Mohon tunggu...
Hanif Novrandhita
Hanif Novrandhita Mohon Tunggu... -

Nubie yang ingin menjadi lebih baik melalui tulisan-tulisan nubie, SEORANG S.STATS BERMIMPI UNTUK MENJADI LEBIH BAIK,

Selanjutnya

Tutup

Money

Kabupaten Sleman dan Keindahan Hijaunya

30 Juni 2015   01:35 Diperbarui: 16 Juli 2017   18:53 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salak pondok salah satu produk unggulan sleman , sumber tribunews

Sleman, ya kabupaten yang terletak di utara kota jogja merupakan kabupaten dengan pertumbuhan paling cepat, dilihat dari jumlah penduduknya, pendidikannya, perekonomiannya dan wisata-wisata “modern” nya. Namun juga sumber-sumber pangan dan air bersih yang jadi korbannya.

Pertama tak usah saya melihat kabupaten sleman secara utuh, lihat saja pada satu kecamatan yang bisa saya katakan memenuhi syarat untuk dijadikan kota. Kecamatan itu bernama kecamatan depok, pada sektor pertumbuhan penduduk kecamatan ini menjadi nomor satu pertumbuhannya di kabupaten sleman, pada sektor pendidikan kecamatan ini merupakan kecamatan “pendidikan”nya DIY, bagaimana tidak, kampus-kampus unggulan nasional dan DIY banyak berada disini. Saya urutkan kampus besar berdasar jumlah mahasiswanya, UGM, UNY, UII, UMY , UIN. Pada kampus 5 besar 4 diantaranya terletak di kecamtan depok, meskipun UII hanya fakultas ekonomi yang terletak di kecamatan depok. Jangan lupakan juga UPN, UAJY, USD, STIE YKPN dan kampus2 lainnya juga berdiri di kecamatan depok, kabupaten sleman.

Pada sektor perekonomian. Mall2 megah berdiri di kecamatan ini, jalan solo sudah terdapat 3 mall, belum lagi ring road utara yang katanya mall terbesar se DIY JATENG. Ditambah berdirinya dan hotel apartemen di daerah padat mahasiswa daerah seturan. Bandara Adi sucipto pintu masuknya juga melalui kecamatan depok, meskipun sebagian wilayahnya juga masuk kecamatan berbah, sleman. Udah cukup, belum. STadion  terbesar di DIY juga ada di kecamatan ini. Belum lagi café-café dengan nama mentereng produk local maupun internasional bersaing.

Itu baru satu kecamatan. Bicara sleman utuh di luar kecamatan depok, juga terdapat beberapa mall dan tempat diskotik. Apartemen tertinggi di DIY juga ada di kabupaten sleman. Membanggakan bukan apa yang berada di kabupten sleman, sebagai kota “modernnya” jogja, karena jika ke kota jogja secara administrasi lebih kental pada suasana jawa dan suasana budayanya, meskipun juga bnyak hotel dan apartemen.

Bagi sebagian orang kabupaten sleman tempat yang menyenangkan, banyak café, mall dan hotel sebagai arus tak terbendung ke modernitasannya.  Tapi apakah ini ciri kabupaten sleman? Kabupaten sleman merupakan wilayah yang terkenal akan lumbung padi DIY, dan salak pondoknya, mungkin salak pondok tidak begitu saya bahas karena masih cukup aman dari arus pembangunan beton yang mulai ngawur.

Bagaiaman dengan daerah hijau di daerah banyak apartemen dan mallnya, masalah kebersihan? Sawah2 utamanya di kecamatan depok, godean, mlati, berbah yang lebih deket dengan kota jogja akan habis, belum juga pada kecamatan ngaglik, prambanan, sleman dll sebagai pembngunan perumahan juga akan habis. Tidak ada yang salah dengan pembangunan dan gedung menjulang tinngi, TAPI bagaiaman jika lahan pangan semakin hari semakin berkurang.

Dalam undang2 pun dijelaskan setiap rumah tangga harus memenuhi kebutuahn pangan, mungkin saat ini cukup, tapi bagaimana kedepannya? Apakah pemerintah kabupaten sleman selaku pemegang otoritas tertinggi kabupetn sleman memikirkan hal ini, ataukah hanya memikirkan perokonian sleman secara PDRB tinggi? Iya tak bisa dipungkiri sleman kabupaten yang paling tinggi PDRBnya melebihi kota jogja.

Tapi lupakah dengan kondisi pangannya? Kebutuhan utama sebuah daerah bukan pada gedung-gedung menjulang tinggi, bukan pada banyaknya uang yang beredar, bukan pada banyaknya penduduk, tapi pada kebutuhan pangan yang tercekupi. Kenapa saya menekankan pangan, karena pangan kebutuhan primer, beda dengan hotel dan restauran yang merupakan kebutuhan sekunder dan tersier,

Tentu saja semua saling mempengaruhi, pembangunan yang baik dan yang tepat membuat semua kebutuhan terpenuhi, kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Tidak ada masalah dengan pembangunan hotel mall , apartemen café toh itu juga menunjang kebutuhan primer, tapi tetep jangan ngawur pembangunannya. Kenapa ngawur? Buktinya ada masyarakat yang menolak  apartemen karena kurangnya pendekatan persuasive.

Pada akhirnya semua lebih mementingkan masalah pangan, dari pada harga bbm, harga apartemen , harga sewa hotel. Karena kenapa ? manusia bisa hidup tanpa motor, hotel maupun apartemen apalagi mall dan cafe2, tapi manusia tak bisa hidup tanpa kebutuhan pangan dan air bersih.

Bicara air bersih, banyaknya beton yang ditancapkan pada wilayah kabupetn yang subur ini menyebabkan air bersih semakin hari semakin berkurang. Jangan sampai seperti Jakarta, kebutuhan air bersih hanya bisa dinikmatin kalangan yang ber uang. Tentu saja belum lagi masalah udara, udara bersih menyebabkan manusia yang berada di sekitarnya juga sehat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun