Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Minions, Film Creed II, dan Final All England yang Paling Ditunggu

15 Maret 2020   07:47 Diperbarui: 15 Maret 2020   10:55 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ganda putra Indonesia, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya akan tampil di final All England menghadapi ganda Jepang yang mengalahkan mereka beruntun di 2019/Foto: badmintonindonesia.org

Cerita kemudian, setelah berdamai dengan Rocky, Adonis akan kembali naik ring melawan Viktor. Re-match. Dia lalu berlatih keras di bawah arahan Rocky yang tahu cara mengalahkan Viktor seperti dulu dia meng-KO ayahnya. Tak hanya berlatih fisik, mental Adonis Creed juga ditempa dengan berlatih di padang pasir panas dan berjauhan dengan istri dan anaknya.

Kombinasi latihan keras, pelatih yang tahu caranya menang, serta motivasi yang benar dan tanpa rasa takut, membuat Adonis kali ini menang. Meski. di awal laga, dia juga babak belur. Tapi, ketahanan fisik dan ketangguhan mental, membuatnya jadi orang yang terakhir berdiri di ring.

Menanti Strategi Herry IP untuk Minions
Selaras dengan film Creed II, saya mengandaikan Marcus dan Kevin telah melakoni serangkaian latihan khusus. Herry IP, sosok dibalik lahirnya ganda putra Indonesia penakluk dunia, sudah menyiapkan strategi mengalahkan Endo/Watanabe.

Dalam wawancara dengan badmintonindonesia.org beberapa waktu lalu yang dikutip beberapa media, pelatih berjuluk coach Naga Api ini menyebut, terpenting, pertahanan Marcus ditingkatkan dan penempatan bola Kevin harus lebih susah.

Menurut coach Herry, berdasarkan evaluasi, ganda Jepang lebih banyak mengincar Marcus karena defense nya dianggap lebih lemah dari Kevin. Sementara Kevin ketika menyerang sulit matinya karena ganda Jepag itu punya pertahanan kokoh.

"Selama main, Gideon lebih banyak diincar lawan. Tapi, saya memberi tahu Kevin, dia juga harus menempatkan bola agak sulit agar lawan susah kalau mengincar Gideon. Angkatan dan pengembalian bolanya Kevin harus akurat," ujar Herry IP dikutip dari jawapos.com.

Sementara Kevin mengaku ingin membayar kegagalan tahun lalu. Di All England tahun 2019 lalu, Minions langsung terhenti di putaran 1. Mereka gagal meraih hat-trick gelar setelah juara di tahun 2017 dan 2018.

"Pastinya kami ingin membayar kesalahan tahun kemarin. Kami sudah ke final, jadi mau melakukan yang terbaik aja," tutur Kevin seperti dikutip dari badmintonindonesia.org.

Tapi hati-hati, Endo dan Watanabe akan memiliki motivasi ekstra untuk juara. Sebab, mereka kini di ambang rekor jadi ganda putra Jepang pertama yang bisa juara All England. Ya, sejak digelar pada 1899 dan jadi turnamen bulu tangkis tertua di dunia, belum pernah ada ganda putra Jepang yang bisa juara.

Ah ya, selain Marcus/Kevin, pasangan ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan dan Melati Daeva Oktavianti, juga akan tampil di final.

Di semifinal Jumat (14/3) tengah malam waktu Indonesia, Praveen/Melati mengalahkan ganda tuan rumah, Marcus Ellis/Lauren Smith lewat rubber game 21-15, 21-23, 21-11 selama 1 jam 8 menit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun