Mohon tunggu...
Hendri Muhammad
Hendri Muhammad Mohon Tunggu... Wiraswasta - Welcome Green !! Email: Hendri.jb74@gmail.com

... biarlah hanya antara aku dan kau, dan puisi sekedar anjing peliharaan kita

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tentang Sebuah "Landmark" dan Pencarian Keajaiban Dunia yang Ke-8

27 Oktober 2017   02:59 Diperbarui: 27 Oktober 2017   08:15 1903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang menjadikannya terdengar agak "aneh" adalah sesuatu yang digambarkan dengan begitu indah itu ternyata menyimpan kenyataan bahwa tidak ada satu pun artefak yang ditemukan yang bisa menggambarkan bentuk taman gantung ini dalam wujud fisiknya yang lebih utuh, dan tidak ada juga bukti-bukti yang menunjukkan ada seseorang yang pernah melihatnya secara langsung, kecuali riwayat perjalanan Antipater Sidon, seseorang yang membuat daftar tujuh keajaiban dunia kuno yang dirangkainya dalam sebuah puisi (sekitar tahun 140 SM).

Pada saat ini, para ahli masih terus berdebat tentang dimana persisnya letak taman gantung Babilonia berada, termasuk usaha-usaha mereka untuk merekonstruksi ulang wujud sebuah taman indah yang paling mungkin untuk "digantung" oleh manusia, dulu, di Babilonia, di saat beberapa ahli lainnya justru masih bertanya-tanya apakah taman gantung ini benar-benar "nyata" atau hanya "mitos".

Terlepas dari semua pro dan kontra yang timbul, baik La Sagrada Familia maupun Taman Gantung Babilonia tampil menjadi sebuah penanda (landmark) kota, menjadi sebuah icon yang luar biasa, bahkan banyak orang menyebutnya sebagai sebuah keajaiban. Kedua bangunan tersebut tidak hanya tampil sebagai sebuah landmark, tapi juga jadi mampu menjadi penanda peradaban manusia dimasa ia diciptakan.

Berbicara tentang landmark, hampir semua kota punya landmark-nya sendiri, yang merepresentasikan story-nya sendiri, kisahnya sendiri, dan biasanya diwujudkan dalam bentuk prasasti, monumen, tempat peribadatan, istana, atau sebentuk bangunan terpadu yang menggabungkan beberapa elemen sekaligus.

Ciri-ciri yang menandai sebuah landmark kota salah satunya adalah "kesan" yang melekat dibenak para pendatang, turis, pengelana, atau siapapun yang singgah untuk sementara waktu ke sebuah kota, yang merupakan visualisasi dari apa yang paling menarik perhatiannya secara fisik, sesuatu yang melekat dan merupakan representasi kota itu sendiri, atau apa yang secara otomatis terbayangkan dalam pikiran secara fisik pada saat berbicara tentang kota yang pernah mereka kunjungi.

Walaupun tidak sedikit konstruksi bangunan yang awalnya dibangun untuk menjadi landmark, namun pada akhirnya gagal menjalankan misi sebagaimana tujuan penciptaannya, terlewatkan begitu saja tanpa kesan apapun, tanpa cerita yang menarik untuk dikisahkan, tak ubahnya seperti onggokan bahan material yang bercampur menjadi satu tanpa arah yang jelas, tanpa jiwa, dan tanpa rasa.

Bangunan landmark yang monumental merupakan sebentuk bangunan iconik yang mampu memanjakan mata pengunjung, yang memberi pengalaman yang begitu syahdu saat seseorang berdiri sambil menghirup udaranya yang dipenuhi suasana yang benar-benar berbeda, suasana yang sulit ditemukan di tempat lain, sebuah tempat yang sanggup mencuri sepotong rindu dari hati para pendatang hingga memunculkan keinginan mereka untuk kembali, dan terus kembali.

Puncak pencapaian karya arsitektur manusia adalah jika semua orang telah bersepakat untuk memvonisnya sebagai sebuah "keajaiban". Sayangnya, entah mengapa, keajaiban di dunia ini seolah-olah dibatasi jumlahnya pada angka 7, dan penghuninya tidak banyak berubah walaupun landmark-landmark yang monumental terus hadir silih berganti di banyak kota.

Aku sendiri golongan yang tidak begitu perduli dengan angka "7" itu. Bagiku, bagnunan La Sagrada Familia berada pada jalurnya untuk menjadi keajaiban dunia yang ke-8 yang dibangun pada peradaban modern, bersama dengan konstruksi bangunan lainnya seperti Burj Khalifa di Dubai atau sebut saja Petronas Twin Tower di Malaysia.

Sebuah landmark, sebagaimana yang ditunjukkan oleh kota-kota besar di dunia belakangan ini, bukan hanya tentang perlombaan untuk membangun gedung yang paling jangkung, atau bangunan yang paling canggih, atau tentang siapa yang paling hebat, sama sekali bukan tentang itu.

Landmark adalah manifestasi dari sebuah karya arsitektur yang monumental, tentang proses panjang nan melelahkan yang berisikan penelusuran rinci terhadap sebuah "story" yang ingin diungkapkan dalam detail-detail desain, yang telah melewati proses perenungan mendalam, dan kerapkali melibatkan pergulatan hebat dimana pikiran dan imajinasi dihadirkan bersama-sama pada satu ruang hingga menghasilkan kombinasi yang bisa membuat seseorang menjadi "gila".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun