Mohon tunggu...
Hendy Adinata
Hendy Adinata Mohon Tunggu... Freelancer - Sukanya makan sea food

Badai memang menyukai negeri di mana orang menabur angin | Email: hendychewadinata@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Festival Cheng Beng, Alat Almarhum untuk Eratkan Anak Cucu

6 April 2019   16:06 Diperbarui: 21 September 2023   19:09 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu yang ditunggu pun tiba, yaitu makan. Bubur panas, kerupuk, saos kecap, kue yang sudah disiapkan tadi pun dikeluarkan. Asap tipis mengudara, harum bubur masuk ke hidung dan perut pun menjadi lapar. Singkat cerita kami makan dalam kebersamaan.

Yang ingin Penulis sampaikan adalah bahwa Festival Cheng Beng (mungkin juga festival-festival lainnya) diizinkan terjadi dan dipakai oleh Sang Pencipta untuk merekatkan hubungan antarumat manusia. Dalam hal ini yaitu keluarga.

Saat ini budaya ego, hedonisme, dan materialisme sebanyaknya sudah menggeser nilai-nilai luhur di dalam keluarga. Relasi diukur dengan standar uang dan nama besar, pelibatan diukur dengan apakah itu menguntungkan saya atau tidak.

Jika tidak menguntungkan saya, maka saya tidak akan pergi, saya akan terlibat dan cukup terima bersih saja. Bila perlu datangnya tidak bawa apa-apa, pulangnnya saya bawa banyak.

Hal di atas adalah krisis besar yang terjadi dan telah banyak menghancurkan pondasi kekeluargaan manapun khususnya keluarga-keluarga warga etnis Tionghoa.

Warga Tionghoa lekat dengan citra orang pelit atau kikir, galak dan keras (ngeboss), perhitungan dan tidak sabaran (ya tidak semua). Satu lagi, warga etnis Tionghoa dikenal dengan sifat eklusifitasnya. Dalam berteman pilih-pilih, ya minimal seetnis. Jika sifat buruk di atas terbawa masuk ke dalam keluarga, maka dipastikan relasi di dalamnya akan hancur.  


Leluhur pun tidak ingin keturunannya pecah dikarenakan ego, hedon, dan materialisme, karena mereka di alam baka sana sudah merasakan sendiri yang namanya harta tidak dibawa mati.

Bersyukur pada Tuhan yang menghadirkan festival Cheng Beng bagi salah satu etnis ciptaannya. Mereka bisa menikmati kebersamaan dan kekeluargaan, yang jauh mendekat, yang dekat makin rapat.

Dari sisi manusia. Cheng Beng, alat almarhum tuk' eratkan anak cucu.

Salam

almarhum kakek nenek Penulis (wafat 2003 dan 2012)
almarhum kakek nenek Penulis (wafat 2003 dan 2012)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun