-kecemasan, depresan sistem saraf pusat yang kuat yang dapat memperlambat fungsi otak normal. Mereka sering diresepkan untuk mengurangi perasaan tegang dan cemas,  atau untuk  memudahkan  tidur.

Melihat arah penelitian itu, maka perkembangan industri minyak kenanga menarik untuk dilakukan. Langkah selanjutnya adalah pembinaan  lebih intensif  bagi pengampu kebijakan. Alasannya adalah  minyak kenanga yang berbahan baku  bunga kenanga merupakan tanaman yang relatif endemik di tanah air, sehingga dibutuhkan jaringan pemasaran dari bahan baku maupun produk yang telah dihasilkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun