Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Cerdik Menanam dan Puas Memanen melalui Urban Farming di Lahan Sempit

22 Maret 2020   17:00 Diperbarui: 25 Maret 2020   10:24 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengetahui karakteristik tanaman sesuai musimnya bisa mendatangkan keuntungan saat memanen|Koleksi pribadi

Musim hujan dan musim kemarau. Plus musim pancaroba alias peralihan di antara dua musim. Itu ciri khas dari negeri tropis seperti Indonesia.

Memang secara teori, kedua musim ini ada perhitungannya. Namun seringkali sekarang ini menjadi anomali. Waktunya musim hujan, tapi tak ada tetesan air yang jatuh ke bumi alias kering. Pun sebaliknya, di musim kemarau tiba, tapi bisa diguyur hujan lebat beberapa waktu.

Bagi petani yang berpengalamanan, tentu tak seberapa soal memprediksi kapan waktu tepat untuk bertanam. Namun bagi yang masih awam di bidang pertanian, ini bisa menjadi persoalan serius. 

Bibit yang ditanam bisa jadi tak maksimal tumbuhnya. Harapan bisa memetik hasil yang bagus juga bisa meleset.

Di kota yang kini sudah jamak dikembangkan pertanian di lahan sempit atau urban farming, tentunya juga perlu pengetahuan lebih untuk bercocok tanam. Apalagi menurut teori, pada pertengahan Maret ini akan terjadi peralihan dari musim hujan ke kemarau. 

Tanda paling sederhana adalah dimulai dari datangnya vernal equinox pada tanggal 21 Maret (artikelnya ada di sini).

Setiap tanaman yang hendak ditanam sebenarnya memiliki masa musim yang ideal. Ada tanaman yang cocok ditanam saat musim hujan seperti yang masih berlangsung kini. 

Ada tanaman yang cocok ditanam di musim kemarau karena membutuhkan banyak sinar matahari. Namun ada juga beberapa tanaman yang cocok ditanam di musim peralihan.

Siklus Musim
Musim penghujan ditandai dengan adanya hembusan angin yang bergerak dari Samudra Pasifik yang kaya akan uap air. Kondisi ini menyebabkan sebagian besar wilayah Indonesia berada dalam kondisi kelembaban tinggi, yang berakibat pada datangnya hujan.

Siklus ini terjadi antara bulan September hingga (pertengahan) Maret. Lokasi ini dimulai dari wilayah bagian barat terlebih dahulu yaitu Sumatera pada akhir bulan September. Kemudian menyusul ke Jawa dan Kalimantan pada bulan November dan terus bergerak ke timur.

Sedangkan datangnya musim kemarau ditandai dengan berhembusnya angin yang berasal dari arah Samudra Hindia (dekat Australia) yang miskin uap air. 

Kondisi seperti ini akan membawa dampak udara kering yang menyelimuti wilayah Indonesia. Inilah yang menyebabkan terjadinya musim kemarau.

Pada saat seperti itu, kelembaban udara menjadi terasa sangat minim. Rerumputan akan mengering. 

Namun yang kontras, pada saat musim kemarau datang, suhu udara akan terasa menjadi sangat dingin di malam hari. Musim kemarau ini terjadi antara (pertengahan) Maret sampai Agustus.

Adapun musim pancaroba (peralihan) sendiri maksudnya adalah masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan. Atau sebaliknya; dari musim hujan ke musim kemarau. Musim pancaroba ini berlangsung cukup singkat masanya.

Peralihan dari musim hujan ke musim kemarau terjadi pada kisaran bulan Maret-Mei. Sedangkan peralihan dari musim kemarau ke musim hujan terjadi di bulan September-November.

Bertanam Apa?

Nah, setelah paham soal waktu alias musim di atas, saatnya sekarang mengenal karakteristik tanaman apa yang cocok di masing-masing musim tersebut.

1. Musim Hujan
Pada musim penghujan, secara jelas ketersediaan air sangatlah melimpah. Daun tanaman bisa menghijau dengan suburnya. Apa penyebabnya? Adanya kandungan nitrogen bebas yang tercampur dalam air hujan itulah yang membuatnya demikian.

Tanaman yang disarankan untuk ditanam pada masa ini adalah berbagai macam tanaman seperti sayuran dan buah-buahan. Namun begitu, tetap selektif dalam memilah dan memilih ketahanan tanaman tersebut dengan gempuran air hujan.

Ya, sebab musuh utama penyakit tanaman di musim penghujan itu hampir semuanya disebabkan oleh cendawan (jamur) dan bakteri patogen. Sedangkan serangan hama serangga seperti kutu daun, justru sangat minim. 

Adanya kelembaban udara yang tinggi disertai kadar nitrogen melimpah, hal ini menyebabkan jamur dan bakteri berkembang biak dengan pesat. Sedangkan telur kutu-kutuan akan gagal menetas pada kondisi lembab.

Contoh tanaman yang cocok ditanam di musim hujan antara lain: sawi, kubis, bayam, kangkung, terong, kacang panjang, mentimun, semangka, melon dan lain-lain. 

Oh ya, sebaiknya perhitungkan juga lamanya waktu panen dari tanaman tersebut. Jangan sampai bulan jatuhnya panen malah tidak tepat waktu. Misalnya. tanaman berbuah paling pas tidak panen pada puncak musim penghujan (Januari-Februari).

Koleksi pribadi
Koleksi pribadi
2. Musim Kemarau
Berkebalikan dengan penjelasan di atas, tanaman untuk musim kemarau sebaiknya dipilih dari tanaman yang bisa diambil buah dan umbi untuk dipanen. 

Mengapa begitu? Sebab jenis tanaman umbi-umbian justru menghasilkan kualitas yang baik apabila dipanen saat musim kemarau.

Contoh tanaman yang cocok ditanam saat musim kemarau ini adalah: jagung, ubi, ketela, tomat, kentang, kacang tanah, kacang hijau, labu, dan lain-lain.

Sekali lagi, karena pada musim kemarau itu hama tanaman lebih intens terjadi serangan jenis serangga seperti kutu daun, yang menularkan virus keriting dan bulai pada tanaman. Maka, pada musim kemarau, perlu rajin melakukan pengairan dan perawatan.

Koleksi pribadi
Koleksi pribadi
3. Musim Pancaroba 
Musim peralihan sebenarnya menjadi pilihan terbaik untuk melakukan budidaya tanaman. Bisa dikatakan, petani profesional justru memilih musim pancaroba untuk melakukan pembenihan. Sebab, pada musim pancaroba ini, hampir setiap jenis tanaman bisa dibudidayakan dengan normal. 

Populasi hama dan penyakit sedang berada pada level sedang, sehingga agak mudah untuk mengatasinya. Demikian pula, masa panen yang datang di musim pancaroba, pun sebenarnya menjadi waktu yang ideal.

Tanaman yang cocok untuk ditanam di musim pancaroba ini antara lain: cabe, tomat, terong, timun, semangka, melon, umbi-umbian, sayur-sayuran dan jenis tanaman serealia.

Koleksi pribadi
Koleksi pribadi
Yuk, Berkebun
Sebagai penutup, ini adalah foto-foto hasil berkebun yang sempat diabadikan. Sharing ini semoga bisa menjadi inspirasi buat pembaca sekalian yang ingin memanfaatkan lahan pekarangan rumah ataupun lahan kosong di lantai atas.

Jangan takut dengan ketersediaan tanah yang cuma muat satu plastik bekas kemasan 1-2 literan. Ukuran itu sudah bisa dimanfaatkan. Atau kalau mau lebih besar sedikit, supaya mendapat hasil yang lebih banyak, bisa menggunakan plastik bekas wadah 5 liter/kilogram.

Koleksi pribadi
Koleksi pribadi
Yup, langkah sederhana ini setidaknya mengurangi sampah plastik yang butuh waktu hingga ratusan tahun terurai. Hasil kebun produksi sendiri, walaupun hasilnya kelak terbatas untuk kebutuhan dapur sendiri, setidaknya bisa mengurangi sedikit pengeluaran belanja. 

Kalau mau dikomersialkan, tentu hasil kebunnya harus cukup banyak. Atau sekadar menjual bibitnya? Bisa juga sih....

Tanaman sendiri, paling tidak jauh lebih bermutu. Sebab kita tahu prosesnya. Ya, minimal, jelas sehat karena organik. 

Dan bagi yang melakukannya, Anda bisa lebih sehat. Sebab aktivitas berkebun juga bisa menjadi salah satu cara refreshing menghilangkan stres dan obat pikun.

Oh ya. bertanam tanaman yang bijinya gampang didapat. Tidak harus membeli bibit dari pabrik. Ambil saja bibit dari bahan masakan sehari-hari. Atau kalau boleh, minta saja ke tetangga yang punya tanaman yang jarang dijumpai, hehe...

Selamat mencoba...

Koleksi pribadi
Koleksi pribadi
 

© Hendra Setiawan
20.03.2020
*) ditulis dalam rangka menyambut vernal equinoks, hari air sedunia dan hari hutan internasional  (21 dan 22 Maret)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun