Mohon tunggu...
Herry Mardianto
Herry Mardianto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Suka berpetualang di dunia penulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tuah Pohon Nagasari

2 Mei 2024   16:51 Diperbarui: 5 Mei 2024   15:12 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pohon Nagasari di kompleks Makam Raja-raja Mataram, Kotagede/Foto: Hermard

Selain di tempat wingit, pohon-pohon langka tetap tumbuh merdeka di keraton, istana, dan taman raya. Misalnya saja di keraton, terdapat pohon beringin, tanjung, sawo kecik, asem, prana jiwa, dan kepel. Di tempat itu mereka dapat perlindungan khusus karena menyimbolkan kemuliaan, kebijaksanaan, dan kekuasaan raja/penguasa.

Konon menanam biji pohon Nagasari (memang) tidak mudah, memerlukan perlakuan khusus. Dari lima biji yang saya semai, hanya tumbuh satu.

Dilansir dari fajarcirebon.com, juru pelihara situs Pangeran Suryanegara, Lili Alida, mengakui bahwa pohon Nagasari merupakan pohon langka yang sulit ditanam.

"Biji ditanam seringkali gagal. Muncul anakan pohonnya, tapi ketika diminta peziarah untuk ditanam di rumah, akhirnya mati," jelasnya.

Saat menyemai biji pohon Nagasari, saya meyakini pasti akan tumbuh karena saya mendapat "titipan" dari orang linuwih (juru kunci) makam Raja-raja Mataram. Terlebih saya tidak meminta, tetapi biji itu "diberikan" dengan kesungguhan. 

Seminggu kemudian (setelah dari ziarah), biji pohon Nagasari saya tanam. Dari lima biji itu (dalam pot kecil-kecil), hanya tumbuh satu setelah sepuluh hari ditanam. Pertumbuhannya begitu lamban. Sekarang saja (2/5/2024) baru berdaun delapan dengan ketinggian kira-kira sepuluh centimeter.


Semaian pohon Nagasari/Foto: Hermard
Semaian pohon Nagasari/Foto: Hermard
Di lingkungan masyarakat Jawa Barat, berkembang legenda mengenai asal mula pohon Nagasari. Berawal ketika seekor naga menantang Sunan Gunung Djati. Sunan yang bijak dan sakti itu, akhirnya membuat naga tak berdaya. 

Setelah kalah, sang naga menginginkan menjadi abdi (pengikut) Sunan Gunung Djati. Awalnya permintaan tersebut ditolak karena wujud naga sangat besar. Dikhawatirkan menimbulkan ketakutan bagi murid lain. 

Karena sang naga terus meminta, akhirnya oleh Sunan Gunung Jati, naga tersebut diubah wujudnya menjadi batang kayu, ditancapkan ke tanah dan tumbuhlah pohon Nagasari.

Dalam perkembangannya, pohon Nagasari dipercaya sebagai pohon keramat, mampu menjauhkan bala, tenung atau santet, di samping dapat menghilangkan gangguan makhluk halus atau sihir.

Di samping itu, sebagian masyarakat mempercayai bahwa pohon Nagasari dapat meningkatkan kewibawaan, keselamatan, dan kesejahteraan pemiliknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun