Mohon tunggu...
HIMIESPA FEB UGM
HIMIESPA FEB UGM Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada

Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi (HIMIESPA) merupakan organisasi formal mahasiswa ilmu ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada DI Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Asesmen: Antara Kualitas dan Kepraktisan

20 April 2019   18:51 Diperbarui: 20 April 2019   19:40 853
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Oleh: Christian Tangkere (Ilmu Ekonomi 2018), Staf Departemen Kajian dan Penelitian Himiespa FEB UGM 2019

Ada dua hal yang ditunjukkan dari fenomena ini. Pertama, fenomena ini menunjukkan bahwa ujian terstandar memberikan insentif bagi pendidik untuk mengutamakan materi-materi yang diujikan pada ujian terstandar, sehingga setiap mata pelajaran tidak mendapat perhatian yang sama. Persiapan untuk ujian terstandar yang berlangsung sepanjang proses pembelajaran dan waktu pengajaran untuk mata pelajaran lain yang hilang merupakan biaya kesempatan yang timbul akibat ujian terstandar. Kemunculan biaya ini ditunjukkan dalam pergerakan kurva biaya marginal dari MC' ke MC". Kedua, fenomena ini menunjukkan bahwa ujian terstandar memberikan insentif bagi pendidik untuk membatasi proses pembelajaran pada kemampuan berpikir tertentu yang dibutuhkan untuk mengerjakan ujian terstandar. Proses drilling soal-soal sesungguhnya membuat para peserta didik terdorong untuk mencocokkan kemampuan berpikirnya dengan ujian terstandar. Karena ujian terstandar yang berlaku secara umum terbatas dalam menguji kemampuan berpikir pada semua level, maka kemampuan siswa untuk berpikir pada tingkat yang lebih tinggi juga tidak berkembang. Hal ini semakin mengurangi manfaat yang diperoleh dari ujian terstandar. Pada akhirnya manfaat yang rendah dan biaya kesempatan yang tidak sedikit membuat surplus ekonomik berkurang.

Alternatif terhadap Ujian Terstandar

Berbagai kritik terhadap ujian terstandar yang umumnya menggunakan format selected-response assessment meningkatkan posisi tawar asesmen dengan format constructed-response assessment sebagai bentuk alternatif bagi asesmen yang diorientasikan untuk menjadi bahan pengambilan keputusan penting. Paparan terdahulu telah menyebutkan manfaat dan keterbatasan yang dihadapi oleh pendidik dalam menerapkan constructed-response assessment. Berdasarkan paparan tersebut, analisis ekonomi terhadap constructed-response assessment digambarkan dalam bentuk kurva pada gambar berikut.

Sumber: Penulis
Sumber: Penulis

Gambar ini menunjukkan bahwa asesmen yang dilakukan dalam format constructed-response assessment membutuhkan ongkos dan waktu yang lebih banyak. Hal ini ditunjukkan oleh pergerakan kurva biaya marginal dari MC' ke MC". Kompleksitas yang muncul dalam mengembangkan, mengadministrasi, dan melakukan penilaian membuat asesmen dengan format ini cenderung berbiaya tinggi. Selain itu, biaya yang tinggi juga datang dari usaha pendidik untuk meningkatkan reliabilitas dan keadilan dari asesmen. Di sisi lain, pergerakan kurva manfaat marginal ke kanan atas menunjukkan bahwa asesmen dengan format ini memberikan manfaat kepada pendidik dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Manfaat yang didapat dari bentuk asesmen ini adalah validitas yang tinggi sehingga proses penyimpulan kemampuan peserta didik menghasilkan simpulan yang autentik dan prediktif. Di samping itu, asesmen dengan format constructed-response assessment juga memberikan manfaat kepada peserta didik dalam hal peningkatan kemampuan berpikir. Manfaat ini terkait dengan sifat format constructed-response assessment yang menuntut peserta didik untuk mengonstruksi jawabannya secara independen dalam berbagai bentuk, seperti tulisan, proyek, eksperimen, dan lain sebagainya.

Selain beberapa manfaat yang disampaikan sebelumnya, Stetcher dkk. (1997: 46--47) mengemukakan bahwa asesmen dengan format constructed-response assessment berdampak pada peningkatan kompetensi guru, khususnya pada saat pendidik menilai pekerjaan peserta didik menggunakan rubrik penilaian. Pengalaman tersebut membantu para pendidik untuk mengidentifikasi karakteristik dan kemampuan berpikir setiap peserta didik secara personal, mendeteksi kesalahpahaman dan masalah yang dihadapi peserta didik, memahami keterkaitan antara kurikulum dan asesmen, serta mengembangkan rencana pengajaran. Dengan kata lain, pengalaman melakukan penilaian terhadap pekerjaan peserta didik dalam format constructed-response assessment merupakan suatu bentuk lain dari pengembangan profesi. Manfaat ini dinilai dapat mengimbangi biaya yang dikeluarkan akibat proses penilaian yang lebih lama daripada penilaian dalam format selected-response assessment. Keseluruhan peningkatan manfaat dari bentuk asesmen ini ditunjukkan melalui pergerakan kurva manfaat marginal dari MB' ke MB".

Kesimpulan dan Penutup

Dari paparan ini, dapat dilihat bahwa kombinasi manfaat dan biaya dari format constructed-response assessment menghasilkan surplus ekonomi yang lebih besar dibanding format selected-response assessment. Salah satu aspek yang membuat surplus ekonomi dari constructed-response assessment lebih besar adalah manfaat-manfaat yang bersifat jangka panjang. Peningkatan kompetensi pendidik dan kemampuan berpikir peserta didik merupakan manfaat dari format constructed-response assessment yang berguna bagi pihak yang bersangkutan dalam jangka waktu yang lama. Meskipun demikian, diperlukan upaya-upaya untuk menurunkan biaya dari format asesmen ini. Salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah pengadaan fasilitas-fasilitas tertentu (seperti alat-alat laboratorium, alat-alat peraga di kelas, komputer). Pengadaan fasilitas-fasilitas tersebut dapat membantu pendidik dalam memenuhi kebutuhan akan alat dan bahan tertentu yang relevan dengan asesmen sembari meminimumkan biaya asesmen yang harus ditanggung baik oleh pendidik maupun oleh peserta didik. 

Dalam kenyataan, ada begitu banyak faktor yang dapat memengaruhi kualitas dan kepraktisan suatu asesmen sehingga keahlian pendidik sangat menentukan kedua hal tersebut. Dengan menganalogikan asesmen sebagai alat, Kubiszyn dan Borich (2013: 3) mengemukakan bahwa kompetensi dari pendidik dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penafsiran hasil asesmen merupakan determinan yang signifikan terhadap kemanfaatan asesmen. Hal ini karena tidak ada model asesmen tunggal yang cocok dalam semua konteks. Oleh karena itu diperlukan pengembangan profesi secara rutin bagi para pendidik mengenai kurikulum, asesmen, serta psikologi dan latar belakang sosial ekonomi dari peserta didik. Pengembangan profesi tersebut dapat membuat pendidik lebih terampil dan produktif dalam menyusun asesmen, mengadministrasi asesmen, dan melakukan penilaian terhadap peserta didik.

Sebagai penutup, tulisan ini merupakan kajian teoretis sederhana mengenai asesmen dalam pembelajaran. Dalam rangka mempelajari manfaat dan biaya dari setiap bentuk asesmen, diperlukan analisis kuantitatif lebih lanjut yang dapat dijadikan dasar dalam pengambilan kebijakan baik di tingkat yang paling rendah (sekolah) maupun di tingkat yang paling tinggi (pemerintah).

Untuk kritik dan saran: himiespa.dp@gmail.com 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun