Memang ada pula bauran poster-poster dengan pesan nyaris tanpa makna, tak relevan sama sekali dengan tema demonstrasinya, semacam "Rame amat, ga ada yang mau mutualan apa?".
Mutualan berarti saling follow, yang menandakan penulisnya pasti pengguna twitter. Atau "terima kos putri," atau "Jasa Skripsi, hubungi 081783xxx" sebuah tulisan yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan hak atas kebebasan.
Tapi bagaimanapun sukses mencairkan suasana, setelah sebelumnya banyak yang mengkhawatirkan demonstrasi ini akan disusupi perusuh yang menginginkan negeri ini mengalami kekosongan kepemimpinan dengan menurunkan presiden tanpa melalui jalur konstitusional yang sah.
Ya, sayup-sayup disela teriakan mahasiswa yang sudah jengah atas pengekangan, terselip pula barisan heartbreak, patah hati akibat jagoan mereka di Pemilu 2019 lalu luluh lantak.
Setelah sebelumnya berkoar-koar dengan tagar #2019GantiPresiden sambil membiarkan kaum yang hobi mengobarkan bendera hitam berisikan kalimat tauhid ikut menunggangi, sekarang mereka ingin kembali menggoyang agar pelantikan periode kedua Joko Widodo tidak terlaksana.Â
Di luar itu, masih ada lagi barisan Social Justice Warrior, atau kalau sesama teman saya suka menertawakan sebagai kiri cebok, julukan untuk orang-orang yang hanya meneriakkan kebebasan tanpa mau tahu akibatnya kalau kebablasan.
Mereka sibuk berteriak-teriak bahwa demonstrasi ini telah dilawan dengan represi, bahwa Jokowi anti kritik, dan mengancam pula dengan potensi kerusuhan yang terekskalasi menjadi semacam kerusuhan 1998.
Untuk satu ini, saya coba menenangkan kepada teman-teman, "Jangan khawatir, untuk orang-orang kiri cebok ini, jauh lebih mengerikan kalau Jokowi harus turun, dan sebagai konsekuensinya secara konstitusi, wakilnya yang menggantikan," Sambil tertawa-tawa.
Ya, kalau tidak bulan ini, maka bulan depan wakil presidennya sudah ganti jadi Kyai Maruf Amin. Saya sendiri tidak bermasalah dengan sosok ini.
Tapi bagi para barisan kiri, bahkan yang ekstrim kiri, naiknya KMA yang sebelumnya menjadi Ketua MUI, jadi orang nomor satu di negeri ini, tentu akan membuat mereka histeris dan tak ingin lagi hidup di dunia ini.Â