Mohon tunggu...
Hastira Soekardi
Hastira Soekardi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu pemerhati dunia anak-anak

Pengajar, Penulis, Blogger,Peduli denagn lingkungan hidup, Suka kerajinan tangan daur ulang

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Masih Adakah Cinta (3)

23 September 2017   03:10 Diperbarui: 23 September 2017   04:24 1016
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : http://rislah.com

            "Ayo Karin, makan  , yang banyak. Tante bikin soto nih. Kata mamamu kamu suka sekali soto ya." Aku mengangguk dan mengambil soto di mangkuk besar. Sekali lagi aku melihat tatapan teman-teman mama melihat ke arah pakaianku emang ada yang salah dengan pakaianku????  Aku bergegas kembali ke gazebo . Tempat ini lebih nyaman daripada di dalam. Mungkin itu cara mereka memperlihatkan strata kekayaan mereka dari cara berpakaiannya.. Bersaing untuk memperlihatkan kekayaan mereka. Aduh, apa sih enaknya hidup seperti itu.  Meraka akan selalu panas kalau ada temannya yang melebihi mereka.

            "Mengapa kamu terlihat kesal ?" tanya Tara. Aku menoleh dan menatapnya.

            "Emang kamu gak sebal melihat ibu-ibu itu. Matanya selau memperhatikan penampilan aku dan pastinya yang lain juga. Aku tahu mereka pasti akan memperlihatkan kalau mereka yang paling bagus bajunya dan wah. Emang gak ada kerjaan lain dari pada menghambur-hamburkan uang,"cetusku. Aku marah dan aku lupa yang aku ajak ngomong bukan Galih tapi Tara. Aku tersadar dan diam. Aku meneruskan makanku.

            "Kalau gitu termasuk mamamu dong," tukas Tara sedikit mengejek.

            "Memang iya," sentakku keras.

            "Atau kamu malu karena mamamu tak sekaya yang lain," ejek Tara lagi. Aku mulai kesal

            "Sori saja. Aku sih  gak menganggap kekayaan itu segalanya. Coba lihat, kalau aku ingin dianggap kaya atau kaya beneran, pastilah aku main dengan  grupnyaSasha, tapi aku gak,"tukasku dengan nada sebal. Aku berdiri dan langsung menjauh dari Tara. Bodo amat , Tara marah padaku. Toh aku tak akan pernah lagi berhubungan dengan dia.  Aku mencari mama dan mengajaknya pulang.

            "Mam, aku sakit kepala, pulang ya,"rayuku. Mama mendelik kesal.

            "Aduh, Karin ini baru jam semibilan," tukas mama. Aku pantang menyerah, aku tarik --tarik gaun mama.

            "Nanti dulu sayang, mama masih ada yang mau dibicarakan,"tukasnya.

            "Ya, sudah, mana kunci mobilnya, Karin tunggu di mobil saja," aku menengadahkan tangan meminta kunci mobil pada mama. Mama menatapku aneh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun