Mohon tunggu...
HIMIESPA FEB UGM
HIMIESPA FEB UGM Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada

Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi (HIMIESPA) merupakan organisasi formal mahasiswa ilmu ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada DI Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Asesmen: Antara Kualitas dan Kepraktisan

20 April 2019   18:51 Diperbarui: 20 April 2019   19:40 853
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Oleh: Christian Tangkere (Ilmu Ekonomi 2018), Staf Departemen Kajian dan Penelitian Himiespa FEB UGM 2019

Kubiszyn dan Borich (2013: 348) menyatakan bahwa signifikansi dari indikator ini berasal dari kenyataan bahwa tidak ada asesmen yang dapat menghasilkan skor sejati secara sempurna. Hal ini menyebabkan skor yang diperoleh menyimpang dari skor sejati dari peserta didik. Terdapat beberapa faktor yang menjadi sumber penyimpangan, di antaranya keadaan peserta didik, desain asesmen, penyelenggaraan asesmen, dan eror dalam penskoran. Faktor-faktor tersebut perlu dipertimbangkan oleh pendidik agar akurasi dari asesmen dapat meningkat sedemikian rupa, sehingga skor yang dihasilkan dapat mendekati skor sejati.

4. Keadilan

Stecher dkk. (1997: 42--43) mengemukakan bahwa dalam indikator ini, suatu asesmen dinyatakan berkualitas jika asesmen tersebut mempertimbangkan faktor-faktor eksternal yang dapat memengaruhi nilai dari peserta didik tertentu yang mengikuti asesmen. Indikator ini merupakan indikator yang sulit untuk dipenuhi, karena setiap peserta didik memiliki latar belakang yang berbeda-beda sehingga faktor-faktor yang dapat memengaruhi nilai peserta didik sangat sulit untuk dideteksi. Praktik yang sering dilakukan untuk mengupayakan keadilan asesmen adalah pelibatan para ahli yang peka terhadap faktor-faktor eksternal tersebut untuk meninjau format asesmen.

Di sisi lain, Stecher dkk. (1997: 35) mengemukakan bahwa konsekuensi dari autentisitas asesmen yang meningkat adalah ongkos asesmen yang semakin mahal dan waktu yang semakin lama, sehingga pendidik perlu memperhatikan kepraktisan dari asesmen yang direncanakan. Stecher dkk. (1997: 43--48) mengemukakan indikator kepraktisan yang perlu diperhatikan oleh pendidik.

1. Ongkos.

Asesmen yang berbentuk performance assessment cenderung lebih mahal daripada asesmen yang berbentuk selected-response assessment. Hal ini karena beberapa faktor, yakni proses perencanaan yang lebih panjang, kerumitan dalam mengadministrasi asesmen beserta setiap alat dan bahan yang dibutuhkan, dan proses penilaian yang tidak bisa dimekanisasi (seperti soal pilihan ganda yang dapat dilaksanakan dalam bentuk ujian berbasis komputer).

2. Waktu.

Asesmen yang berbentuk performance assessment membutuhkan waktu yang lebih banyak, baik dalam proses perencanaan, pengadministrasian pada peserta didik, dan penilaian. Hal ini dapat mengurangi waktu bagi pendidik untuk melakukan pengajaran.

3. Kompleksitas

Penggunaan alat dan bahan, cakupan tugas, tingkatan kognitif yang dibutuhkan peserta didik untuk mengerjakan asesmen, prosedur dalam mengumpulkan jawaban, dan prosedur penilaian merupakan faktor-faktor yang membuat performance assessment lebih kompleks dibanding selected-response assessment.

4. Kredibilitas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun