Mohon tunggu...
Politik

Partisipasi Pemilu?

4 Desember 2018   09:46 Diperbarui: 4 Desember 2018   09:58 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Partisipasi Pemilu ? Pelaksanaan asas kedaulatan rakyat dalam bernegara dalam proses pemilihan umum yang sudah di jalankan di indonesia ini sebagian dari sarana dalam mewujudkan cita cita indonesia yang lebih makmur, dengan adanya pemerintahan yang sah maka masyarakat tidak bisa memerintah secara langsung karena itu di butuhkan sebuah wakil rakyat yang di pilih rakyat yang mampu menampung suara suara rakyat aspirasi rakyat di dalam keinginannya.

Pemilihan ini  dilaksanakan dengan menganut asas langsung bebas rahasia jujur dan adil , maka kedemokrasian ini adalah ladang bagi masyarakat Indonesia dalam Bersama sama ikut membicarakan, menyeruakan berpendapat untuk kepentingan yang satu kepentingan tanah air, namun dari tahun ke tahun partisipasi dalam pemilihan umum semakin berkurang. 

Survei dari CSIS dan lembaga survei Cyrus Network telah menetapkan persentase pemilih yang enggan menggunakan hak pilihnya pada pemilihan umum legislatif 2014. Dari hasil kalkulasi mereka melalui metode penghitungan cepat, tingkat 'golongan putih' pemilu tahun ini hampir menyentuh angka 25 persen.

"Tingkat partisipasi pemilih 75,2 persen. Sementara yang tidak menggunakan hak pilihnya mencapai 24,8 persen," tulis peneliti CSIS Philips J. Vermonte, melalui keterangan pers.

 Peningkatan partisipasi sangat penting di laksanakan dalam pemilihan umum bagaimanapun masyarakat memiliki andil yang menentukan dalam pemenangan dalam proses pemilihan umum tersebut.

Peran partisipasi masyarakat mengawasi maupun memonitoring proses proses demokrasi juga sangat penting di lakukan Faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat terhadap partisipasi pemilu di antaranya  tergantung  dari tingkat Pendidikan, pengaruh kaum intelektual, konflik antara pemimpin politik maupun partai partai mereka, apalagi partai akhir akhir ini makin banyak bermunculan maka makin juga banyak konflik antar pantai untuk menduduki kursi pemerintahan banyak cara cara yang tidak baik untuk mendapatkan kursi kekuasaan juga akibatnya rakyat bingung dalam memilih kandidat. 

Dan juga banyak pengalaman yang terjadi dari pemimpin-pemimpin terdahulu, terlalu banyak janji yang di berikan kepada masyarakat tetapi tidak semua ditepati oleh para pemimpin.

 Hal itu membuat masyarakat berfikiran "ah pasti cuma janji-janji saja sama seperti yang lalu lalu"  Pendidikan yang kurang membuat suatu penilaian menjadi buta, kurangnya kritisi dan melek dalam hal berpolitik, apalagi dalam pemilihan 2019.

Banyak calon daftar muda baru mileneal yang apatis terhadap suasana politik demokratis, bukan karna keadaan yang baik baik saja, melainkan maraknya percecokan antar kedua kubu yang sibuk memainkan kata kata yang tidak ada substansinya, sebenarnya masyarakat bukan hanya di sajikan dengan statement statement seperti itu melainkan adu gagasan antar kedua nya memberikan trobosan ide dengan masalah yang sedang di alami negara dan apa yang di butuhkan negara.

Kaum muda apalagi jumlah dominan banyak untuk mengisi suara di pemerintahan, maka perlu sekali di jadian forum atau dialog di dalam kampus agar partisipasi kaum muda mahasiswa ikut serta meramaikan suasana politik yang bijak ini.

 Menurut saya partisipasi sangat penting untuk menjadikan kita sebagai negarawan yang juga peduli dengan pemimpinnya bukan hanya mengikuti alur saja apalagi ketika pemerintahan sedang mendapatkan masalah kita harus berani memberikan solusi sehingga kita juga mau membantu dari kurangnya pemerintah , jangan jadikan bhineka tunggal ika sebagai penghambat kita dalam berdiskusi melainkan perbedaan sebagai jawaban atas apa yang seharusnya di lakukan dengan negeri kita ini

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun