Mohon tunggu...
Indra J Piliang
Indra J Piliang Mohon Tunggu... Penulis - Gerilyawan Bersenjatakan Pena

Ketua Umum Perhimpunan Sang Gerilyawan Nusantara. Artikel bebas kutip, tayang dan muat dengan cantumkan sumber, tanpa perlu izin penulis (**)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Watak Setia Kawan Erwin Aksa

20 Maret 2019   05:21 Diperbarui: 20 Maret 2019   13:49 2114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pusing saya mengurusi politik. Itu urusan kalian yang muda-muda," kata Pak JK.

"Usai ini, Inshaa Allah, saya akan tegak lurus dengan partai, Pak," jawab saya lagi. Tentu jawaban itu sekaligus menyimpulkan betapa Pak JK sama sekali tak menunjukkan sinyal untuk maju dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2019.

Dalam Debat Cawapres pada hari Minggu malam itu, saya sama sekali tak ikut menyimak. Saya bersama keluarga berada dalam perjalanan dari Bandung - Lembang - Jakarta. Pagi harinya, saya menghadiri acara Jenggala Center yang menampilkan Pak JK. 

Saya bertemu Agus Gumiwang Kartasasmita, Chairuman Harahap, Iskandar Mandji, Neil Iskandar dan Sofyan Wanandi. Prof Dr Obsatar Sinaga, salah satu anggota saya di Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) DPP Partai Golkar periode 2010-2014 (dengan catatan, anggota Balitbang DPP Partai Golkar tidak wajib memiliki Nomor Anggota Partai Golkar), bertindak sebagai moderator. Berkali-kali saya ganti frekuensi radio di mobil, baik FM maupun AM, sama sekali tidak menangkap siaran Debat Cawapres itu. Baru di wilayah Bekasi saya bisa menyimak dua segmen terakhir.

Kehadiran EA saya simak lewat akun twitter @IndraJPiliang. Ada saja yang mention ke saya, tentu dari kubu 02. Saya diam saja. Kebetulan, salah satu staf ahli Pak JK juga menanyakan ke saya.

"Keputusan EA adalah pribadi. Saya melihat EA punya peluang menggantikan Sandiaga sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta. Apabila proses pemilihan itu berlangsung pasca Pilpres 17 April 2019, peta politik bakal berpihak kepada EA," begitu ucapan saya.


Bahwa EA tak bergerak di luar DKI Jakarta, saya ketahui dari kehadiran Ketua Umum HIPMI Bahlil Lahadia dalam upaya pemenangan Jokowi - Ma'ruf Amin. Selain menjadi anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Ma'ruf Amin, Bahlil dan Eka Sastra membentuk Relawan Pengusaha Muda Nasional (REPNAS). REPNAS melakukan semacam kirab nasional secara estafet dari Aceh hingga Papua. 

Mereka mengadakan sosialisasi politik di seluruh titik yang disinggahi. Bahlil setahu saya adalah adik asuh dari EA. Ketika maju dalam pemilihan Ketua Umum HIPMI, EA terlibat sebagai salah satu tokoh pendukung, begitu juga saya. 

Sebagai mentor Bahlil dan Eka Sastra, tentu saja EA bisa membuat relawan nasional dari Sabang sampai Merauke, dari Nunukan hingga Rote. Hanya saja, EA tidak melakukan itu. REPNAS yang dibentuk oleh dua adik asuh EA ini bergerak leluasa, tanpa merasa dibayang-bayangi oleh nama besar EA.

Saya sudah beberapa kali menelusuri kota demi kota di Indonesia. Saya tidak menemukan wujud pergerakan skala nasional yang dilakukan EA. Pun dalam safari politik yang diikuti oleh Capres Prabowo Subianto, tidak terlihat sosok EA. EA hanya hadir di kalangan terbatas, dalam lingkungan terbatas. EA tak berada di depan blitz, rekaman kamera elektronik, hingga jangkauan smartphone loyalis dan simpatisan Prabowo Subianto.

Entah mengapa, EA memutuskan untuk masuk titik pusar diferensiasi politik, kala menyelusup di tengah pendukung Cawapres Sandiaga Uno, tepat sebulan sebelum hari pemilihan. Saya sungguh tak menduga keputusan itu. EA terlihat tak mempersiapkan dampak dari sorotan publik dengan tensi tinggi. Keputusan untuk non aktif juga bersifat subjektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun