Mohon tunggu...
Hendri Muhammad
Hendri Muhammad Mohon Tunggu... Wiraswasta - Welcome Green !! Email: Hendri.jb74@gmail.com

... biarlah hanya antara aku dan kau, dan puisi sekedar anjing peliharaan kita

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tentang Sebuah "Landmark" dan Pencarian Keajaiban Dunia yang Ke-8

27 Oktober 2017   02:59 Diperbarui: 27 Oktober 2017   08:15 1903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Detail demi detail seperti tiada satu pun yang terlupakan, begitulah penuturan seorang kawan sekembalinya dari Barcelona, saat dia bercerita dengan penuh semangat tentang betapa berkesannya kunjungan yang ia lakukan ke kompleks bangunan "La Sagrada Familia" yang berada tepat di jantung kota Barcelona.

Begitu banyak tempat yang menarik untuk diceritakan di Barcelona seperti yang tersaji di brosur-brosur atau website perjalanan pariwisata, namun semua itu ia lewatkan, termasuk juga satu tempat yang rasanya lebih mudah bagiku untuk menghayati dan meresapi suasana yang ingin ia ungkapkan, seperti Stadion Camp Nou kandang FC Barcelona, misalnya.

Tidak ada satu kata pun yang terucap tentang kemegahan Camp Nou dari bibirnya walau aku tahu tour guide pasti membawanya ke tempat itu. Semua melulu tentang La Sagrada Familia, sebentuk bangunan bergaya gothic yang mengisi cerita tentang proses pembangunannya yang panjang dan melelahkan, bahkan hingga saat ini, hingga menjadikannya bangunan dengan proses pengerjaan terlama yang tercatat dalam peradaban modern. Rencananya, baru pada tahun 2026 bangunan La Sagrada Familia akan selesai secara keseluruhan.

Sumber foto: www. ancientpages.com
Sumber foto: www. ancientpages.com
Aku belum pernah secara langsung melihat La Sagrada Familia, bahkan sekedar mengunjungi eropa pun belum pernah walau hanya untuk sekali. Tapi, dari cara kawanku bercerita dengan ekspresif sambil berusaha menyisipkan kandungan "emosi" dalam setiap kata-katanya, aku menjadi tahu, atau minimal membayangkan, apa yang sedang ia bicarakan.

Aku lalu memuaskan rasa penasaranku terhadap La Sagrada familia dengan mencari informasi lebih detail dari internet dan imajinasiku kemudian mulai menjelajahi bangunannya, persis seperti yang temanku ceritakan, mulai dari strukturnya yang unik, kemegahan interiornya, dan terutama kisah yang begitu kuat yang ada di balik sebuah adikarya rancangan Antoni Gaudi tersebut.

Bagi Antoni Gaudi, merancang La Sagrada Familia adalah sebentuk idealisme, hingga ia lebih peduli pada proses desain dan elemen konstruksinya, bukan pada prestasi atau aspek pencapaian pribadi (achievement), walaupun dia telah menghabiskan tahun-tahun terakhir hidupnya hanya untuk membangun La Sagrada Familia, dan dia juga tahu bahwa rancangannya ini tidak akan bisa terselesaikan sampai akhir hayat.

"My client is not in a hurry," begitu kata Gaudi.

Baginya, jika semesta raya ini ciptaan Tuhan, dan arsitektur juga berasal dari apa yang ada di alam, maka merancang bangunan dengan didasari karya buatan alam adalah sebuah cara menghormati Tuhan.

Terlepas dari itu semua, apa yang membuat La Sagrada Familia lebih berkesan untukku adalah bagaimana sebuah "story" bisa menjadi mantra magis bagi penduduk kota Barcelona sehingga mampu membangkitkan solidaritas kolektif mereka untuk terus menerus dan saling bahu membahu memberikan donasi dan kontribusi lain sesuai bidang keahlian yang dimiliki untuk mewujudkan desain Gaudi sampai selesai, setahap demi setahap, tidak perduli berapa pun lamanya waktu yang dibutuhkan.

Sejarah hanya mencatat satu momen di mana proses pembangunan la Sagrada Famiglia terhenti yaitu pada saat terjadinya Perang Sipil Spanyol. Setelah peristiwa tersebut proses pembangunan terus berlangsung hingga saat ini.

Tak ubahnya dengan La Sagrada Familia, kekuatan "story" pada karya arsitektur yang fenomenal mengingatkanku pada legenda tentang sekeping surga yang tercecer di Babilonia yang biasa disebut sebagai Taman Gantung (Hanging Garden) Babilonia, dibangun oleh Raja Nebukadnezar sekitar tahun 600 SM dan menjadi salah satu dari 7 keajaiban dunia kuno.

Taman Gantung Babilonia ini begitu legendaris dan sangat termashur hingga ke seluruh penjuru dunia, dan keindahannya terus-menerus diriwayatkan, dikisahkan, dan didongengkan oleh orang-orang, dari mulut ke mulut, secara turun temurun, dari masa ke masa, bahkan hingga ke beberapa generasi.

Apa yang menjadikannya terdengar agak "aneh" adalah sesuatu yang digambarkan dengan begitu indah itu ternyata menyimpan kenyataan bahwa tidak ada satu pun artefak yang ditemukan yang bisa menggambarkan bentuk taman gantung ini dalam wujud fisiknya yang lebih utuh, dan tidak ada juga bukti-bukti yang menunjukkan ada seseorang yang pernah melihatnya secara langsung, kecuali riwayat perjalanan Antipater Sidon, seseorang yang membuat daftar tujuh keajaiban dunia kuno yang dirangkainya dalam sebuah puisi (sekitar tahun 140 SM).

Pada saat ini, para ahli masih terus berdebat tentang dimana persisnya letak taman gantung Babilonia berada, termasuk usaha-usaha mereka untuk merekonstruksi ulang wujud sebuah taman indah yang paling mungkin untuk "digantung" oleh manusia, dulu, di Babilonia, di saat beberapa ahli lainnya justru masih bertanya-tanya apakah taman gantung ini benar-benar "nyata" atau hanya "mitos".

Terlepas dari semua pro dan kontra yang timbul, baik La Sagrada Familia maupun Taman Gantung Babilonia tampil menjadi sebuah penanda (landmark) kota, menjadi sebuah icon yang luar biasa, bahkan banyak orang menyebutnya sebagai sebuah keajaiban. Kedua bangunan tersebut tidak hanya tampil sebagai sebuah landmark, tapi juga jadi mampu menjadi penanda peradaban manusia dimasa ia diciptakan.

Berbicara tentang landmark, hampir semua kota punya landmark-nya sendiri, yang merepresentasikan story-nya sendiri, kisahnya sendiri, dan biasanya diwujudkan dalam bentuk prasasti, monumen, tempat peribadatan, istana, atau sebentuk bangunan terpadu yang menggabungkan beberapa elemen sekaligus.

Ciri-ciri yang menandai sebuah landmark kota salah satunya adalah "kesan" yang melekat dibenak para pendatang, turis, pengelana, atau siapapun yang singgah untuk sementara waktu ke sebuah kota, yang merupakan visualisasi dari apa yang paling menarik perhatiannya secara fisik, sesuatu yang melekat dan merupakan representasi kota itu sendiri, atau apa yang secara otomatis terbayangkan dalam pikiran secara fisik pada saat berbicara tentang kota yang pernah mereka kunjungi.

Walaupun tidak sedikit konstruksi bangunan yang awalnya dibangun untuk menjadi landmark, namun pada akhirnya gagal menjalankan misi sebagaimana tujuan penciptaannya, terlewatkan begitu saja tanpa kesan apapun, tanpa cerita yang menarik untuk dikisahkan, tak ubahnya seperti onggokan bahan material yang bercampur menjadi satu tanpa arah yang jelas, tanpa jiwa, dan tanpa rasa.

Bangunan landmark yang monumental merupakan sebentuk bangunan iconik yang mampu memanjakan mata pengunjung, yang memberi pengalaman yang begitu syahdu saat seseorang berdiri sambil menghirup udaranya yang dipenuhi suasana yang benar-benar berbeda, suasana yang sulit ditemukan di tempat lain, sebuah tempat yang sanggup mencuri sepotong rindu dari hati para pendatang hingga memunculkan keinginan mereka untuk kembali, dan terus kembali.

Puncak pencapaian karya arsitektur manusia adalah jika semua orang telah bersepakat untuk memvonisnya sebagai sebuah "keajaiban". Sayangnya, entah mengapa, keajaiban di dunia ini seolah-olah dibatasi jumlahnya pada angka 7, dan penghuninya tidak banyak berubah walaupun landmark-landmark yang monumental terus hadir silih berganti di banyak kota.

Aku sendiri golongan yang tidak begitu perduli dengan angka "7" itu. Bagiku, bagnunan La Sagrada Familia berada pada jalurnya untuk menjadi keajaiban dunia yang ke-8 yang dibangun pada peradaban modern, bersama dengan konstruksi bangunan lainnya seperti Burj Khalifa di Dubai atau sebut saja Petronas Twin Tower di Malaysia.

Sebuah landmark, sebagaimana yang ditunjukkan oleh kota-kota besar di dunia belakangan ini, bukan hanya tentang perlombaan untuk membangun gedung yang paling jangkung, atau bangunan yang paling canggih, atau tentang siapa yang paling hebat, sama sekali bukan tentang itu.

Landmark adalah manifestasi dari sebuah karya arsitektur yang monumental, tentang proses panjang nan melelahkan yang berisikan penelusuran rinci terhadap sebuah "story" yang ingin diungkapkan dalam detail-detail desain, yang telah melewati proses perenungan mendalam, dan kerapkali melibatkan pergulatan hebat dimana pikiran dan imajinasi dihadirkan bersama-sama pada satu ruang hingga menghasilkan kombinasi yang bisa membuat seseorang menjadi "gila".

Itu semua dilakukan demi satu tujuan, untuk menghasilkan karya arsitektural yang jauh melampaui espektasi semua orang, melampaui batas-batas yang mampu dijangkau oleh orang lain, sesuatu yang berbeda dan fenomenal, sebuah wujud konstruksi bangunan yang akan terpatri secara permanen di pikiran banyak orang hingga sulit untuk dilupakan. Sebuah Masterpiece.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun