Mohon tunggu...
Herry Gunawan
Herry Gunawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang pemuda yang peduli

Saya seorang yang gemar fotografi dan travelling

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Stop Permusuhan, Jaga NKRI dari Penyusupan Teroris

25 Mei 2017   09:53 Diperbarui: 25 Mei 2017   10:32 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lawan Terorisme - kompas.com

Setelah pilkada DKI Jakarta, aroma permusuhan di sebagian masyarakat kita masih nyata terlihat. Ujaran kebencian masih saja ada. Bahkan, ada dugaan isu SARA akan kembali berulang di pilkada serentak 2018 dan pemilihan presiden 2019. Ada kekhawatiran, jika hal ini terus terjadi, berpeluang besar akan tidak hanya dimanfaatkan oleh elit politik, tapi juga kelompok radikal dan teroris. Kok bisa? Karena pilkada DKI merupakan bukti, bahwa masyarakat Indonesia masih bisa diprovokasi dengan isu SARA. Ketika konflik bisa dimunculkan, maka mereka akan muncul dan menjadikan Indonesia sebagai basis terorisme di Asia Tenggara, selain di Filipina.

Disisi lain, 22 Mei 2017, sekitar 21 ribu orang berkumpul di Manchester, Inggris, untuk menyaksikan konser musik penyayi Amerika Serikat, Ariana Grande. Sayangnya, kemeriahan konser berakhir dengan duka, setelah kawasan tersebut dihantam bom yang menewaskan 22 orang. Beberapa saat setelah kejadian, kelompok ISIS mengklaim sebagai pihak yang bertanggung jawab atas bom di Manchester, Inggris tersebut.

Kemarin, publik juga digemparkan dengan sepak terjang kelompok ISIS. Kali ini, perhatian publik tertuju ke Mindanao, Filipina. Kelompok ISIS telah berhasil menguasai Marawi, salah satu kota di Mindanao. Salah satu kepala kepolisian dipenggal, dan beberapa gedung dibakar. Masyarakat lokal akhirnya berbondong-bondong keluar dari Mindanao. Pemerintah Filipina langsung menerapkan darurat militer di Mindanao.

Semalam, 24 Mei 2017, Indonesia kembali diguncang bom. Kali ini kawasan Kampung Melayu, Jakarta Timur yang menjadi sasarannya. Berbeda dengan bom sebelumnya, yang menjadi target kali ini adalah fasilitas publik seperti terminal di Kampung Melayu. Besar dugaan, kenapa Kampung Melayu menjadi sasaran bom,karena ada banyak polisi yang sedang berjaga di area tersebut. Akibatnya, ada 5 korban meninggal dalam insiden ini. 2 orang diantaranya merupakan pelaku, dan 3 orang lainnya merupakan anggota polisi. Jika melihat polanya, diduga bom yang diterjadi di Kampung Melayu, masih terkait dengan ISIS.

Pertanyannya, apakah yang terjadi di Manchester, Mindanao dan Indonesia saling berhubungan? Bisa jadi. Tapi yang jelas, hal ini menunjukkan bahwa terorisme global terus menyasar semua negara. Jika benar, ISIS yang berada dibelakang ini semua, tentu harus menjadi kewaspadaan kita bersama. Apalagi, kelompok ISIS telah menguasai sebagian Filipina, yang bisa masuk ke Indonesia melalui Kalimantan atau Sulawesi. Disisi lain, para simpatisan ISIS asal Indonesia diperkirakan juga telah pulang setelah Suriah dan Mosul mulai terdesak. Artinya, segala ancaman itu sudah begitu nyata.

Ironisnya, sebagian dari kita saat ini justru sibuk dengan ujaran kebencian gara-gara pilkada. Padahal, ujaran kebencian ini bisa dimanfaatkan oleh kelompok radikal dan teroris, untuk membuat Indonesia terus tidak kondusif. Apalagi, bibit intoleran dan radikal juga terus disusupkan oleh ormas atau kelompok radikal seperti Hizbut Tahrir Indonesia. Pancasila yang selama ini menjadi dasar negara, justru dianggap sebagai produk demokrasi yang tidak islami. Tentu saja anggapan ini tidak benar sama sekali. Bukankah negeri ini juga dibangun para kyai NU ketika itu? Apakah mereka tidak melihat ini?

Mari kita merapatkan barisan. Hilangkan permusuhan yang dilandasi kepentingan politik. Ingat, ancaman terorisme masih nyata di republik ini. Kejadian Kampung Melayu tentu membuat kita terpana. Praktis tidak ada satupun yang memberikan peringatan. Media sibuk memberitakan Ahok dan Rizieq. Pemerintah sibuk menyatukan masyarkat yang terbelah akibat pilkada. Dan hal ini pun akhirnya dimanfaatkan kelompok radikal dan teoris masuk. Karena itu, mari kita jaga NKRI dari ancaman penyusupan kelompok teroris.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun