Media sosial...
Ketika ada kalimat tersebut, apa yang ada dibenak anda?Â
Pasti Anda langsung menyebut facebook, twitter, path, instagram dan lain-lain. Sebelumnya ada yang disebut media sosial serupa, jauh sebelum nama-nama yang saya sebutkan tersebut eksis.
Ada hi5, my space, friendster.
Tapi tahukah anda, yang saya sebut diatas itu sebenernya hanya sebagian kecil dari jenis media sosial. Sebenernya ada banyak media sosial. Yang saya sebut tadi sebenernya social media based on the internet technology.
Adakah media sosial yang tak perlu akses internet sebagai alat akses?
Ada!
Arisan, tongkrongan, pos ronda, bahkan acara kerja bakti juga media tempat kita bersosialisasi kan?
Bukankah media sosial yang terakhir saya sebut jauh lebih riil, aman, serta membuat kita tahu lebih banyak tentang dengan siapa kita bergaul.
Kalau ditongkrongan, kita mengenal orang ya begitu itu tampangnya. Tanpa manipulasi efek kamera, taruhlah kayak kamera 360 yang membuat penampilan kita lebih 'cling'.Â
Coba anda bayangkan, ketika anda mengenal seseorang lewat media sosial virtual ( selanjutnya saya sebut begitu), kita membayangkan wajah 'teman' itu sebening yang difoto, tapi setelah copy darat? ( Ahhh...sudahlahhh)
Lha kalau di arisan, tongkrongan, kerja bakti, mau dimanipulasi pake apa? Wajah teman kita ya segitu-gitu aja, ya kan?
Paling banter kalau diarisan kita melihat make up yang super tebal dari ibu2 yang ingin kerutan2 diwajahnya tampak samar.Â
Toh media sosial virtual jaman sekarang mempunyai 'fungsi' yg sama dengan yang nyata.
Anda sering kan membaca status teman Anda berisi sindiran, olok-olok, cemooh, pamer, dan lain-lain.
Ada juga yang berantem. Ada pula yang 'jor-joran(pamer) kelebihan. Baik kelebihan fisik atau materi.
Saya yakin, apa yang anda lakukan di media sosial virtual, itu mewakili diri Anda sebenernya.
Kalau anda suka posting foto2 narsis, itu karena dimanapun Anda pengin dianggap eksis (kata psikolog sih itu gangguan kejiwaan menyangkut penampilan. Tapi bukan saya yang ngomong lho ya :D)