Mohon tunggu...
Hans Hayon
Hans Hayon Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Membangun Ketahanan Keluarga, Merawat Kedaulatan Negara

3 Agustus 2017   15:59 Diperbarui: 3 Agustus 2017   16:20 778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Manusia telah memasuki sebuah dunia baru yang sering disebut sebagai zaman multitasking. Di mana-mana, TV, komputer, dan internet telah mendorong orang mulai mempertimbangkan alternatif-alternatif realitas lain di luar realitas kehidupan sehari-hari. Bahkan pada tahun 1988, John Walker misalnya, telah mengusulkan proyek pintu masuk ke dalam cyberspace dengan motto, "Reality is not enough anymore". Pada masa itu, seorang individu berpeluang melakukan lebih dari satu aktivitas pada waktu yang sama. 

Seorang remaja di Kabupaten Flores Timur, Pulau Flores, NTT, bisa menonton "Fifty Shades of Grey" sambil meneguk bir dan sesekali membalas chat kawan menggunakan aplikasi Whatsapp. Meskipun menawarkan pelbagai kemungkinan positif, teknologi digital tidak luput dari efek negatif yang timbul sesudahnya. Alih-alih menjadi sarana penyebar informasi, media massa online malah terjebak dalam bisnis kapitalistis dengan korporasi. Demikian juga media sosial seperti facebook, twitter, blog, dan telepon pintar yang pada awalnya bertujuan membangun jejaring sosial namun menimbulkan bias dengan tingkat kerumitan yang tidak biasa. Demi menyelamatkan generasi muda dari kebingungan dan disorientasi sosial karena gagal memanfaatkan media sosial, perlu ada pendidikan yang memadai tentang efek positif dan negatif dari jenis teknologi digital tersebut.

Manfaat Media Sosial

Sekurang-kurangnya, terdapat tujuh manfaat dari teknologi digital khususnya media sosial antara lain: Pertama, sumber informasi. Sebagaimana media massa konvensional, media sosial menyediakan pelbagai informasi yang dapat diakses oleh siapa saja sesuai dengan kebutuhannya. Namun karena begitu banyak informasi yang terkandung di dalamnya, butuh kecerdasan dan ketelitian untuk memilah antara informasi yang rasional dan dibutuhkan, dan mana informasi yang tidak masuk akal dan sifatnya banal atau dangkal. Kedua, membangun kreativitas. Media sosial, dengan bantuan internet, menyediakan kemungkinan bagi semua orang untuk mengasah dan menunjukkan kreativitas. Youtube misalnya, merupakan salah satu sarana yang akhir-akhir ini sering dimanfaatkan untuk tujuan meningkatkan kreativitas seperti menyiarkan hasil rekaman lagu atau tips mengenai kesehatan, dan lain sebagainya. 

Ketiga, sarana pembelajaran jarak jauh. Dengan adanya media sosial, proses belajar bisa terjadi di mana dan kapan saja. Untuk bisa memahami grammar bahasa Inggris misalnya, orang dapat mengikuti kelas kursus secara online. Selain itu, akhir-akhir ini, atas pertimbangan jarak dan waktu tempuh, kuliah jarak jauh telah marak dilaksanakan. Keempat, media membangun jejaring sosial. Relasi sosial yang dibangun di dunia nyata dirasa kurang lengkap jika tanpa adanya jejaring sosial di dunia maya. Hal ini penting mengingat tidak semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk bepergian ke berbagai tempat sesuka hatinya. Kelima, mendorong pertumbuhan usaha. Media sosial dengan jejaring yang ada sangat tepat dijadikan sarana untuk memperkenalkan bentuk usaha tertentu kepada orang lain. Keenam, memperbaiki pelayanan publik. Warga negara tertentu bisa secara online menyampaikan gagasan dan argumentasinya kepada pemerintah semisal presiden mengenai persoalan yang dihadapi masyarakat di daerahnya. Ketujuh, sebagai bagian dari proses demokratisasi. Media sosial menawarkan kemungkinan yang bagus untuk menjadi warga negara dengan cara terlibat aktif dalam memantau dan menilai kinerja pemerintah.

Ketahanan Keluarga sebagai Ciri Negara Berdaulat

Meskipun memiliki beberapa dampak positif, media sosial juga membawa pengaruh buruk jika tidak digunakan secara arif. Mengingat keluarga merupakan institusi terkecil dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, tindakan pertama yang harus dibuat adalah bagaimana memosisikan keluarga dalam percaturan penggunaan media sosial tersebut. Maksudnya, kemajuan dan kehancuran sebuah bangsa sebenarnya tergantung dari bagaimana kondisi keluarga-keluarga yang ada di dalam masyarakat itu. Jadi, jika keluarga salah menggunakan media sosial, akan membawa pengaruh yang signifikan bagi kelangsungan hidup sebuah negara.

Dalam kaitannya dengan hal di atas, terdapat beberapa hal yang mesti diperhatikan oleh orangtua sebagai penggerak sebuah keluarga dalam menggunakan media sosial yakni: Pertama, mengetahui secara pasti tujuan penggunaan media sosial. Hal ini penting agar tujuannya tidak bias dan menimbulkan risiko-risiko yang tidak diinginkan. Bagaimana masa depan anak-anak jika para orangtua sendiri tidak arif dalam menggunakan media sosial? 

Fenomena seperti perselingkuhan yang disebabkan oleh interaction without togetherness (texting, facebook, phone calls) dan togetherness without interaction (watching TV or movies), pisah ranjang, serta perceraian, merupakan salah satu dari sekian banyak kemungkinan terburuk. Kedua, menjaga keseimbangan komunikasi antara suami dan istri. Dengan adanya komunikasi face to face penuh intimitas antara suami dan istri, terbuka peluang yang bagus demi langgengnya kehidupan keluarga. Ketiga, mencari pelbagai informasi tentang bagaimana menjaga ketahanan keluarga baik itu dengan membaca, menghadiri pertemuan, maupun berdiskusi dengan keluarga-keluarga lain.

Anak sebagai Masa Depan Bangsa

Masa depan sebuah bangsa terletak dalam diri anak. Oleh karena itu, orangtua mesti cerdas dalam memilih sarana pembelajaran berdasarkan pertumbuhan usia mereka. Jangan sampai anak-anak bertumbuh dengan proses yang timpang. Dalam kaitannya dengan penggunaan media sosial, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan oleh orangtua dewasa ini.

Pertama, menjaga kesehatan mata. Penggunaan media sosial yang berlebihan akan mengganggu kesehatan mata anak karena radiasi layar monitor. Kedua, pola tidur yang tidak teratur. Anak cenderung sulit tidur sesudah menggunakan media sosial, baik karena gangguan radiasi maupun karena isi media yang diakses. Ketiga, kesulitan membangun konsentrasi. Hal ini merupakan persoalan serius dewasa ini. Karena terlalu banyaknya informasi yang terserap dalam ingatan dan kegairahan dalam memberikan aksi, anak menjadi sulit berkonsentrasi pada satu hal. Keempat, menurunnya prestasi belajar. Meskipun tidak mudah dibuktikan, namun pada umumnya, penggunaan media sosial secara berlebihan berpengaruh pada prestasi belajar anak. 

Berselancar di dunia maya cenderung dinilai jauh lebih memikat ketimbang duduk dan membaca buku. Kelima, terganggunya perkembangan fisik. Karena ketagihan pada konten tertentu, anak akhirnya lupa makan, minum, dan buang air, yang berdampak pada terganggunya sistem pencernaan. Keenam, menghambat proses sosialisasi. Penggunaan media sosial yang serampangan dapat membuat anak menjadi pribadi yang cenderung egois, sulit bergaul dengan orang lain di dunia nyata, bahkan hilangnya berbagai nuansa perasaan. Ketujuh, menunda perkembangan bahasa anak. Perkembangan bahasa dimulai dari adanya sosialisasi anak dengan anggota keluarga dan masyarakat. Perkembangan itu terhambat jika sosialisasi tersebut diambil alih oleh pergaulan di media sosial. Kedelapan, miskin imajinasi. Perkembangan generasi masa kini ditandai oleh adanya kemunduran dalam hal imajinasi. Percepatan informasi yang datang silih berganti tanpa jeda membuat anak tidak sempat membuat pengendapan dan refleksi. Selain itu, kecenderungan untuk memilih lebih menonton film daripada membaca karya fiksi membuat daya imajinasi anak semakin miskin dan menyedihkan.

Solusi

Terdapat beberapa solusi yang saya tawarkan untuk mengatasi persoalan di atas, antara lain: Pertama, orangtua perlu menambah wawasan mengenai bentuk-bentuk media sosial. Dengan mengenal apa itu facebook, blog, twitter, dan bentuk lain dari media sosial, orang tua bisa menentukan batasan tertentu mengenai kapan dan bagaimana fitur-fitur tersebut digunakan secara efektif dan efisien. Kedua, mengatur dan mendampingi anak dalam penggunaan perangkat digital dan media sosial secara jelas. Ketiga, mengimbangi antara penggunaan media sosial dan interaksi sosial di dunia nyata. 

Dalam rangka mengasah kepekaan emosional, ketajaman analisis, dan keluwesan dalam bersosialisasi, orangtua perlu mengajak anak untuk berinteraksi di dunia nyata. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara mengajak anak ke toko buku, pertunjukan seni, berkenalan dengan permainan tradisional, dan menghidupkan budaya story telling. Keempat, memilih program dan tayangan yang positif. Isi tayangan sangat berpengaruh pada daya ingat anak. Hindari konten yang menampilkan kekerasan fisik dan verbal, serta tayangan yang menimbulkan rasa takut akan fantasi seperti film horor. Kelima, orangtua mesti selalu menelusuri aktivitas anak di dunia maya. Keenam, membuat daftar penggunaan media sosial berdasarkan kategori usia. Dengan adanya penetapan seperti itu, anak diarahkan hanya pada jenis dan komposisi media berdasarkan usianya.

Peran Pihak Lain

Institusi pemerintah, anggota masyarakat, lembaga keagamaan, dan adat istiadat juga berperan penting dalam mengupayakan penggunaan media sosial yang tepat bagi terbentuknya ketahanan keluarga. Sebuah langkah bagus ketika pemerintah telah menetapkan batasan usia bahkan memblokir konten media sosial yang dianggap melanggar norma sosial. Meskipun demikian, hal itu sama sekali belum meminimalisir kemungkinan negatif lain yang masih bertebaran di dunia maya. Oleh karena itu, peran lembaga keagamaan dan adat istiadat sangat dibutuhkan terutama dalam memberi seruan profetis. 

Di samping itu juga, lembaga adat istiadat hendaknya bersinergi dengan pelbagai pihak untuk mengadakan pendampingan secara rutin dalam mempromosikan kearifan lokal, yang dibayangkan bisa menjaga ketahanan diri generasi muda dari penggunaan yang salah atas media sosial. Untuk mewujudkan ideal seperti ini, pelbagai pihak di atas juga bisa memanfaatkan media sosial sebagai sarana pewartaan tentang pentingnya nilai-nilai luhur seperti kemanusiaan, cinta kasih, dan kepedulian sosial. Mengingat sasarannya adalah generasi muda maka hendaknya diupayakan agar konten yang ditampilkan tersebut dikemas dalam metode yang menarik dan tidak menjenuhkan.

Tulisan ini telah dibagikan di https://twitter.com/HayonW/status/893033816272416768

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun